ISI HATI

341 3 0
                                        

*SEMAKIN KERAS KAMU BERUSAHA MEMBENCINYA ,MAKA SEMAKIN JELAS PULA BAHWA KAMU MENCINTAINYA.*

OST. Afgan-Sudah

*

*

*

fakta adalah bukti yang tidak bisa di cari dengan hanya melihatnya. jika kamu memiliki kenalan yang biasa tertawa terbahak-bahak, lalu seketika ia menjadi muram. belum tentu keadaan itu menjadi alasan ia bersedih. mungkin saja memang ia sedang tak ingin tertawa,

menyembunyikan apa yang kita rasakan adalah tindakan yang mudah. manusia terkenal akan perannya sendiri yang tak jarang mencoba peran orang lain untuk sekedar merasakan apa mereka rasakan . namun tak jarang mereka salah mengambi langkah dan menjadi sedikit gegabah dan menjadikannya mudah di sakiti dengan kata-kata yang menusuk.

sebagai manusia biasa sangat wajar jika kita pernah membenci bagian dari panjangnya hidup yang sudah di jalani. beberapa yang mungkin menimbulkan luka yang belum sempat di sembuhkan atau tak memiliki obat penyembuhnya.

memaafkan dengan kata mungkin mudah terlontar namun bagaimana dengan hati yang masih menyimpan luka yang di berikan. menjadi jahat bukanlah pilihan namun jika bisa menjadi baik kenapa tidak.

amarah yang tidak lagi bisa terbendung itu meluap dengan ganasnya. apakah salah jika kita pernah melakukan kesalahan dalam hidup? lantas jika hukuman itu terasa berat apa pantas kita meminta keringanan?

sudah setahun lebih waktu yang panjang bagi seorang gadis menjalani hidup dengan hukuman sang langit. berjuta kali airmatanya mengalir dengan harapan dapat menebus kesalahan yang telah ia lakukan di masalalu. kini berjalannya waktu hidupnya sangat suram untuk di jalani ketika secercah harapan hadir ia kembali di datangi oleh bayangan dari masalalunya yang seakan memaksa masuk kembali ke pintu yang telah rusak itu.

masalalu yang dengan susah payah ia kubur kembali bangkit dengan hadirnya sosok pembuat onar yang dulu ia percaya, salahkah jika saat ini ia merasa tidak adil dengan takdir yang seakan menguji kesabarannya untuk kesekian kali.

" cukup el ", kata-kata dari seseorang yang melihat bagaimana amarah gadis itu membara. namun seakan tak bisa di kontrol amukan itu menjadi sedikit hilang kendali dan menimbulkan beberapa kekacauan di sekitarnya.

ketika sedikit tenang, gadis itu mencoba berjalan pulang. perasaan lega akibat telah meluapkan amarahnya. dengan sempoyongan ia berjalan menyusuri jalan menuju rumahnya. beberapa kali ia sempat terjatuh dan menabrak tembok namun ia kembali bangun dengan sendirrinya seakan tidak ada yang menyakitkan.

sesampainya di depan rumah ia memandangi atap dengan tersenyum "rumah???, inikah yang orang lain sebut rumah?, bagiku ini hanya penjara tanpa jalan keluar, mengapa semuanya terjadi?, sebodoh itukah aku dulu hingga menempatkan diri di sutuasi sulit ini?, apa tak ada kesempatan yang Tuhan sediakan untukku?, kemana perginya mereka yang menganggapku teman? keluarga?, sialan kini aku hanya sendiri. disini dengan berbagai kesulitan yang aku alami tanpa ampun. hahahahaha, benar kata lelaki bajingan itu, aku hanya sampah yang layak untuk di buang. aku sendirian." ia berjalan dengan lemas memasuki rumah itu.

di lain tempat ada sosok yang mengikutinya sejak tadi, dengan penuh hati-hati ia diam-diam menjaganya agar kembali dengan selamat sampai rumah. "ternyata ia bisa sembrono. gua kira hidupnya selalu tertata dengan rapih, seberapa berat bebannya hingga bisa mengamuk dengan mengerikan seperti tadi. ternyata manusia yang banyak tertawa saja punya beban yang lebih besar daripada beban gua. bagaimana bisa gua mengeluh selama ini jika ternyata masih banyak manusia yang lebih susah daripada gua. bodoh ternyata gua belum mengenal sepenuhnya perempuan yang selama ini gua kagumi. nyesek rasanya melihat ia menangis tanpa seseorang yang menemani. Tuhan bisakah beri dia kebahagiaan sesekali agar tawanya terlihat nyata bukan hanya kepura-puraan."

EL

aku tidak pernah memaksa semua menjadi milikku, aku juga tidak pernah merasakan mendapatkan hal yang dengan mudah aku dapatkan, maka dari itu aku bertanya malam ini kepada Tuhan, benarkah ia ada? bisakah ia membantuku sedikit? jika bisa, mungkinkah akan ada akhir bahagia untukku?,

aku lahir tanpa meminta, tumbuh tanpa keluarga, besar dengan biaya ku sendiri, berkali-kali jatuh dalam kekacauan hidup yang aku lakukan dengan sadar, berkali-kali pula mencoba mengakhiri hidup yang hampa ini, lalu suatu hari aku bertemu dengan lelaki yang kukira bisa mengubah jalan hidupku, nyatanya ia mencampakkanku, dengan meninggalkan benihnya dalam tubuhku, memfitnahku bahwa itu bukan hasil karyanya, satu hal yang tidak bisa ku hindari, bukan hanya dia yang menganggapku murahan namun seluruh dunia pun berkata sama. aku menjaga benihnya kembali sendirian, seakan melihat diriku sendiri dalam benih itu. dan ketika benih itu berevolusi menjadi makhluk bernyawa aku kembali sadar, bahwa mungkin saja aku telah menciptakan dunia yang telah aku lalui dulu untuk benih yang ku paksa jaga. bahkan setelah berevolusi benih itu belum mendapat pengakuan dari sang penabur, benih yang kini bernyawa menderita penyakit mematikan, dan harus pergi jauh dariku untuk mendapatkan pengobatan, kejamnya ia pergi bukan dengan penabur atau penjaganya, melainkan sosok lain yang bukan penyebabnya lahir ke dunia. aku bekerja pagi-siang-sore-dan malam, tanpa henti, tanpa libur, tanpa istirahat. setelah waktu berlalu aku masih belum bisa menggapai benih itu di pelukanku,

dimanakah sang penabur kini? apakah ia sudah bahagia tanpa kami?, pernahkah terlintas dalam mimpinya bahwa kami butuh dia, aku terlalu bodoh, bahkan hingga kini aku masih sedikit berharap dia datang dan menjaga kami,

akan sulit memang jika dia pergi namun meninggalkan jejaknya di hidupku, akan lebih baik jika dari awal aku tidak mengenalnya, setidaknya tidak ada benih yang harus merasa hal yang sama seperti aku yang dulu.

bisa saja aku menganggapnya mati, namun hatiku tak bisa di tipu. rasa sakit yang masih nyeri hingga kini ternyata karena aku rindu dia. rindu bagaimana dia memperlakukanku dengan begitu istimewa. walaupun aku juga tau itu hanya bagian dari drama nya.

dengan apa yang sudah aku alami, apa masih kurang untuk alasan aku meminta kebahagiaan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 28, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

  I AM PREGNANT (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang