Peran Tanpa Adegan

25 3 0
                                    

Hari Itu, dimana dia mengungkapkan kesungguhan hatinya untuk masuk ke dalam hatiku. Dia tersenyum seraya menatapku dalam-dalam, tatapan yang seolah-olah membawaku terbang melintasi segala titik keraguanku untuk mengimbangi dirinya yang luar biasa itu. Matanya seakan membawa pesan di dalam hatinya,

"Tenang saja, kau kini adalah tempat bersandar ternyaman di kala kesendirianku di Kota yang besar ini." fikirku kala itu.

Namun ternyata segala hal baik itu hanya angan-angan belaka. Hanya buih dari rasa nyaman dan juga perasaan jatuh cinta yang saat itu sedang menggebu-gebu, seolah tak ada satu masalah pun yang nantinya datang menghancurkan pertukaran hati yang sedang buta dan tuli itu.

Karena kini sakit sekali rasanya, ketika sudah merasa di tinggikan sebagai tokoh dengan peran penting di dalam kisah perjalanannya, namun tidak pernah di berikan adegan di setiap klimaks ceritanya. Bahkan semakin lama, rasanya seperti tidak lagi di butuhkan. Seakan-akan tokoh utama dalam cerita ini memang di tulis untuk selalu sendirian, dan peran yang ia berikan memang tidak pernah di ciptakan atau mungkin juga sudah tergantikan.

Aku, Hati dan HidupkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang