26

5.1K 486 6
                                    

Suasana tenang yang dirasakan Jennie berubah ketika wanita itu mendapati Lisa menyelinap masuk kedalam kamarnya.

"What the fuck are you doing here?" Tanya Jennie kesal ketika tidurnya terganggu.

Acara pernikahan mereka dua hari lagi dimulai. Sudah banyak ucapan dan lainnya yang masuk kedalam ponsel Jennie. Selain lelah ia juga masih memikirkan soal masalah Nancy. Hati kecil Jennie merasa tidak tega pada wanita itu.

Meski sedikit kekesalan pada Lisa dan Nancy masih tersisa dihatinya. Ia merasa marah ketika membayangkan dulu Lisa pernah bermesraan dengan wanita lain.

"Shit!" Umpat Jennie tanpa sadar.

Lisa mengecup bibir wanita itu dengan cepat. Ia sedikit menyesapnya sebelum akhirnya menjauhkan tubuhnya.

Tatapan dalam manik gelap wanita itu terpaku penuh pada Jennie "Jangan terlalu banyak mengumpat sayang, tidak baik jika bayi kita mendengarnya."

Jennie membulatkan matanya. Darimana wanita itu tau jika ia sedang mengandung? Ah ya ampun, kejutan yang ia rencanakan untuk hari pernikahan ternyata gagal.

"Darimana kau tau soal kandungan ini?"

Lisa tertawa kecil. Memangku tubuh Jennie kearah tubuhnya, ia mengelus pipi istrinya tersebut.

"Aku melihat perubahan tubuhmu, sayang. Dan selain itu,"

Tangan Lisa mengeluarkan dua buah benda dari saku jasnya. Disana dua buah tes kehamilan bertanda positif terlihat.

"Aku menemukan ini didalam tasmu tadi."

"Kau memeriksa tasku? Ya Tuhan Lisa lancang sekali!" Kesal Jennie dengan semburat kemerahan dipipi.

Ia merasa malu benda itu terus menerus dipegang Lisa, mencoba mengambilnya dari tangan wanita itu. Jennie malah dikejutkan dengan tindakan lembut Lisa yang mengecup dahinya cukup lama.

Tubuh wanita itu membeku ketika pelukan Lisa pada tubuhnya begitu terasa hangat.

"Aku tidak tahu lagi harus mengatakan apa, Love. Kehadiranmu dan calon bayi kita dalam hidupku benar benar menjadi kebahagiaan terbesar dalam hidupku." Lisa menangkup wajah Jennie.

Mendekatkan wajahnya dan mengecup bibir wanita itu ia berbisik dengan pelan "Terima kasih banyak, Jane. Aku janji setelah ini kalian akan terus menerus dalam penjagaanku. Tidak akan pernah ku biarkan siapapun melukaimu atau melukainya, Baby."

Jennie yang merasa tersentuh. Memeluk Lisa. Ia mengusap tengkuk wanita itu, tetapi kemudian bibirnya terlipat dalam.

"Tetapi aku kesal padamu, Eldest Young Master!"

"Wait why, babe?" Tanya Lisa dengan kebingungan.

"Kau menjalani hubungan dengan Nancy sebelum denganku!" Dengus Jennie yang lantas melepaskan pelukannya.

Wanita itu membenarkan letak tali gaun malamnya. Ia bersidekap menjauh dari Lisa. Lisa memperhatikan tubuh sintal Jennie. Wanita jakung itu menelan salivanya dengan kuat.

"Nancy menemuimu?" Tanyanya mencoba meredam segala gairahnya yang mulai terpancing.

Jennie mengangguk dengan manik memicing "Apa kau benar benar tidak pernah menanamkan benihmu didalam tubuhnya, Eldest Young Master?!"

"Oh ya Tuhan love, tentu saja tidak!"

Lisa mendekatinya kembali. Ia mengajak istrinya tersebut untuk berbaring dalam pelukannya.

"Jangan salah paham soal kandungannya, Love. Aku berani bersumpah jika bayi itu bukan milikku. Dia milik Lucas Wang. Sepupu Jackson,"

Jennie mendongak pelan "Sepupu Jackson?"

Destiny Good or Bad?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang