Dan Kuyakini Engkau Takkan Kembali

5 2 0
                                    

Terima kasih yang sudah meluangkan waktu untuk membaca, kawan!

Klik ikon bintang sebagai bentuk dukungan kalian kepada sang penulis. Saya ucapkan terima kasih. Enjoy!

-Han Shinwa


Angin berhembus kencang, langit mulai gelap, hujan sudah hendak turun dan Madelaine masih terduduk di bangku taman sekolah seorang diri. Waktu istirahat akan berakhir sebentar lagi. Tidak jauh dari sana, Chen Leung melihat Madelaine yang duduk seorang diri di bangku taman sekolah, bahkan ketika cuaca sudah mendung. Dihampirinya Madelaine yang sedang memegangi satu buku binder miliknya, tatapannya kosong.

"Madelaine," suaranya memecah lamunan Madelaine, "waktu istirahat segera selesai, langit juga sudah mulai gelap. Ayo kita kembali ke kelas." Laksana pertama kali Madelaine bertemu dengan Chen Leung, dia masa bodoh terhadap laki-laki semacam Chen Leung.

Dia hanya terdiam tidak menanggapi apa pun, tentu saja itu membuat Chen Leung merasa heran. Sekaligus perasaannya berdegup kencang setiap kali di dekat Madelaine.

"Ada sesuatu yang mengganggumu?" Tanya Chen Leung.

"Dirimu." Balas Madelaine singkat.

"Aku? Kenapa aku mengganggumu?" Tatapan Madelaine langsung tertuju ke arahnya.

"Bagaimana bisa aku berpikir sebuah pelipur lara di kala sepinya dunia, sedang semua telah berakhir di titik yang sama. Aku membenci mereka, termasuk kalian. Andai kata mengulangi kehidupan, aku tidak ingin menerimanya. Karena mereka aku juga membenci kalian, tanpa terkecuali. Termasuk dirimu." Ujar Madelaine.

Chen Leung mengerutkan dahinya, "Kau membenciku?" Tanya dia meyakinkan apa yang didengarnya.

"Jika dipikirkan kembali, bagaimana aku tidak membencimu? Aku menjadi sangat membencimu. Entahlah." Madelaine beranjak begitu saja sembari masih membawa buku tersebut dalam dekapannya.

Seperti sebuah penolakan sebelum pengajakan, perasaan Chen Leung tiba-tiba ikut berubah sendu layaknya langit di atas yang gelap. Sesuatu pasti sedang mengusik dirinya, kemarin dia mengatakan kepada Chen Leung bahwa membutuhkan sebuah sandaran, dan kini dia mengatakan kepada Chen Leung bahwa dirinya membenci Chen Leung. Semua mendadak berubah hanya dalam hitungan hari.

Tidak seperti Chow Mo Fai yang mampu menguasai dirinya di hadapan wanita, itu mengapa sangat mudah bagi Mo Fai untuk mendapatkan hati Mei. Namun, Chen Leung bukanlah orang seperti itu, dia sangat kesulitan untuk mengontrol kendali tubuhnya ketika berada di dekat wanita yang ia sukai, terlebih jika itu Madelaine. Dia ingin sekali tahu apa yang telah terjadi kepada Madelaine hingga tiba-tiba saja dia mengatakan bahwa membenci dirinya.

Dengan perasaan gundah gulana, Chen Leung melakukan pekerjaannya dengan sangat lamban di studio foto. Anthony menadari ada sesuatu yang mengganggu Chen Leung, dihampiri olehnya.

"Ada apa?" Pecah lamunan Chen Leung dikejutkan Anthony. Kepala Chen Leung langsung menggeleng-geleng, dia tidak ingin seseorang mengetahui apa yang sedang dalam pikirannya. Lagipula, ini bukanlah masalah besar, hanya perihal seorang gadis.

"Kau terlihat lelah, wajahmu pucat pasi," ucap Anthony, Chen Leung tertawa. Mungkin itu bisa dijadikan alasan.

"Kurasa begitu, terlalu banyak tugas sekolah belakangan ini, jadi merasakan sedikt lelah adalah hal yang wajar. Tidak masalah." Balas Chen Leung.

"Jika kau terlalu lelah, jangan bekerja berlebihan hari ini lalu segeralah pulang, Kawan." Ucap Anthony, Chen Leung mengangguk.

Dia tidak menyangka bahwa hanya karena perihal seorang gadis, seluruh perasaannya di dalam menjadi sangat berantakan, bahkan dirinya tidak mampu menyangkal apa yang terjadi. Pikirannya berubah menjadi kalut.

Silent MomentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang