Kemeja putih, yang sengaja diikat dibagian perut menampilkan perut ratanya menjadi pilihan Jennie kali ini. Sebagai bawahannya ia padankan dengan rok denim setengah paha, sedangkan kaki jenjang itu dibalut heels berwarna putih.
Dihadapannya kini, dua gelas berisikan coklat panas juga beberapa slice kue tersaji. Irene nampak mendampingi. Manager Jennie itu duduk disampingnya, dengan sesekali melihat ipad.
"Ck! Berapa lama kita harus menunggu, Irene?!"
Irene menghela nafas panjang. 30 menit sudah mereka duduk di sebuah toko kue terkenal itu. Ruangan tersebut memang ruangan tertutup yang telah dipesan secara khusus, dengan design mewah yang telah disiapkan Jisoo untuk pertemuan mereka mengenai perjanjian pekerjaan Jennie.
"Tunggu lah sebentar lagi, Jen. Sekretaris---"
Belum usai ucapan Irene, pintu ruangan terbuka. Dua orang wanita yang satu mengenakan kemeja dan yang satunya lagi memgenakan jas berjalan masuk, diikuti seorang wanita berpakaian seksi. Lekuk tubuh wanita itu begitu terlihat jelas, samar Irene ataupun Jennie dapat melihat belahan payudaranya yang begitu membusung.
"Ah apakah kalian menunggu lama? Maafkan aku Ms. Kim, kesibukanku terkadang tidak bisa diperkirakan."
Jennie mendecih dalam hati 'kesibukan menyetubuhinya huh?'
Lisa menggandeng wanita bergaun seksi tadi. Kemudian mengecup pipinya sebelum meminta wanita itu untuk duduk tepat disampingnya.
Jennie memperhatikan mereka.
"Tidak masalah, Eldest Young master. Lalu, bisakah kita membahas mengenai surat perjanjian itu saja secara langsung?" Ujar Jennie kemudian setelah mereka duduk berhadapan.
Lisa terkekeh pelan "Kenapa begitu terburu buru, Ms. Kim? Apa kau akan berkencan dengan kekasihmu, selepas ini?"
Jennie hampir memutar bola matanya malas untuk menanggapi ucapan Lisa.
"Kurasa itu bukan urusanmu, bukan begitu Eldest Young master?" tekan dirinya yang hanya dibalas seringai geli Lisa.
Manik tajam berwarna gelap wanita itu mematri pada Jennie. Lisa menatap tajam kemeja yang dikenakan gadis itu. Sedangkan Jennie, melirik sekilas penampilan Lisa.
Kemeja biru muda yang dipadukan dengan jas biru gelap, membalut tubuh yang pasti menggoda. Ingatan Jennie terlempar kembali pada kejadian dimalam ia mabuk seminggu lalu.
Yang dimana ia yang tertidur satu ranjang diapartemen wanita itu. Hingga detik ini, Jennie tidak mengingat apa saja yang terjadi padanya saat itu.
Bagaimanapun, Jennie bersyukur tidak melakukan hal lebih yang bisa merugikannya seperti melakukan sex dengan si bajingan Brüschweiler.
Gadis itu mendengus tanpa sadar, membuat Irene menegurnya dengan berdeham pelan. Jennie mengerjap, kemudian mengalihkan pandangan kearah jendela.
Irene kemudian memulai membahas perjanjian. Lisa masih memperhatikan Jennie, yang hanya menatap malas kedepan. Benar benar terlihat muak berada satu ruangan dengannya.
"Jadi, Jennie Kim dan pihak agensi telah sepakat meneruskan kesepakatan ini Eldest Young master." ujar Irene yang menarik fokus Lisa dari Jennie.
Ya, pada akhirnya Jennie memilih menerima kontrak kerja itu. Ia tidak sanggup membayar denda. Sebelum itu, Jennie sempat berencana meminta bantuan Taehyung. Tetapi, ketika menghubunginya Taehyung malah mendapatkan kabar bahwa perusahaan Taehyung tengah mengalami masalah keuangan.
Karna itu, dengan berat hati akhirnya ia mengikuti saran Irene yang meminta menerima kontrak kerja dengan Brüschweiler. Lagipula hanya 6 bulan.
Lisa mengangguk singkat. Sudah memperkirakan jawaban tersebut, ia menatap Jisoo sekilas "Jika begitu, bisa sekarang kita mulai membahas mengenai pemotretan pertamamu Ms. Kim?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny Good or Bad?
Fanfiction[Beberapa part harus di privat, follow baru bisa membuka dan membacanya!] ⚠️Warning 17+, Be wise in reading stories!⚠️ Jennie terkejut ketika mendapati dirinya terbaring bersama dengan seorang wanita. Wanita yang dihindarinya selama 4 tahun belakang...