Sunyi dan Gelap

20 6 0
                                    

Terima kasih yang sudah meluangkan waktu untuk membaca, kawan!
Klik ikon bintang sebagai bentuk dukungan kalian kepada sang penulis. Saya ucapkan terima kasih.
Enjoy!

-Han Shinwa


Dengan uang yang Chen Mo kumpulkan dari hasil bekerja sebagai kuli angkat di pasar, dia membeli boneka jerapah untuk dibawakan kepada Irene saat berkunjung pagi ini ke rumahnya. Namun, ketika sampai di sana, Chen Mo melihat seperti ada sebuah upacara yang sedang berlangsung di rumah Irene, segera dia menghampiri rumah tersebut. Irene berdiri di hadapan kedua orang tuanya, dan di sisinya sudah terdapat satu koper dan tas besar. Kelihatannya seperti upacara pelepasan.

Chen Mo yang tidak bisa berbicara hanya melangkahkan kaki mendekati upacara yang sedang berlangsung tersebut, sembari masih membawa boneka yang dirinya beli kemarin malam. Irene yang menyadari kehadiran Chen Mo langsung mengabaikan upacara pelepasannya dan berlari mendekati Chen Mo.

Dari raut wajahnya, Irene seperti bertanya apa yang sedang dilakukan Chen Mo ke sini, padahal ia sudah menyatakan untuk tidak lagi mencarinya sebelum ia kembali. "Aaa, aa?" Ada apa, ini? Mungkin seperti itu katanya, "aaa, a," Chen Mo memberikan boneka tersebut, lalu mengambil kertas dan bolpoin di dalam kantong kemejanya. Kali ini kemeja yang dipakainya jauh lebih bagus dibanding hari sebelum-sebelumnya.

"Ada acara di rumahmu, ya?" Tulis Chen Mo. Ini sangat menyakitkan untuk mengucapkan sampai jumpa kepada Chen Mo.

Ayah dan ibu Irene terus memerhatikan anaknya dan lelaki asing tersebut, mereka tidak saling berbicara, hanya menatap satu sama lain saja. Namun apa yang dilakukan oleh Irene justru sangatlah kejam, dia menampar wajah Chen Mo dengan sangat keras di hadapan kedua orang tuanya. Lalu membuang boneka jerapah tersebut, mengambil kertas yang ada di tangan Chen Mo beserta bolpoinnya.

"Sudah kukatakan kepadamu, jangan cari aku kembali. Pulanglah dan bawa boneka tersebut!" Irene mengembalikan kertas tersebut, lalu berpamitan dengan kedua orang tuanya, dan lekas pergi membawa koper juga tas besarnya meninggalkan Chen Mo dalam keadaan hatinya yang sangat hancur bukan main.

Upacara pelepasan sebenarnya belum selesai, namun apa dikata bahwa Chen Mo telah menghentikan upacara yang tengah berlangsung. Semua orang yang ada di sana memandangi Chen Mo dengan pandangan yang sangat sinis dan asing bagi Chen Mo sendiri. Dengan penuh kesedihan, Chen Mo mengambil boneka tersebut dan segera pergi dari sana. Sungguh sial nasib Chen Mo saat ini. Sudah tidak dihargai oleh keluarganya, tidak dihargai sekitarnya, dan kini tidak dihargai oleh wanita yang dia sukai.


Kehidupan Chen Mo menjadi sunyi dan datar kembali setelah kepergian Irene selama 2 tahun yang entah ke mana ia menuju, Chen Mo tidak mengetahuinya sama sekali. Setiap kali pulang bekerja, dirinya akan selalu memandangi boneka jerapah yang pernah dia beli 2 tahun yang lalu. Namun, boneka tersebut ditolak oleh Irene.

Hari-hari yang berlalu menjadi sangat gelap, bahkan ketika matahari sedang cerah sekalipun. Meski begitu, Chen Mo tidaklah harus larut dalam kesedihannya, karena dia harus tetap mengumpulkan uang agar Chen Yang, sang adik bisa mendapatkan pendidikan tinggi juga sama seperti saudara-saudara lainnya. Chen Mo melakukan tambahan pekerjaan agar dia tidak bisa mengingat lagi Irene, dia melakukannya dari Senin hingga Minggu. Menjadi kuli angkat di pasar, petugas kebersihan di salah satu klinik kecil, dan membersihkan kandang-kandang ternak babi. Terkadang, jika masih ada kesempatan waktu, dia juga bekerja di toko jahit, hitung-hitung menjalankan hobinya meski hanya menjadi tukang angkat bahan kain di sana. Tidak masalah, melihat orang-orang menggunakan mesin jahit saja sudah megobati hobinya yang tidak kesampaian.

Silent MomentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang