Jangan lupa vote dan komentar. Aku memutuskan menulis ulang Lakshan & Melcia. Semoga di versi yg terbaru ini, teman teman suka. Dan feelnya lebih dapat ya.
Coba spam love duluu 🖤💛💙💚💜
Selamat membaca
Malam ini Melcia atau yang lebih akrab disapa Cia, tengah menunggu kedatangan kekasihnya di salah satu restoran tempat mereka membuat janji. Lakshan Janardana atau yang biasa Cia panggil dengan Mas An, adalah kekasih yang sudah ia pacari selama kurang lebih setahun. Lelaki yang berprofesi sebagai dokter itu adalah tipe pacar yang tidak banyak tingkah.
An adalah lelaki yang tidak banyak bicara, ia jarang mengatakan kata-kata romantis, namun An selalu membuktikan dengan sikapnya. Seperti contoh beberapa hari yang lalu, ketika Cia mendapatkan kejutan ulang tahun dari teman-temannya, namun lelaki itu tidak hadir karena pekerjaannya. Tepat ketika jarum jam menunjukkan pukul 23.59, menit-menit terakhir sebelum hari berganti, lelaki itu datang ke rumah Cia dan menjadi orang terakhir yang mengucapkan selamat ulang tahun dan memberikan hadiah yang sudah ia beli. Hanya itu, karena setelahnya lelaki itu harus kembali ke rumah sakit karena masih harus memantau kondisi pasiennya yang baru saja melakukan operasi.
“Maaf aku terlambat.”
Cia tersenyum menatap An yang baru saja tiba, lelaki itu sudah duduk di kursi yang ada di depan Cia, sebelum menatap gadis itu yang tengah tersenyum menatapnya. An kembali bangkit berdiri yang sempat membuat kening Cia mengerut, sebelum lelaki itu berjalan mendekat, memegang kepala belakang Cia, dan memberikan kecupan singkat di pelipis gadis itu.
“Kamu udah lama nunggu?” tanyanya setelah kembali duduk di kursinya.
Cia menggeleng pelan, “Enggak, kok. Aku juga baru datang, tapi udah pesanin Mas makan. Kayak biasanya, kan?” An menjawabnya dengan anggukan pelan.
“Habis ini kamu mau ke mana? Ada deadline buat nulis naskah?” tanya An yang dijawab Cia dengan gelengan pelan. Cia adalah seorang penulis yang karyanya sudah banyak diakui di kalangan pembaca. Beberapa ceritanya telah diadaptasi menjadi film atau series. Gadis itu juga aktif di podcast miliknya di sebuah aplikasi setiap minggunya.
“Enggak, udah beres semuanya.” Sengaja, Cia sengaja melakukannya karena makan malam kali ini bukan tanpa alasan. Mereka makan di salah satu restoran mewah yang harus reservasi dulu, karena... hari ini adalah tepat satu tahun mereka menjalin hubungan.
Jadi, jujur saja Cia mengharapkan hal lebih. Karena seperti yang sudah ia bicarakan dengan teman-temannya sekaligus teman-teman An juga. Harusnya malam ini menjadi tangga menuju hubungan yang jauh lebih serius, bukan?
Mereka sudah sama-sama dewasa. Menjalin hubungan tentu saja tujuannya mengarah ke pernikahan, bukan? Karena mereka sudah sama-sama siap. Umur Lakshan sudah tiga puluh satu tahun, sedangkan Cia tahun ini berumur dua puluh empat tahun. Usia yang cukup ideal, kan?
An diam lebih dulu ketika makanan mereka disajikan di meja. Setelahnya, lelaki itu kembali menatap Cia yang terus menatapnya sejak tadi. “Nonton mau?” tanyanya yang langsung dijawab anggukan kuat oleh gadis itu. An tersenyum tipis. “Yaudah, sekarang makan dulu.”
Tim Sukses AnCia
Cia : Mas An ngajak gue nonton.
Dela : Fiks lo dilamar di bioskop.
Nana : Selamat ya, Cia. Gue ikut seneng.
Citra : Dia sewa satu studio buat kalian doang?
KAMU SEDANG MEMBACA
Melcia Jahanara
RomanceLakshan Janardana? Mas An? Dia sepuluh, tapi takut sama pernikahan, jadi- gitu. Percuman enggak, sih? Melcia Jahanara. *** Cia sembilan. Alasannya? Ya, karena gue nggak pernah memberikan nilai sepuluh ke siapapun. Lakshan Janardana.