Bagaimana rupa dari rasa penyesalan sepertinya dapat di lihat dari hidupku, entah bagaimana lagi caraku menyampaikannya, terakhir kali aku dapat kesempatan untuk berbicara dengannya, dia berkata bahwa kami tidak bisa lagi bersama, dukungan teman-temanku dalam 1 tahun ini ternyata cuma bualan, cuma kalimat agar diriku tetap sehat dan aman, namun aku mengerti, mereka tahu segila apa aku jika sudah mencintai, hanya itu yang bisa mereka lakukan mengingat diriku yang sudah jauh dari hal-hal liar yang biasa laki-laki lakukan saat hancur dan gagal.
Untuk kamu, terimakasih telah menjadi alasan diriku menjadi lebih baik, kebaikan dan kecantikanmu membuat pria ini mampu melakukannya, apa benar-benar kau tak mau kembali? Apa kamu benar-benar sudah tidak lagi perduli ? Aku akan sangat sedih jika harapanku ini sirna, mengetahui itu aku bertanya pada diri sendiri tentang sampai kapan hati ini akan hampa, hanya kamu satu-satunya yang dapat berperan sebagai warna.
Selamat Ulang tahun ya, sekarang kamu menginjak tahun ke 19 di hidupmu, ingat kah kamu saat kita di takdirkan untuk dekat? Kita masih 17 tahun saat itu, masih merayakan kelulusan sekolah kita, masih merayakan keberhasilan hubungan kita, saat itu tidak pernah terbayang bahwa aku akan gagal menjaga kepercayaanmu, yang kufikirkan hanya betapa baiknya Tuhan membiarkan manusia seburuk diriku berhasil memilikimu, semoga kamu sehat selalu, senantiasa bahagia dengan rezeki yang penuh berkah.
Aamiin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Hati dan Hidupku
PoesíaBagiku Sajak dan Puisi adalah fase paling akhir dari kejujuran yang mewakili perasaan hati seseorang.