Bab 24-Imperial Chain

236 46 12
                                    

Langit biru cerah. 

Seakan takkan pernah datang awan kelabu. Anak itu hanya melihatnya setiap hari dengan berbaring diatas rumput. Melihat dibalik pohon agar menjadi tempat teduhnya dari terik matahari.

Semua makhluk hidup terlihat berjalan kesana-kemari dengan bebas. Bahkan burung saja memiliki teman untuk terbang bersama. Tapi anak itu hanya diam memandang mereka dengan sendu.

"Apa yang sedang kau lakukan?" Suara dari belakang menyapanya.

Anak itu belum berbalik, belum merespon apa yang dikatakan olehnya. Hingga surai tosca muncul diatasnya.

"Ouji, aku mencarimu kemana-mana!" protesnya menggembungkan pipi. Itu membuat anak yang berbaring terkekeh kecil, hingga dirinya bangkit.

"Gomen~ aku sedang mengamati langit!" ucapnya

"Kebiasaan burukmu lagi-lagi muncul huh? Padahal Anda setiap hari melihatnya...."

"Mau gimana lagi! Aku kan tidak diperbolehkan keluar!" protesnya balik

"Tapi jangan kabur sendiri dong! Aku juga jadi ikut dimarahi!"

Perdebatan kecil yang menjadi rutinitas dua pemuda itu kembali terjadi. Meski ujung-ujungnya berakhir damai dengan tawa bersama.

=**----**-=

Latar berganti,

Kali ini dia berada di tengah perpustakaan besar, hanya menghabiskan waktu luangnya membaca buku yang ada. Sambil bersandar di kursi terdekat, dengan beberapa snack kecil penambah mood.

Hingga surai coklat mengagetkannya dari belakang, membuat anak itu terkejut hampir terjatuh. Untung saja surai coklat itu dapat menangkapnya tepat waktu sesuai dugaan.

"Mou! Jangan mengagetkanku!" protesnya, itu tidak menghentikan pemuda itu dengen kekehan kecilnya.

"Ahahaha! Gomen, habisnya aku sudah menyapa tidak menyahut!" ucapnya masih menahan tawa, meninggalkan lawan bicaranya yang tengah menggembungkan pipinya.

"Oh iya, aku membawa buku fiksi yang kau pesan." ucapnya memberikan 5 buku, "Untung saja kudapat sebelum kehabisan!"

Itu membuat lawan bicaranya menjadi riang sambil mengangkat tinggi buku yang baru didapatnya. 

"Seperti biasa Pangeran kami kutu buku~" ucapnya jahil, kembali membuat si Pangeran menggembungkan pipi.

Pada akhirnya mereka berdua selalu berakhir membaca bersama di perpustakaan dengan secangkir teh dan camilan.

=**----**-=

Hari berubah menjadi gelap.

Saatnya waktu tidur bagi anak-anak dibawah umur. Ditengah kamar luas dan kasur besar anak itu berbaring. Mungkin ruangan itu terlalu besar untuk seumurannya.

Tapi surai pirang pucat itu selalu menemaninya sebelum tidur, sekaligus menjaga agar si anjing penjaga tidak ikut menyelinap masuk.

"Ah, aku ingin mendengar lanjutan lagu kemarin! Liriknya sudah dibuat kan?" tanya nya dengan antusias meski saatnya tidur.

Surai pirang itu terkekeh, "Fufufu, padahal mau tidur tapi masih bersemangat?"

"Habisnya, aku penasaran dengan kisah dua pemuda itu. Apalagi kisahnya diceritakan lewat lagu, itu benar-benar tidak biasa!" ucapnya antusias

"Hai, hai... aku akan menyanyikannya untukmu!"

"Yeay!! Suaramu memang terbaik! Aku jadi bisa tertidur pulas setelahnya!"

Incomplete RulerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang