Bab-11 Shine on The Sea

299 44 12
                                    

Dream...

{Dua lagi dari keinginanmu...}

"Kau lagi... apa maumu, datang dan tiba-tiba berucap tidak jelas..."

{Dan satu lagi, akan menjadi kunci...}

"Hah? Maksudmu, kuncinya masih ada lagi?!"

{Saat empat keinginan itu kembali, kau akan menemukan jawabannya...}

Suara itu perlahan memudar.

"Tu-tunggu! Jawab dulu pertanyaanku!"

Suara itu menghilang. Meninggalkan ruangan hitam gelap dan hanya ada Riku disana.

"Ukhh... apa maksudnya itu? Apa maksudnya dengan empat keinginanku dan tersisa dua lagi? Apa... aku harus mencari sendiri jawabannya?"

Riku benar-benar kesal dengan suara yang selalu datang datang dan pergi tiba-tiba. Lebih mengesalkannya lagi, itu hanya terjadi dalam mimpinya ketika dia tertidur atau tak sadarkan diri. Suara yang hanya muncul saat dia bermimpi.

Terkadang Riku berharap tidur tanpa bermimpi, tapi itu sudah menjadi takdirnya, untuk bermimpi menemukan jawaban.

"Iya, kau harus mencarinya sendiri..." suara berbeda mulai muncul dari mimpinya.

Riku benar-benar mengenali suara ini, ketika dia menoleh, matanya melebar berkaca-kaca. Sosok yang dia cari ada disana. 

Berdiri dibelakangnya tersenyum, tampaknya dia juga tumbuh besar. Melihat dirinya tumbuh sepantar dengannya. Memberikan senyum lembut seperti dulu.

"Tenn..."

"Tapi kau tak perlu melakukannya... tidak... aku takkan membiarkanmu melakukannya!"

Raut wajah lembutnya berubah menjadi marah. Seperti membuat dinding diantara mereka. 

Sadar dinding tak terlihat itu mendekat. Riku berlari sekuat tenaga meraih orang yang dia sebut Tenn.

"Te-"

Pandangannya menjadi hitam.

.

.

.

Lautan diiringi dengan ombak ringan. Menimbulkan suara yang sangat menenangkan enak didengar. Ditengah musim panas yang sedang terik-teriknya, Riku tengah terbaring tak sadarkan diri.

"Kota ini benar-benar panas... aku tau karena dekat pantai, tapi apa memang selalu sepanas ini?" tanya Touma

"Ahahaha! bisa dibilang karena kota ini merupakan pelabuhan perbatasan! Pastilah terasa lebih panas. Itu juga berlaku jika kalian sudah menyebrang, karena pelabuhan di wilayah kegelapan terbalik dari sini karena begitu dingin..." jelas Ryuu

"Dan apakah Ryuu-aniki tidak kepanasan berdiam disini?" tanya Tamaki yang seenaknya menggunakan nama panggilan.

"Aku sudah terbiasa! Penduduk disini sudah terbiasa di cuaca panas begini! Memang panas, tapi kami juga bisa berenang di pantai untuk menyegarkan badan."

Nagi sudah terlihat kepanasan karena terus menggunakan sihir esnya. Sihir diakftikan pun belum cukup karena dia tidak tahan panas.

"Nagi benar-benar lemah ya di cuaca panas..." ucap Mitsuki.

"Tolong anggap diriku sebagai pinguin..." balas Nagi

Perlahan Riku membuka kedua matanya. 

"Riku!!" seru Touma langsung menghampiri

"...ngh? Tou...ma?" lirihnya

"Iya! Ini aku! Kau baik-baik saja?"

Semuanya melihat Riku dengan tatapan khawatir. Mereka juga mendekat untuk melihat lebih baik keadaannya.

Incomplete RulerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang