Chapter 1 part 1

6.3K 288 6
                                    

Cuaca hari ini sangat panas. Tanpa ada awan yang menghalang, matahari menyinari telak kota ini sehingga udaranya terasa sangat sesak, sangat meresahkan. Di alun-alun kota sangat sepi. Tidak ada yang berminat untuk berjalan-jalan di bawah cuaca ini, tapi tidak dengan jalan tol. Kendaraan demi kendaraan berbaris dari ujung ke ujung, tidak menyisakan satu tempat kosong pun.

Dan aku sekarang sedang duduk sendirian di tepi jalan tol. Sebagai bocah kecil yang berpenampilan kusam dan kotor, tidak ada satu pun lalu lalang kendaraan maupun manusia yang menghiraukan diriku.

Sudah berjam-jam aku duduk melamun di sini, dari pagi yang sejuk hingga siang yang panas ini. Selama itu aku sama sekali tidak beranjak maupun bergerak, tidak pula bersuara.

Rambutku yang lebat dan panjang sebahu kubiarkan tergerai. Daguku yang tajam kutopakan ke lututku. Kedua tanganku memeluk betis dengan erat, dan kaki yang hanya beralas sandal jepit butut ini kutaruh di atas aspal hitam. Dari tempat dudukku ini, aku merasa dipanggang hidup-hidup. Tubuhku terasa panas, terutama kakiku. Namun sepanas apapun udara di sini, aku tetap duduk diam tidak bergerak.

Aku tidak mau pulang.

Aku bukan anak jalanan. Aku berbeda dengan mereka. Aku punya rumah, punya keluarga, punya apa yang didambakan semua anak jalanan yang merupakan anak buangan itu. Namun tetap saja, aku tidak mau pulang. Percuma aku memiliki semua itu, karena sebenarnya aku sama seperti mereka, aku tidak memiliki apa-apa.

Aku menatap anak-anak jalanan yang tidak jauh dariku. Mereka terlihat sangat akrab, saling membantu dalam pekerjaan mereka yang sebagian besar orang tidak ingin peduli. Senyuman di wajah mereka cemerlang meski harus bekerja keras. Hubungan mereka terlihat lebih erat dibanding keluarga. Kadang kala saat melihat mereka asyik sendiri, aku diam-diam mengalirkan air mata.

Aku iri pada mereka.

Desire (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang