21

5.4K 496 4
                                    

Jennie terengah engah ketika melepaskan ciumannya dengan Lisa. Dinding lift masih terasa terus bergerak. Wanita itu bersandar, menatap Lisa yang mengungkungnya dengan tubuh tingginya.

"Kau harus berbicara dengan mereka, Sayang." Lisa tidak ingin tergoda.

Ciuman mereka barusan untuk pertama kalinya dilakukan oleh Jennie dengan sepenuh hati. Ia melingkarkan tangannya dileher Lisa, dan mengelus tengkuk wanita itu.

"Dan melewatkan kesempatan ini, Lisa-ya?" Jennie mendekatkan bibirnya. Wanita itu mengecup dada Lisa yang masih terbalut kemeja putihnya.

"Love," Desis Lisa dalam.

Jennie sengaja menggoda Lisa. Ia tidak ingin berbicara dengan keluarganya malam ini atau hari esok. Mereka baru saja hendak kembali dari pesta. Dan Yoorae juga yang lain ternyata telah menunggu diarea parkiran.

Jennie tidak bisa menghindar, karna Lisa terus menerusnya menekan agar menemui mereka. Karna itu, ketika lift tiba di parkiran. Jennie segera mencium Lisa dan menutup pintu lift menekan dengan sembarang nomor lantai yang akan dituju.

Itu ia gunakan agar Lisa tergoda dan mereka melakukan kegiatan panas bersama yang dapat membuat semua rencana Lisa agar Jennie bertemu mereka menjadi gagal. Setidaknya untuk malam ini.

"Aku tidak ingin melewatkan kesempatan yang kau berikan, tapi aku juga tidak mungkin membuat rencana ku sendiri gagal sayang." Tekan Lisa sebelum menjauhkan tubuhnya dari tubuh Jennie.

Jennie mengusak rambutnya frustasi ketika Lisa dengan cepat menekan kembali lift agar membawa mereka ke area parkir.

Melempar clutch nya kearah Lisa, Jennie mendengus samar.

"Kalau begitu pergilah sendiri menemui mereka! Dan aku akan menghabiskan malamku bersama Taehyung,"

Lisa menoleh cepat. Rahang wanita itu mengeras dan tatapannya menusuk kearah Jennie.

"Lakukan dan aku bersumpah akan membunuhnya bahkan sebelum dia sempat menyentuhmu sedikit pun," Wanita itu menyambar bibir Jennie dengan cepat. Ia menekan tubuh wanitanya lebih keras kearah lift.

Selain gairah, rasa cemburu dan amarah menguasainya berkat ucapan Jennie. Jennie bergetar, ia menahan ciuman kasar Lisa.

Wanita itu sedikit tersentak ketika Lisa menekan lehernya dengan tangan besarnya. Manik biru Jennie terbelalak.

"L-lisa," Lirihnya membuat Lisa menyeringai.

"Kau ingin kita menghabiskan malam bersama bukan?" Desisan wanita itu terasa begitu menyeramkan "Akan ku wujudkan, sepanjang malam kau tidak akan berhenti meneriakkan namaku. Dan aku tidak akan berhenti meski kau memintanya sayang,"

Jennie meremas tangannya. Lisa meregangkan tekanannya pada leher wanita itu "Bersiaplah, hm."

Begitu lift terbuka dilantai yang ditekan Jennie, Lisa menarik istrinya dengan kasar. Ia mengeluarkan sebuah kartu yang terlihat berbeda dari kartu biasanya, tanpa diduga kartu itu dapat membuka pintu kamar hotel.

"Tunggu! Berhenti, aku---"

"Nope! Tidak ada lagi kesempatan untuk melarikan diri. Ini yang kau inginkan, ingat."

Lisa menyentak Jennie kearah ranjang besar. Wanita itu membanting pintu dan menyeringai, membuka jas lalu kancing kemejanya satu satu persatu.

Jennie beringsut menjauhinya ketika ia mendekat kearah ranjang.

"Sial kenapa malah aku yang terjebak dengan ucapanku sendiri?!" Dengus gadis itu menyesali tindakan dan ucapannya beberapa saat lalu.

***

Destiny Good or Bad?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang