Bab 8-Clover and Karma part 1

262 39 1
                                    

Yo! Aku balik lgi!!!! 

Akhirnya karta selesai><

___

Fajar menyongsong, mereka berjalan melewati sebuah kabut yang menuntun kembali pada jalan awal. 

Melihat kebelakang sungguh membuat mereka tak percaya seperti baru saja berpindah dimensi. 

Mereka kembali pada hutan hijau dan sungai tanpa melihat butiran putih disekitar.

"Sulit dipercaya kalau kita baru saja dari negri salju..." ujar Touma menghentikan keheningan mereka.

"Yah... padahal tadi saja dingin banget, sekarang sudah kembali hangat..." tambah Mitsuki sembari mengecek barang-barangnya lagi.

"Rasanya seperti berpindah ke dimensi lain!" seru Riku

"Mungkin lebih tepatnya ilusi! Jika kalian melihat kebelakang itu seperti pepohonan dan semak-semak kan? Tapi jika menembusnya kalian akan masuk ke kota kami!" seru Nagi

"Anggap saja itu sebuah ilusi demi keamanan Kerajaan!"

"Yah, dapat ku maklumi karena Kerajaan itu terdapat banyak emas dan lain-lain. Tak heran pintu masuknya saja ditutup oleh ilusi..."

Waktu yang ditunjukkan untunglah masih sama karena matahari belum sejajar dengan kepala. Akhirnya mereka melanjutkan perjalanan ke tempat selanjutnya.

Dari info yang didapat oleh Mitsuki, adiknya pergi ke utara. Melihat kompas, menunjukkan kearah gunung yang lebih tinggi dari sebelumnya.

"Apa benar harus naik gunung lagi? Riku tidak apa-apa?" Touma khawatir

"Oh, Inumaru-shi! Tidak ada jalan yang lebih aman selain kesana loh! Karena cuma itu jalan satu-satunya ke utara!"

Tanpa basa-basi akhirnya mereka mengikuti Nagi yang memimpin jalan kearah sana. Yah, karena dia membawa peta.

Tentu mereka juga sesekali beristirahat dan singgah ke desa kecil yang ada disekitar sana. Memang dataran luas, namun desa dapat berdiri dengan aman tanpa khawatir ada monster yang menyerang.

Penduduk juga dengan baiknya menunjukkan jalan pintas atau berbagai info mengenai desa mereka. 

Tentu saja, karena ini masih wilayah cahaya jadi tidak heran jika semuanya memiliki pribadi yang ramah. 

Tapi yang membuat Riku heran adalah, ketika dia menyebutkan kota Vulcan malah mendapat pendapat buruk dari mereka.

Seperti mengatakan kalau kota itu sangatlah jahat dan tidak mengenal ampun. Mereka sungguh kasar dan cuek terhadap petualang. Bahkan ucapan penduduk desa disini juga tidak didengar.

Saat bertanya dimana desa itu mereka menunjuk ke dataran yang lebih tinggi. Entah apa gerangan tapi Riku melihatnya dengan mata terbinar. Dataran itu diselimuti oleh pohon maple yang berwarna oranye hingga kecoklatan.

"Tapi yah meski mereka tinggal di pemandangan indah, tak ada yang bisa menjamin sifat mereka semua..." keluh Nagi

"Nagi pernah kesana?"

"Belum, tapi aku juga mendengar dari petualang lain kalau kota itu sangatlah kasar dan tidak ramah... kenapa ya? Padahal mereka masih di wilayah cahaya..."

"Benar juga... kalau ini di wilayah kegelapan, sifat seperti mereka sudah umum... pantas saja Haru memiliki sifat kasar itu..." tambah Touma

"Iya juga, Haruka berasal dari kota Vulcan kan? Dan tunggu dulu? Touma-san, pernah ke wilayah kegelapan tanpa memberitahu ku?" keluh Riku

Incomplete RulerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang