Seminggu Ruby mengurung diri didalam kamar. Gadis itu enggan berbicara dengan siapapun, ia ketakutan. Kejadian didalam mobil Lisa mengguncangnya.
Tok Tok Tok!
"Ruby, honey." Suara Kim Yoo-rae terdengar dari balik pintu.
Ruby tidak menjawab. Gadis itu malah semakin menenggelamkan tubuhnya dibalik selimut, hingga kemudian ia mendengar pintu kamar terbuka.
Mungkin Yoorae membukanya dengan kartu akses cadangan. Ruby mendengar langkah kaki mendekat, ia juga merasakan sisi ranjang putihnya melesak.
"Hey, love."
Ruby tersentak. Ia mengeratkan cekalan pada selimutnya. Gadis itu merasakan elusan ringan dikepalanya yang masih tertutup selimut.
"M-mom?" Seru Ruby gemetar.
"Sweetheart," Ruby segera membuka selimut. Gadis itu cepat cepat memeluk Yoorae dan menghela nafas panjang.
"Tenanglah, Ruby. Lisa hanya ingin berbicara padamu, hm."
Yoorae sudah tau tentang segala kelakuan Lisa terhadap putrinya. Sebagai seorang ibu, tentu ia tidak terima putrinya diperlakukan seperti itu dan mengalami sedikit trauma juga ketakutan.
"Aku tidak ingin berbicara dengannya!" Desis Ruby penuh kebencian.
Lisa sudah melecehkannya. Wanita itu juga membuatnya takut dengan suara dan cengkraman tangan yang keras dan kasar.
"Love, aku meminta maaf. Maaf jika hari itu aku menakutimu," Ujar Lisa dengan tulus.
Dia terlihat begitu menyesal. Ruby menggelengkan kepalanya, tetap enggan menatap lama Lisa. Yoorae menghela nafas panjang, ia tidak ingin Ruby terus berlarut dalam ketakutan.
"Berbicaralah dengan Lisa ditaman ya?" Sebelum putrinya itu menolak, Yoorae cepat cepat mengatakan bahwa ia dan Daewook akan mengawasi mereka dari ruang keluarga.
***
Lisa memperhatikan gadis itu. Kali ini Ruby masih mengenakan piyama berlengan pendek berwarna ungu muda. Lisa menatapnya dalam, kulit putih Ruby nampak pucat mengenakan piyama tersebut.
'Jika berwarna navy atau merah, kulitnya akan berkilau dan menggoda. Sial!' Lisa mengumpat dalam hati.
Ia harus menghentikan pemikiran liarnya terhadap gadis itu atau Ruby akan semakin takut padanya. Berdeham sekali, Lisa menatap Ruby dengan lembut.
"Kau sudah sarapan, Ruby?"
Ruby tersentak. Ia bergerak tidak nyaman diayunan yang didudukinya. Ruby sempat menoleh kearah Yoorae, yang memperhatikan mereka dari ruang keluarga berjendela besar.
"Sudah," Ujarnya kemudian.
Lisa tersenyum. Baguslah gadis itu mau menjawabnya, melihat tingkah Ruby Lisa menggeram gemas.
"Bagus, kau ingin aku mengayunkan ayunan itu?"
Ruby cepat cepat menggelengkan kepalanya "Tidak! Aku ingin kembali, kita sudah cukup bicara."
Ruby berdiri. Ia melangkah kearah mansion kembali.
"Tunggu Ruby, kita harus membicarakan hal lain. Aku perlu---"
"Tolong berhenti, Eldest Young master Brüschweiler!" Seru Ruby sedikit keras.
Gadis itu menatap tajam "Berhenti mengganggu dan mengawasiku! Kau tampak seperti seorang stalker menakutkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny Good or Bad?
Fanfic[Beberapa part harus di privat, follow baru bisa membuka dan membacanya!] ⚠️Warning 17+, Be wise in reading stories!⚠️ Jennie terkejut ketika mendapati dirinya terbaring bersama dengan seorang wanita. Wanita yang dihindarinya selama 4 tahun belakang...