Bab 3-Orange Sunset

302 48 4
                                    

Konbanwa~

___

Dalam pagi menuju siang. Jika ada yang namanya jam, mungkin saat ini menunjukkan jam 9. Langit juga belum terlihat full biru. Masih ada kapas putih yang mewarnai biru diatas. 

*Kling kling

Suara bel saat membuka pintu toko terdengar. Dua orang yang masih bergandengan itu memasuki toko dan yang ditarik dipersilahkan duduk di kursi yang sedikit tinggi. 

Dibantunya duduk perlahan, berharap tidak membuatnya kesulitan hanya dengan berusaha duduk. 

"Tunggu sebentar ya, aku ambilkan alat p3k dulu!" ucap Mitsuki memasuki ruangan lain.

Riku terdiam sambil tergugup. Pasalnya dia tidak tau harus merespon bagaimana. Dia hanya menuruti Mitsuki dengan berdebar-debar. Pasalnya ini pertamakalinya dia diajak ke suatu tempat oleh seseorang asing. Dia semakin menutupi wajahnya dengan jubah.

'Uuuhhh... aku harus bagaimana selanjutnya?' pikirnya 

Mitsuki kembali dengan cepat membawa kotak p3k menuju kearah Riku. Dia menyadari saat Riku gugup dan jubahnya tertutup. Mitsuki pun tersenyum dan mengusap kepalanya.

"Tak perlu takut! Aku hanya akan mengobatimu!" tenangnya

Riku merasa nyaman dengan elusan kepala itu. Entah kenapa mengingatkanku dengan seseorang. 

"A-ah... go-gomennasai..." ucap Riku

"Tak masalah!" Mitsuki mengambil sebuah batu kecil dari kotak p3k dan disodorkan ke lutut Riku. Seketika batu itu pecah lalu luka dan noda nya menghilang. 

Riku langsung terkejut dengan cahaya itu. Mitsuki yang melihatnya terkekeh kecil dan menyimpan kotak p3k itu kembali. Dia menuju belakang counter. Mengambil beberapa kue dan coklat hangat dari toko.

"Minumlah! Hari ini sedikit dingin cuacanya!" ucap Mitsuki menyimpan makanan itu di meja

"A-apa tidak apa-apa?" 

"Ini traktiran ku! Sepertinya kamu juga tertarik oleh aroma kue disini kan?"

Riku mengeratkan jubahnya yang terlihat imut oleh Mitsuki. Meskipun dia belum bisa melihat wajahnya. Terlihat Riku juga menengok kesana kemari karena melihat suasana toko yang masih sepi. 

"Ah... hari ini ada bazar makanan di pusat kota jadi di toko kami sedikit sepi!"

"Da-daijoubu? Bukannya Anda juga harus menjaga stall mu?" tanya Riku

"Tenang saja! Stall di kota di jaga oleh kedua orang tuaku, hehehe! Toko kami memang selalu ramai! Tapi jika ada bazar mereka akan pergi ke kota! Aku tadi memang membawa beberapa bungkusan roti yang tidak terpakai!" jelas Mitsuki

Riku mengangguk dan melanjutkan makannya. Mitsuki juga ikut duduk diseberangnya mengambil secangkir kopi dan cemilan kecil menemani Riku makan.

"Oishii!!!" ucap Riku dalam tone tertinggi

'Kawaii!' seru Mitsuki dalam hati 'Mungkin tak sopan, tapi aku ingin sekali melihat wajahnya!'

"Naa, kamu kesini sendiri?"

"Tidak kok, aku kesini dengan- Touma!!!" ujar Riku langsung berdiri dari tempat duduknya baru mengingat Touma. Itu cukup mengejutkan Mitsuki

"Aaahhh... bagaimana ini? Aku bakal dimarahi!!"

Mitsuki mengernyitkan dahinya dia pun memikirkan nama Touma. Lalu Mitsuki mengingatnya. Itu adalah nama pengawal pribadi Pangeran Mahkota.

"Ka-kamu kenal dengan pengawal pribadi Pangeran? Kamu kesini bareng dia?" tanya Mitsuki

Incomplete RulerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang