"AKU TUMBUH TANPA IBU, NAMUN KINI AKU AKAN MENJADI SEORANG IBU"
ost.Lyodra- Sang Dewi
*
*
*
*
sabtu pagi yang cerah, jendela tanpa balutan kain memancarkan cahaya sinar matahari yang menyilaukan mata seorang gadis yang tengah tertidur. ia sudah terbangun sejak awal ayam berkokok, namun kembali pulas.
terlihat di sebuah kaca wajah tersenyum yang lama tak terpancar, ia membersihkan wajah nya dari debu yang menempel saat tidur semalam, tak lama ia beranjak untuk mandi. ia menikmati setiap tahap dalam pembersihannya, mulai dari rambut hingga tubuhnya.
cukup lama ia menghabiskan waktu di kamar mandi, kini ia melihat pakaiannya di dalam lemari, ia mendapati beberapa celananya mulai kekecilan, untung saja ia sudah lebih dulu membeli daster khusus ibu hamil,
"apa kabar sayang" seru gadis itu sembari mengelus perutnya yang tampak semakin membesar, "tidak masalah kalau aku harus merubah tampilan ku asal kamu tidak kesempitan di dalam sana ya" gadis yang terbiasa tampil layaknya wanita tomboi kini berusaha menjadi beda dengan daster yang sebelumnya ia benci,
stretttt
ia membuka tas berisikan buku kontrol kandungan, hari ini ia berniat untuk mengecek kandungannya di salah satu puskesmas dekat rumah.
sesampainya disana ia memiliki sedikit rasa ragu, "kamu hati-hati jalannya ya sayang" ucap seorang lelaki yang tengah memegangi wanita hamil dan terlihat hati-hati dalam melangkah, sekelilingnya di penuhi oleh pasangan suami istri yang juga memiliki tujuan yang sama dengan nya.
airmata sempat jatuh ketika menyaksikan adegan romantis di tempat itu, menurutnya para wanita di tempat itu sangat beruntung karena memiliki lelaki yang dengan sigap menjaga dan menemani mereka bahkan saat memeriksa kandungan, sedangkan ia harus seorang diri dalam situasi ini.
"hufft tidak masalah, kan aku punya hero" di usap airmatanya dan mengelus perutnya, ia merasa sedikit bersyukur karena setidaknya ia memiliki hero, ya.. hero adalah nama anak dalam kandungannya yang tiba-tiba saja terlintas dalam pikirannya. ia menamai anak itu karena baginya anak ini adalah penyelamatnya, disaat dunia menghilang ia ada bersama hero, itu pikirnya,
"ibu Elfisa" panggil seorang perawat yang menuntun ku ke sebuah ruangan, "bagaimana kabar bu? sehat?" tanya seorang dokter "sehat dok" jawab el, "bisa lihat buku pink nya?" tanya kembali dokter itu, "saya belum punya dok" ya.. kandungan yang memasuki usia 6 bulan itu namun ini kali kedua el memeriksakan perutnya, sebelumnya ia tak terfikirkan untuk datang ke puskesmas karena sibuk dengan masalahnya dengan agam, alhasil ia tak pernah mendapatkan suplemen ibu hamil atau kontrol rutin beserta buku pink nya.
"wah.. bisa kita buatkan sekarang ya bu, karena yang saya lihat kandungan ibu sudah lebih dari 5 bulan ya.. jadi akan lebih baik jika segera membuat buku pink karena dengan buku itu dokter manapun akan tau perkembangan janin ibu" terang dokter tersebut.
"oia suaminya dimana bu, bisa di panggilkan untuk masuk sus, saya perlu untuk beberapa data serta membicarakan perkembangan anaknya disini" .......... el sempat terdiam namun saat suster akan keluar mencari suaminya ia menjawab "saya tidak memiliki suami dok" dengan tegas kalimat itu terlontar, batinnya ingin sekali menangis namun situasi ini tidak memungkinkan untuk nya menangis .
"maaf bu, saya tidak bermaksud menyinggung, baik kalau begitu saya tidak akan bertanya tentang suami ibu lagi" seperti paham saat melihat kertas di hadapannya yang bertuliskan single serta KTP yang berstatus pelajar itu. bukan sebuah hal yang patut di banggakan el malah merasa dirinya tengah di kasihanin. semakin kuat genggaman nya pada kursi, ia menahan airmatanya agar tak menetes.
"baik ibu bisa berbaring di kasur situ agar kita cek dede bayinya, oia ibu sudah punya nama panggilan untuk dede bayinya?" tanya dokter itu kembali, sembari menaiki kasur el menjawab "hero dok" .
"wah nama yang lucu ya, kita cek detak jantungnya hero ya bu, mohon tarik napas, dan keluarkan lewat mulut." tutur dokter itu kembali..
DUG...DUG...DUG...DUG...DUG...DUG..
terdengar suara dentuman yang muncul dari layar monitor di samping tempat tidur el, "ini suara jantungnya hero ya bu" ucap dokter itu, sedikit terkejut bahwa di dalam perutnya terdapat dua jantung yang berdetak, jantung dirinya dan jantung calon bayi yang akan lahir beberapa bulan lagi.
airmatanya mengalir mendengar detakan itu, saat dokter akan menyudahi, el meminta dokter untuk lebih lama agar ia dapat merekan suara detak jantung anaknya tersebut.
mereka kembali ke tempat duduk dan dokter menjelaskan beberapa kondisi anaknya yang sedikit mengkhawatirkan namun kembali dokter tekankan bahwa anak ini sehat .
el mendapatkan resep untuk menebus suplemen kandungan serta makanan untuk ibu hamil.
sebelum keluar ruangan dokter memberi el saran untuk kembali esok agar USG, dimana el dapat mengetahui jenis kelamin calon anaknya, serta el dapat melihat wujud anaknya dalam 3-4 dimensi. yang mana bisa jadi itu wajah anaknya saat lahir nanti namun kini dalam bentuk kartun. el mengiyakan saran dokter dan mendaftar agar kunjungan besok ia tidak perlu mengantri lama.
saat di jalan pulang el melihat seorang lelaki yang berjalan melewatinya membawa jajanan telur gulung,
KRUCUK... KRUCUK...
aroma dari makanan tersebut membuat perutnya berbunyi. ia belum sarapan pagi tadi karena terburu-buru akan ke puskesmas kini ia merasa lapar. melihat kiri dan kanan namun ternyata penjual jajanan tersebut sudah tidak ada,
ia menghela napasnya "hufft sudah pergi abangnya, padahal aku ingin sekali makan telur gulung itu" serunya dengan pasrah..
saat berjalan ia melihat lelaki tadi yang membawa telur gulung ternyata jajanan itu untuk istri nya yang tengah mengandung. "lagi mengidam rupanya.. lucu ya kalau aku ngidam dan ada yang membelikannya" ia menyadari posisinya yang menjadi calon ibu tunggal dan tak mungkin ada yang memenuhi ngidamnya selain dirinya sendiri.
sesampainya di rumah pikirannya terus tertuju dengan jajanan siang tadi, saat di hadapannya ada makanan kesukaannya pun terlihat tak menarik, ia mencoba melupakan jajanan itu dari pikirannya dengan mencoba tertidur namun tak bisa karena perutnya juga terus berbunyi, "kamu sangat ingin telur gulung itu ya sayang" sautnya sembari memandangi perutnya di depan kaca,
ia melihat-lihat situs makanan online namun kala itu semua tutup, walaupun ada, tidak kunjung ada pengantar yang menerima pesanan itu, akhirnya el memutuskan untuk pergi sendiri menuju tempat penjual telur gulung itu.
ia melihat cuaca cukup terik, membuatnya yakin untuk pergi sejauh 133km atau setara dengan 3 jam 23 menit. cukup jauh bagi ibu hamil yang akan berpergian mengendarai motor, namun bagi gadis ini tak apa jauh asalkan anaknya dapat merasakan telur gulung .
gimana Chapter kali ini guys?
kira-kira el dapat telur gulung itu gak ya?
doain el untuk dapet ya..
apalagi jaraknya jauh sekali.
aku ajak pergi yang jaraknya setengah jam males apalagi sampai berjam-jam.
jangan lupa like dan komen ya guysss..
KAMU SEDANG MEMBACA
I AM PREGNANT (ON GOING)
Teen Fiction"aku ragu, ini terasa seperti jebakan" ucap agam dengan getaran bibir seolah itu sebuah ketakutan. "bagaimana bisa kamu ragu? kamu sendiri yang bilang kalo kamu ga sengaja keluar di dalem" terlihat jelas wajahnya memerah dan airmata pun tak terbendu...