Gelap.
Aku mengucek-ngucek mata kananku berkali-kali.
Masih gelap.
Aku berkedip-kedip, tetapi tetap gelap. Aneh, padahal aku sangat yakin aku sudah membuka mata kananku, tapi aku tidak bisa melihat apa-apa, semuanya gelap. Aku bisa meraba tubuhku, namun waktu aku menunduk, aku tidak bisa melihat tubuhku sendiri. Semuanya gelap total. Tidak.
Aku takut!
Sambil melangkah pelan, aku mulai menggerakkan tanganku meraba-raba. Tidak ada apa-apa, hanya udara yang dapat kuraba, aku tidak merasakan apa-apa di sekitarku. Jantungku berdetak sangat keras. Keringat dingin mulai menguncur melewati pelipisku.
"Se, seseorang ... apa ada orang di sini?" Aku berusaha untuk bersuara meski terdengar bergetar. "H, haloo, apa ada orang di sini?" lanjutku masih tetap melangkah dengan pelan tanpa arah.
Sini.
Aku mendengar suara, dari belakang. Tanpa menunggu lagi, dengan cepat aku membalikkan badanku ke belakang. Aku melihat seberkas cahaya kecil di ujung sana. Diam-diam aku bernapas lega. Aku masih bisa melihat.
Aku di sini.
Suara itu kembali bergema memasuki daun telingaku. Cahaya kecil tadi sekarang sudah membesar dan mendekat. Aku melangkah mendekati cahaya itu. Pelan aku melangkah, rada-rada takut dan was-was. Aku berusaha menenangkan detak jantungku seiring berjalan, dan sampailah aku di hadapan sebuah cermin.
Cermin ini lumayan besar, seukuran dengan tubuhku. Aku bisa melihat pantulan wajahku, tubuhku, semuanya akan diriku di balik sana. Tubuh yang ramping, wajah yang kecil, rambut hitam yang panjang, dengan poni panjang yang menutup mata kiriku. Ya, itu aku.
Mendadak, bayangan diriku di cermin itu menghilang. Serasa ditutup oleh embun dan uap, membuat cermin itu berembun, berbutir-butir air kecil, menyisakan sosok yang tidak jelas untuk kulihat. Meski ragu, aku mencoba untuk menyentuh cermin itu, dan sebuah suara menghentikanku.
Kamu takut?
Aku tersentak. Aku bisa sangat jelas mendengar suara itu sekarang, tapi aku tidak menemukan sosok seseorang pun di sekitar. "Si, siapa? Kamu siapa? Di mana?" tanyaku dengan nada yang sangat ketakutan.
Aku ada di depanmu.
Refleks setelah ucapannya itu aku langsung menghadap lurus ke depan. Aku tidak melihat siapa-siapa, masih cermin dan bayangan yang tidak jelas di dalamnya.
Di sini, aku ada di depanmu .
Aku tersentak lagi. Walaupun tidak jelas, tapi aku sangat yakin melihat bayangan yang tidak jelas itu menggerakkan mulutnya, mengucapkan kata-kata itu. Aku menelan ludahku dengan kuat. "Kamu, yang di, di dalam situ?"
Benar. Aku ada di sini.
"A, apa yang kamu mau?"
Apa kamu takut? Ia mengulangi pertanyaannya tadi. Apa kamu kesepian? Apa kamu ingin keluar dari sini?
Aku merasa aneh kenapa ia bisa tahu. Kerutan di keningku bertambah dalam. "Siapa kamu?"
Aku adalah seseorang yang mengerti dirimu. Aku adalah seseorang yang tahu keinginanmu. Aku adalah seseorang yang mengetahui semua pikiranmu. Aku...
Dengan sangat mendadak, sosok yang tidak jelas itu tiba-tiba keluar menembusi balik cermin itu, memperlihatkan rambut hitamnya yang panjang, pergelangan tangannya yang kecil, tubuhnya yang ramping, mata kirinya yang merah, mendekapi tubuhku dengan erat dan menyesakkan.
Adalah dewa.
***********************************************************************************************
Dewa? Dewa itu muncul dalam wujud Amel atau.... ????
penasaran? so stay tuned ^^
don't forget to vote for me, and I would like, no, very very like a comment please ^^/
(Pic from google, I don't own it)
KAMU SEDANG MEMBACA
Desire (Complete)
Mystery / Thriller(Belum Revisi) Apakah kamu memiliki keinginan? Aku, kamu, semua orang tanpa terkecuali pasti memilikinya. Dan untuk mencapainya, tergantung lagi kepada niat dan kekuatan masing-masing. Sayangnya, aku tidak. Aku memiliki keinginan, tapi aku tidak m...