15

5.3K 475 4
                                    

Incheon, Mansion Brüschweiler.

Wanita itu baru saja tiba setelah mengudara selama hampir 5 jam. Seulgi ikut bersamanya. Sedangkan Jisoo ia perintahkan untuk menghandle segala urusan dikantor.

"Welcome, Eldest Young Master" Seorang kepala pelayan mansion menyambutnya hangat. Dia Park Hyun-jung wanita paruh baya yang sudah lama bekerja untuk ibunya.

Dulu Bibi Hyun juga sempat mengasuh Lisa. Karna itu Lisa tampak terlihat dekat dengannya. Lisa memeluk tubuh bugar Bibi Hyun sekilas.

"How are you, Bibi Hyun?" Tanya Lisa.

Bibi Hyun tersenyum sekilas "Great Eldest Young Master. Apalagi melihat anda yang kembali setelah cukup lama pergi dari mansion ini,"

Lisa menyeringai menggoda "Banyak orang merindukanku disini ya,"

Bibi Hyun mengangguk beberapa kali "Mrs Brüschweiler bahkan seringkali marah marah karna anda kerap kali mengabaikan panggilannya."

Lisa merangkul Bibi Hyun dan keduanya berjalan memasuki area dalam "Mom memang pemarah, kau tau betul bukan sikapnya yang satu itu." candanya berhasil membuat tawa Bibi Hyun terdengar.

"Akhirnya Eldest Young Master ini ingat gubuk kecilnya, hm?" sindir Jiwoon yang terlihat tengah menuruni tangga.

Wanita paruh baya itu terlihat mengenakan gaun rumahan elegan berwarna abu muda. Tatapannya menyorot tajam kearah Lisa.

Lisa melepas rangkulannya pada pundak Bibi Hyun, ia berjalan kearah Jiwoon dan mengecup pipinya sekali.

"Hello, mom." Lisa memperhatikan tampilan ibunya. Dahinya mengernyit samar "Kenapa mom berpakaian begitu rapih, apa dad mengajakmu menghadiri suatu pesta?"

Jiwoon mendelik kearahnya "Mom memang selalu seperti ini! David, lihat putrimu bahkan sekarang sudah hampir melupakan penampilan ibunya sendiri."

"Oh mom, jangan berlebihan!" Lisa melenggang menuju sofa abu.

Jiwoon mengikutinya sembari menggerutu pelan. Dari arah tangga, menyusul David yang mengenakan kaus berkerah berwarna hitam juga sebuah topi yang biasa digunakan untuk bermain golf.

"Wah sepertinya kita kedatangan tamu spesial, istriku." sindir David yang lagi lagi dibalas putaran bola mata malas Lisa.

Jiwoon meminta agar Bibi Hyun menyiapkan camilan juga minum. Sementara ia duduk bersisian dengan David. Pria paruh baya itu tampak membuka topinya, dan menyimpan dimeja.

"Nah, kenapa kalian menatapku sepertiku itu?" Tanya Lisa kemudian.

Jiwoon melempar sebuah bantal kecil kearahnya "Kau tidak merasa bersalah sama sekali pada mommy mu ini, nak?"

"Memang aku melakukan kesalahan apa?" ujar Lisa membuat David berdecak kasar.

"Son, karna kau kerap mengabaikan panggilan dari mommymu, dad yang harus menanggung amarahnya."

Tawa Lisa terdengar "Itu resiko daddy karna menikahi wanita pemarah seperti mommy,"

"Apa katamu?!" Jiwoon dengan kesal melemparkan remote control tv kearahnya. Beruntung, Lisa menghindar dengan cepat. Wanita itu tampak tertawa puas melihat raut kesal ibunya.

"Okay okay cukup, maaf. Maafkan aku mom," Lisa menyerah kemudian, ketika ibunya terus menerus melemparinya dengan bantal.

Jiwoon menghela nafas cepat. Wanita paruh baya itu meneguk teh yang baru saja dibawakan seorang pelayan yang diikuti Bibi Hyun.

Lisa juga David sama sama mengambil gelas mereka. Kemudian menyesapnya perlahan. Jiwoon menyimpan gelasnya, beralih mengambil sebuah biskuit dan memakannya.

Destiny Good or Bad?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang