Bab 4

3.5K 619 184
                                    

Tarik napas dulu, tenangin diri dulu sebelum lanjut baca hehehe
Kasih semangat dulu buat Cia 🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤

Jadi, kalian tim putus atau lanjut nih?













Selamat Membaca











Cia pikir menenangkan diri dengan membatasi pertemuannya dengan An juga teman-teman lelaki itu akan berhasil. Gadis itu tidak tahu jika dunia memang sesempit ini. Tiga hari mencoba membangun tembok dari An dan dunia lelaki itu, Cia bertemu dengan salah satu temannya semasa SMA.

Mereka bertemu, dan semesta seolah sengaja memperkenalkan Cia dengan kekasih Leta yang bernama Jio. Jio bukan orang lain, dia adik tingkat Lakshan dan Lovita di kampus. Lalu, tidak sampai di sana, ketika mereka tengah makan siang bersama, Jio menyapa Lovita yang kebetulan juga berada di restoran yang sama. Setelahnya, keluarlah cerita dari Jio mengenai bagaimana hubungan Lovita dengan Lakshan dulu.

“Itu tadi Mbak Lovita, yang pernah aku ceritain dulu ke kamu. Pemiliki kisah yang penuh kenangan.”

“Penuh kenangan?” sahut Cia yang membuat Jio dan Leta menatap ke arahnya.

“Nggak apa-apa, ceritain aja ke Cia. Siapa tahu bisa jadi bahan tulisannya dia,” ujar Leta yang membuat Jio mengangguk dan mulai bercerita.

“Cewek yang gue sapa tadi namanya Lovita, senior gue di kampus. Lovita ini bisa disebut primadonanya kampuslah. Baik, ramah, pintar, cantik lagi. Dia ini dulu punya cowok, namanya Lakshan. Mereka couple goals yang selalu didambakan anak-anak kampus. Lakshan ini anak kesehatan juga, mereka berdua nyaris sempurna. Benar-benar idamannya anak-anak lain. Gue juga sempat kepikiran bakal gimana wajah anak mereka nanti kalau nikah, tapi setelah tujuh tahun pacaran, mereka putus.”

“Tujuh tahun?” tanya Cia yang dijawab anggukan tegas oleh Jio.

“Lama banget, kan? Kayak... proses mereka tumbuh menjadi sosok yang lebih dewasa itu dilewati bareng, tapi saat udah sampai di titik terbaik yang bisa mereka capai, keduanya malah harus pisah,” ujar Jio yang disambut Cia hanya dengan anggukan pelan dan senyuman tipis.

“Lo tahu kenapa mereka bisa putus setelah tujuh tahun pacaran?”

“Gue nggak tahu berita yang bener yang mana. Tapi, banyak yang bilang mereka putus karena masalah keluarga.”

Cia tidak menyahuti lagi, gadis itu hanya bisa mengangguk dan tersenyum tipis. Mereka tujuh tahun berpacaran. Lalu, apakah pantas jika membandingkan kisah setahun An dan Cia, dengan kisah An dan Lovita yang sudah selama itu? Cia jelas kalah telak. An tidak akan mudah melupakan masa lalunya begitu saja. Namun, jika benar begitu, untuk apa lelaki itu menerima ajakannya berpacaran setahun yang lalu?

***

Cia sampai di rumah dengan menggunakan taksi online, rumahnya gelap karena gadis itu memang sengaja pulang terlambat. Namun, keberadaan An di sana, di depan rumahnya, menunggunya, membuat gadis itu sedikit terkejut. Lelaki itu tidak memberi kabar sebelumnya.

“Dari mana?” tanya An begitu ia dan Cia sudah duduk berdua di ruang tamu, gadis itu baru saja menyalakan lampu rumahnya.

“Jalan.”

“Sama siapa? Nana, Dela, sama Citra, lagi sibuk di rumah sakit.”

“Temen.”

“Temen yang mana?”

“Temen SMA.” Lalu, keduanya diam. Cia sedari tadi mencoba menghindari bertukar tatapan dengan lelaki itu, namun rupanya An menyadarinya. Ia menyadari jika Cia enggan menatap wajahnya sejak tadi.

Melcia JahanaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang