Zaman Sudah Berbeda

25 6 0
                                    

Terima kasih yang sudah meluangkan waktu untuk membaca, kawan!
Klik ikon bintang sebagai bentuk dukungan kalian kepada sang penulis. Saya ucapkan terima kasih.
Enjoy!

-Han Shinwa


Tetiba saja jaman sudah mulai melakukan perubahan ke arah yang lebih baik, sistem pemerintah merubah pendidikan bagi orang berkebutuhan khusus seperti Chen Mo. Mereka menggratiskas sistem pendidikan bagi mereka yang membutuhkan dan memiliki kondisi khusus untuk meraih pendidikan. Antusiasme masyarakat sangat besar, menjadikan banyak sekali anak-anak dalam negeri sangat berbahagia, termasuk Chen Mo. Mungkin usianya tidak lagi bisa disebut sebagai seorang remaja, namun keinginannya untuk bersekolah masih ada, setidaknya untuk mendapatkan ilmu segar. Meski begitu, ayahnya tetap tidak menyetujui jika Chen Mo harus sekolah, karena merupakan aib di keluarga mereka. Chen Mo mengokohkan keinginannya, dia ingin bersekolah.

"Bersekolahlah, namun jika dia bersedia tidak lagi menjadi bagian keluargaku, dan anakku." Begitulah ucap ayahnya kepada ibu. Jelas, Chen Mo tidak mendengarnya karena dia bisu, tapi wajah yang ditunjukkan oleh ibunya sangat memelas.

"Baiklah, Chen. Aku menerima itu, alangkah lebih baik kita lepas saja ikatan suci yang telah berjalan puluhan tahun ini, aku merelakannya demi anakku," Chen terkejut mendengar perkataan istrinya, "tidak masalah, aku berani menanggung semuanya asal Chen Mo sekolah! Dan itu adalah keinginannya, dia ingin sekali sekolah!"

Sekonyong-konyong, Chen Yang juga mendekati keributan yang terjadi dalam rumah itu. Berbeda dengan Chen Tsue yang masa bodoh apa yang tengah terjadi.

"Aku juga bersedia, menerima jika Kak Chen Mo bersekolah. Aku akan menjaganya, dia juga pasti akan merasa senang pada akhirnya bisa sekolah tanpa perlu mengeluarkan biaya. Jadi, Baba harus ijinkan dia bersekolah. Semua anak di negeri ini sudah memiliki hak yang sama, tidak memandang cacat atau sempurnanya," ujar suara gadis cantik tersebut. Melihat dua bidadari cantiknya, membuat Chen mulai mengubah pandangannya terhadap Chen Mo.

"Baiklah jika itu mau kalian, kita berpisah saja." Singkat. Mereka berpisah dan Chen Mo akhirnya bersekolah. Chen sangat jijik terhadap Chen Mo, anak pembawa sial yang akhirnya membuat keluarganya berantakan.

Meski akhirnya Chen Mo bersekolah, saudara-saudaranya sangat membenci Chen Mo, karena dia telah membuat orang tuanya berpisah hanya karena perihal sekolah. Bahkan tak jarang Chen Tsue menghampirinya ke sekolah dan melemparkan dengan kotoran ayam yang telah dikeringkannya. Menyakitkan memang bahwa Chen Mo tidak tahu sebenarnya apa yang terjadi, yang dia tahu hanyalah kedua orang tuanya berpisah dan dia bersekolah.

Lain halnya dengan Chen Yang, dengan senang hati dia selalu menunggu kakaknya pulang sekolah dengan hati yang gembira. Sekolah menjadi harta karun bagi kehidupan Chen Mo yang selama ini hanya belajar seorang diri dari buku-buku bekas yang dia temukan di pasar. Walau hidup semakin kekurangan, Chen Mo tiada patah semangat, dia tetap sekolah kemudian bekerja untuk menghasilkan uang. Ayahnya, Chen Ling, Chen Wo, dan Chen Tsue tidak ada lagi yang peduli kepadanya. Jika mereka rindu kepada ibunya, mereka akan membawakan bakpao daging babi hanya untuk ibu dan Chen Yang saja.

Tapi, seorang ibu tetaplah seorang ibu. Dia tetap bekerja dan mengumpulkan pundi-pundi uang untuk kehidupannya sehari-hari. Begitu juga yang terjadi kepada Chen Yang, dia menjadi pembantu di salah satu rumah tetangganya setiap hari demi mendapatkan uang. Setiap harinya meski lelah pulang sekolah lalu bekerja, Chen Mo tetap belajar penuh semangat, tiada hal yang bisa menghentikannya dari belajar.

Tiga tahun berlalu, Chen Mo akhirnya lulus sekolah menengah atas. Sebuah kebanggan bagi dirinya sendiri bisa memiliki selembar kertas yang menunjukkan bahwa dirinya telah menempuh pendidikan yang tinggi.

Silent MomentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang