Aye~
Tidak menentu update an tuh yak?
----
Hanya lentera yang menyinari seisi ruangan. Dinding abu yang menyelimuti terasa sedikit terang.
ketiga pemuda hanya diam dan mendengarkan ucapan seseorang yang setia duduk diatas kasur. Bercerita sesuai apa yang ada dibenaknya, sesuai apa yang dilihatnya.
Tidak ada yang berkomentar. Semuanya menunduk hingga mata mereka tertutup poni. Bahkan si pencerita juga terus melihat kebawah. Entah ada rasa takut atau bagaimana, dia berbicara dengan suara pelan namun terdengar jelas oleh mereka.
"Itulah yang kulihat..."
Selesai berbicara, si surai merah mengangkat kepalanya. Melihat si pendengar satu-persatu. Lambat, namun mereka mulai mengangkat kepala yang tertunduk itu.
"Terserah kalian, mau mengartikan bagaimana... aku hanya menyampaikan apa yang kulihat..."
Surai merah ini memegang satu lengannya dan kembali tertunduk dengan rasa cemas dan banyak pertanyaan yang memenuhi kepalanya. Mungkin bukan pertanyaan, namun dia memikirkan pendapat mereka.
Bagaimana jika mereka tidak mempercayainya?
Bagaimana jika mereka menganggap dirinya pembohong?
Surai merah itu juga menyadari apa yang tadi dia ceritakan bahkan kemampuannya saja tak dapat dipercaya. Tubuhnya mulai bergetar, dan dia memeluk tubuhnya sendiri.
"Riku-kun... terimakasih sudah memberitahu!" surai merah itu tersentak mendengarnya.
"Kerja bagus Nanase! Dengan begini kita tau kalau mereka memang merencanakan sesuatu yang berbahaya!" tambah surai silver
"Nanase-san, seharusnya kau mengatakan ini lebih cepat!" lalu surai raven menghela nafas
Ragu, dia mengangkat kepala melihat surai putih yang memasang senyum lembut dengan manik ungu yang memancarkan kehangatan.
'Aaah....'
Cahaya dalam matanya berkilap, perasaannya menjadi ringan, gemetaran tubuhnya berhenti. Orang didepannya ini sama sekali tak menunjukkan sikap dinginnya. Dia tersenyum lembut.
Seraya surai merah itu menoleh kesamping, melihat dua dari mereka menunjukkan ekspresi sama. Si surai silver menyilangkan tangan didadanya, namun dia tidak berekspresi marah. Dia memejamkan mata sambil menghela nafas puas.
Meski surai raven disampingnya tidak tersenyum, tidak ada rasa marah ataupun keraguan karena dirinya menghela nafas lega. Atau malah surai raven itu serasa mengomel.
"Terimakasih karena sudah menceritakannya Riku-kun!" manik ungu sekali lagi berucap dengan suara dan tatapan lembutnya.
'...mereka mempercayaiku...'
Perasaan lega sesaat muncul dalam Riku. Bersamaan dengan rasa terimakasih untuk kehangatan mereka yang sama sekali tidak meragukan dirinya.
'Hangat seperti tatapan Touma, Mitsuki, Nagi, Tamaki, Tsunashi-san, Yuki-san, Tsumugi, Banri-san, Otoharu-san....'
Dirinya mencengkram dada yang berdebar secara teratur. Sudah tidak lagi merasakan sakit maupun perih disana. Tatapannya menyendu. Tanpa sadar senyuman terpampang di wajahnya.
'Aku... ingin menemui mereka...'
----
----
KAMU SEDANG MEMBACA
Incomplete Ruler
ФанфикKerajaan Licht dan Kerajaan Schaduw. Licht yang berarti cahaya. Kerajaan dataran rendah ditepi pantai nan indah diselimuti oleh langit biru juga awan putih bersamaan dengan sinar matahari yang menyinari. Schaduw yang berarti bayangan. Kerajaan diat...