Bab 12-(no)Difference

280 43 3
                                    

Maaf lama guys!! 

Akunya udh back kuliah lagi soalnya ><

Yoii let's go!!

___

Turun di pantai yang suhunya terasa sama...

Hanya saja terlihat lebih gelap. Bukan karena kotor melainkan tidak ada cahaya yang menerangi.

Mengambil barang bawaan mereka yang cukup ringan disimpan di tepi. 

Tak lupa berbalik dan melambaikan tangan pada orang yang sudah mengantar. Dia juga melambaikan tangan dan berpesan agar hati-hati.

Entah kenapa, Riku merasa orang baik hati yang sudah mengantarkan mereka ini berbohong.

Pasalnya yang mengantarkan tersenyum seperti biasa. Namun daripada kebaikan, lebih terasa seperti rasa kasihan.

Riku tak ingin menebak terlalu jauh. Seperti yang dikatakan perdana menteri janganlah menyidik-nyidik sesuatu tanpa bukti yang jelas.

Yang Riku rasakan mungkin hanya firasat atau dia terlalu paranoid. Melihat yang lain tidak memiliki ekspresi kebingungan seperti dirinya. Dia mencoba untuk mengalihkan pikirannya dengan berjalan menjauh dari pantai diikuti oleh yang lain.

Mereka berjalan terus kedepan namun tak ada jalan penunjuk atau jalan setapak yang bisa mereka andalkan. Pada akhirnya mereka sampai di rawa yang becek dan gelap dengan hutan yang sudah menjadi hitam.

Tercium juga bekas terbakar dari tanaman disana. Mengingatkan mereka pada pemandangan kota Vulcan.

Tamaki sudah merengek ketakutan ingin kembali. Nagi juga sepertinya memeriksa sekitar jika ada sesuatu. Mitsuki tetap waspada menengok ke kiri dan kanan. 

Saat ini semuanya disibukkan karena tempat yang kini mereka datangi tidak dikenali.

Tapi tetap saja, pikiran Riku beralih ke sesuatu yang lain.

Semenjak dia sampai di wilayah ini, dadanya berdebar-debar. Entah karena dirinya yang mau kambuh, atau terlalu bersemangat menuju tujuan. 

Namun bukan itu yang sebenarnya.

Yang dia rasakan adalah, rasa senang dan lega. Mungkin karena dia semakin dekat dengan seseorang yang ingin ditemukannya. Juga rasa takut karena ada kepingan dibenaknya yang mulai menghilang.

Apa dia lega karena kembali ke tempat ini?

Kembali?

'Kenapa aku berpikir begitu? Ini pertamakalinya aku kesini... ya kan?' pikirnya

"Ada apa Riku? Apa mau kambuh?" tanya Mitsuki yang khawatir

"Ti-tidak... ini mungkin karena... suasananya berbeda dari wilayah cahaya!" Riku berusaha menyembunyikan wajah khawatirnya.

"Benar juga... hawa nya berbeda... seperti lebih dingin dan lebih gelap..."

"Uuu... kita ada dimana sekarang?" ucap Tamaki yang bersembunyi di balik Nagi

"Aku juga tak tau, tapi karena ini perbatasan kukira bakal ada kota juga. Tapi ini berbeda..." ucap Nagi yang terus dalam mode waspadanya

Touma juga mulai merasakan rasa nostalgia. Tempat dia dilahirkan, yaitu wilayah kegelapan. Tanpa pikir panjang, dia langsung berjalan didepan Riku melindunginya.

"Bagaimana dengan monster sekitar ini..."

"Oh iya! Jumlahnya pasti melebihi yang ada di wilayah cahaya!" ucap Nagi. "Tapi dari tadi Rikkun tidak bereaksi, mungkin sedang tidak ada?" tanya Tamaki.

Incomplete RulerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang