"SIFAT MANUSIA PALING KEJAM ADALAH KETIKA IA MELAKUKAN SEBUAH KESALAHAN DAN MEMBUAT ITU SEOLAH BUKAN SALAHNYA"
ost.Viera-perih
*
*
JEBAKAN adalah kata yang paling menyakitkan yang terdengar oleh gadis yang sedang tertimpa musibah itu, gadis yang tengah hamil 9 minggu itu tengah berusaha mendapatkan pengakuan dari lelaki yang menghamili nya, justru harus menerima kenyataan bahwa lelaki itu tidak bersedia menikahinya bahkan meragukan anak itu dan menyangka bahwa itu mungkin saja anak orang lain yang wanita itu limpahkan tanggung jawab kepadanya,
situasi semakin memanas dimana agam yang terus mengulang kata-katanya bahwa itu hanya JEBAKAN .
argo dan erni hanya terdiam melihat el yang berradu argumen dengan agam berbeda dengan dua orang itu betty justru memilih angkat bicara karena dirinya merasa agam tengah membuat keadaan semakin memanas bukan memberi solusi justru agam membuat el tersulut akan amarah yang tertahan itu.
"kenapa harus aku si gam? kenapa kamu harus seperti ini sama aku? kenapa aku yang harus nanggung ini sendirian? kenapa kamu gak berusaha untuk terima kenyataan ajah si? kenapa kamu malah lari dan ga mau mengakui?" air mata itu sudah tidak lagi bisa terbendung dan membasahi pipi perempuan itu. tak lama terasa keram di perutnya dan el terus memegangi perutnya itu sembari terus bertanya. el sudah tidak mampu menahan rasa sakit di perutnya itu memilih untuk pergi te toilet yang kemudian di susul oleh erni yang menyadari akan sahabatnya yang tengah kesakitan itu.
"lu gapapa kan el?" tanya erni yang tengah melihat el terduduk sembari memegangi perutnya yang keram itu. "sakit banget perut gw ni, sakit banget hati gw ni, ko bisa ya agam ngomong kaya gitu sama gw?" ucap el dengan tangisan yang terus membasahi pipinya. "sabar ya el, gw juga ga nyangka agam akan ngomong kaya gitu ke lu, cuma mungkin dia lagi emosi ajah el, apalagi dia dapet pikiran itu karena ucapan teman-temannya" jawab erni yang langsung memeluk sahabatnya. erni pun meneteskan armatanya, ia bisa merasakan sakit yang sahabatnya itu rasakan, namun dalam situasi ini ia juga tidak bisa berbuat banyak.
tak lama mereka kembali ke meja panas itu dan melanjutkan perbincangan mereka,
"lu jangan emosi dulu ya el, kita bisa omongin ini baik-baik, gw lagi dengerin penjelasan agam" ucap betty "apalagi bet? jelas dia ga mau gw! jelas dia ga mau ngakuin kalo ini anaknya! jelas ga akan ada solusinya! gw salah bet! tapi anak ini enggak!" tegas el
bukan waktu yang tepat untuk mengajak el diskusi saat ini, el yang terus tersulut emosi kemudian memilih pergi, ia sempat mengajak temannya namun, mereka memilih tetap duduk, dan el pergi sendirian ke depan café,
ia berjalan sendirian menyebrangi café dan semakin jauh langkahnya, ia memutuskan untuk berjalan kaki menuju kontrakan yang tak jauh dari café itu.
tak selang 15 menit kemudia ia disusul kedua sahabatnya menggunakan kendaraannya, dan mengajak el untuk pulang bersama.
sesampainya di kontrakan betty dengan wajah penuh penyesalan meminta maaf karena tidak bisa menemani sahabatnya malam itu karena ia harus segera pergi ke rumah kekasihnya yang kebetulan akan libur esoknya, waktu kerja yang tidak menentu membuat hari libur taufik tidak dapat di pastikan dan membuat terkadang mendadak betty terburu-buru menuju kekasihnya itu.
el duduk termenung di balkon sendirian, erni dan betty yang berada di dalam sudah membujuk el untuk masuk namun el menolak, sebelum pergi betty kembali mendatangi el dan meminta maaf.
"maaf ya el, bukannya gw ga mau nemenin lu malam ini, gw tau gw egois tapi untuk kali ini gw minta lu ngerti ya?, jangan pernah berfikir lu sendirian ada gw ada erni disini, walaupun gw pergi bukan berarti gw ga peduli sama lu" ucap betty yang khawatir el berfikir bahwa dirinya tidak peduli pada sahabatnya itu.
"iya bett ga masalah, gw emang lagi mau sendiri, gw paham kok udah lu jalan ajah jangan mikirin gw, untuk kali ini gw emang lagi pengen sendiri." tegas el.
setelah itu betty pamit pergi disusul oleh kedatangan argo. el sangat marah dengan hadirnya argo di hadapannya itu.
"ngapain lu kesini? pulang sana, gw lagi pengen sendiri!" ucap el sembari duduk menjauh dari argo.
"ayolah jangan kaya gini, aku juga pengen ada untuk kamu, dan gak akan pulang sampai keadaan kamu membaik" tegas argo yang berusaha menenangkan el dengan cara terus mengelus kepala gadis itu, kehebatan argo adalah ia paham betul bahwa el memiliki kegemaran dielus bagian kepala karena itu yang dapat menenangkannya saat ia marah besar sekalipun.
el yang terdiam perlahan menyenderkan kepalanya dalam pundak kekasihnya itu, tak bisa di pungkiri bahwa argo mampu memberikan rasa tenang dan nyaman pada el.
"kenapa harus gw si go?, kenapa bukan cewenya agam ajah yang hamil anaknya. pasti keadaannya gak akan seperti ini kan? ini hanya tentang agam yang memang tidak menginginkan anak ini ada dalam kandungan perempuan kaya gw kan go?" tanya el dengan meneteskan airmatanya kembali, ia mengingat perkataan agam yang sangat melukai nya itu.
"bukan kamu yang gak pantas untuk dia, tapi dia yang emang ga pantes untuk dapat kamu, tenang ajah ada aku disini." tegas argo
"lalu kenapa lu diam ajah disana go? lu yang bahkan tau segalanya tentang gw dan agtam gak ngeluarin sepatah katapun go! kenapa? lu ada dipihak agam?"el menyadari satu hal saat beradu argumen di café tadi, sang kekasih yang tak lain adalah teman agam hanya duduk terdiam dan tak menjelaskan apapun yang mungkin dapat membantu posisinya.
"aku cuma gak mau memperburuk keadaan. dengan kamu yang emosi dan agam yang juga tersulut emosi aku gak mau membuat posisi kamu semakin tersudut" terang argo,
"tapi lu bisa ajah menjelaskan apapun yang sekiranya memang lu tau kan go?" tanya el kembali
"iya aku paham" jawab argo "tapi kenapa lu lebih memilih diam go?" potong el yang kembali bertanya dengan sikap argo yang terdiam saat melihatnya tersudutkan oleh banyaknya argumen agam.
argo hanya mampu kembali diam dan menyaksikan el menangis dalam pundaknya. posisinya mungkin serba salah, dia kekasih el dan juga rekan agam, membuatnya mungkin bimbang harus membela siapa.
malam itu cukup menegangkan. el kembali meminta argo untuk pulang dan akhirnya argo memilih pulang dan memberi waktu tenang kekasihnya itu, tak lama argo pulang el pun pamit pulang kepada erni, awalnya erni meminta el untuk tetap tinggal menginap di kontrakan namun el beralasan bahwa ia harus pulang karena orang tuanya akan marah jika tau malam itu ia tidak pulang.
hai guysss gimana chapter kali ini?
kalo ada kritik atau masukan langsung komen ajah ya, jangan lupa like juga
love you guyss :)
KAMU SEDANG MEMBACA
I AM PREGNANT (ON GOING)
Ficção Adolescente"aku ragu, ini terasa seperti jebakan" ucap agam dengan getaran bibir seolah itu sebuah ketakutan. "bagaimana bisa kamu ragu? kamu sendiri yang bilang kalo kamu ga sengaja keluar di dalem" terlihat jelas wajahnya memerah dan airmata pun tak terbendu...