"KETAKUTAN TERBESARKU ADALAH KETIKA AKU TIDAK LAGI MEMILIKI KENDALI ATAS DIRIKU" BY.PUTRI_BOENDA
mencintai seseorang itu bukan sebuah kesalahan, namun akan jadi kejahatan. jika tetap mencintai seseorang yang jelas sudah memiliki kekasih, apalagi sampai hamil dalam hubungannya itu.
bak mimpi buruk el menerima fakta bahwa dirinya tengah mengandung anak dari lelaki yang sudah memiliki tunangan. tidak pernah terfikirkan sebelumnya bahwa ia akan menjadi wanita malang yang akan menjalani hari dengan banyak cobaan seperti yang sudah di mulai dari saat dimana ia akhirnya tau bahwa ia hamil.
sahabatnya memaksa el untuk menemui lelaki itu dan memeberi tahu bahwa dirinya tengah hamil anaknya.
"gw takut kalo harus ngasih tau agam bet!" jawab el "apa yang perlu lu takutin ini resiko dari apa yang lu dan dia lakuin di belakang kita semua. dia harus ikut menanggung apa yang terjadi sama lu sekarang, lu ga bisa diam. argo giaman? dia udah tau?" tanya bety.
"setelah ini gw akan ngasih tau dia" tegas el, sedari pagi argo yang terus menanyai kabar kekasihnya namun belum di respon, tiba-tiba ada panggilan masuk dari argo yang kemudian di angkat sama el.
argo yang sudah mencari el itu menanyakan kemana saja el sedari pagi susah sekali dihubungi. dengan tegas el menjelaskan apa yang terjadi dengannya dan tentu saja tak berbeda jauh dari reaksi bety saat tau keadaan el, argo pun sangat amat terkejut dan tidak mampu berkata-kata.
tiba-tiba el mematikan panggilan itu karena agam menghubunginya dan setuju untuk bertemu dengannya malam itu di sebuah café terdekat.
waktu menunjukan pukul 22.03 el yang mengantarkan bety plg ke kos, kemudian bersama bety tanpa terlebih dahulu memberi tahu erni akan keadaannya beregegas ke café tempat nya akan menemui agam.
el memasang raut bahagia karena terlepas dari tujuannya menemui agam, akhirnya ia bisa melihat lagi wajah lelaki yang masih menjadi tokoh utama di hatinya.
agam yang sudah datang lebih awal terduduk diam di kursi depan café itu sambil mengerjakan tugasnya ditemani minuman dingin di meja, el yang sampai di café menghampiri agam tanpa kata lalu langsung duduk di samping agam, bety yang sudah paham dengan situasi itu duduk tak jauh dari meja el namun mengenakan headset dengan tujuan iya belum ingin ikut campur dengan apa yang akan di ucapkan sahabatnya itu.
"mau pesen minum dulu atau makanan? udah makan belum?" tanya agam dengan hangat, "gw ga nafsu makan dari kemarin" jawab el.
kemudian agam memesankan minuman untuk dua perempuan yang tengah duduk di luar itu tak lupa dengan kentang goreng kesukaan el.
"jadi mau ngomong apa?" tanya agam dengan tenang. "aku ga tau harus ngomong dari mana tapi yang jelas aku cuma bisa ngasih kabar yang aku pun ga tau ini kabar baik atau buruk buat kamu. AKU HAMIL." ucapan el membuat agam yang sedang menenggak minumannya tersedak dan terkejut.
sebelum agam sempat membalas ucapan el datang seorang pegawai membawakan pesanan mereka.
"aku udah berasa sih kamu mau ngasih kabar ini, tapi kamu yakin dari mana kalo kamu hamil?" agam yang mencoba tetap tenang namun terlihat jelas ia gugup, tubuhnya bergetar saat ia akan membakar rokok pun ia sampai menjatuhkannya dahulu, ia mengambil minumannya dan tetap mencoba menenangkan dirinya.
"pagi tadi aku ngecek kondisi aku ke klinik dan ternyata aku hamil 7 minggu" jawab el.
el menyadari akan perubahan sikap agam, namun rasanya itu wajar, manusia lain juga akan bersikap seperti agam jika mendapatkan kabar yang sangat mengejutkan itu.
"oh jadi kamu udah memastikannya ke klinik?, lalu siapa ajah yang udah tau? gimana langkah kamu selanjutnya? orang tua kamu gimana?" agam yang berulang kali mencoba tetap tenang seakan tak lagi mampu menahan rasa gugupnya itu, nada bicaranya berubah menjadi pelan, suaranya tidak terlalu jelas dengan getaran bibir yang menyelimutinya dari tangan hingga bibir.
"bety udah tau makanya hari ini aku datang sama dia untuk ngasih tau kamu, aku awalnya ga mau ngasih tau kamu tapi aku rasa kamu perlu tau karena kamu bapaknya anak ini aku ga tau mau gimana sekarang! orang tua aku belum tau!" jelas el.
"gimana soal jogja? kamu ga jadi ke jogja?" tanya agam seolah mencoba mengalihkan sebentar perbincangan mereka ini. "aku gagal lagi ke jogja, tiket sudah di pesan dan seharusnya hari ini aku berangkat tapi karena fakta ini aku memilih untuk datang kesini dan ngasih tau kamu." jawab el
FLASHBACK ON
SAAT SUASANA HATI EL TENGAH KACAU TERBESIT PIKIRANYA UNTUK MENGHINDAR DARI DUA SOSOK PRIA YANG TENGAH ADA DI HIDUPNYA. IA MEMINTA TANTENYA UNTUK MEMBIAYAINYA KE KOTA DIMANA ADA ABANG TIRI EL YANG TINGGAL DISANA DIKIRIM IBU EL KARENA ABANG NYA TERLALU SERING MEMBANTU EL MENJADI ANAK YANG MELAWAN.
EL BERPAMITAN DENGAN ARGO DAN AGAM MELALUI EMAIL KARENA WA MEREKA DI BLOKIR.
BERBEDA DARI ARGO YANG TIDAK DI RESPON EL KETIKA MENDAPAT JAWABAN KHAWATIR ARGO. EL JUSTRU BIMBANG DENGAN RESPON AGAM YANG TIDAK INGIN KEPERGIAN EL TERSEBUT, AGAM MERASA LEBIH BAIK EL DI JAKARTA DALAM PANTAUANNYA.
HINGGA AKHIRNYA MEREKA BERTEMU UNTUK MEMBAHAS ITU.
FLASHBACK OFF
"jujur aku kaget el, dan aku pun gak tau harus ambil tindakan apa?, aku ga mungkin memberitakan kabar ini langsung ke orang tua aku, mereka bisa marah besar el" jawaban agam langsung terpotong oleh el
"aku disini cuma mau ngasih info gak ada niatan apapun, aku paham kamu mungkin berat untuk mengabarkan orang tua kamu apa lagi kekasih mu itu, aku paham. gini ajah, kamu bisa jalani hari mu tanpa mikirin aku, kamu fokus ajah dulu sama kerjaan kamu dan keluarga mu biar aku yang urus diri aku sendiri. kamu jangan khawatir aku udah biasa sendiri kok." terlalu naif kalimat itu terucap, seakan ia mampu menghadapi hal yang bahkan tidak bisa ia terima, terlalu polos ia membiarkan lelaki yang seharusnya bertanggungjawab berkeliaran bebas dengan tanpa beban,
"aku akan tetap cari jalan terbaik buat kita semua kok el, aku ga mungkin biarin kamu sendirian hadapiu ini. kalo pun aku harus bilang ke pasangan aku soal punya istri dua dan dia mengizinkan aku pasti akan langsung nikahin kamu el, kamu jangan khawatir aku akan kerja keras untuk kita. tugas kamu cuma jaga anak kita ajah biar sehat terus" ucap lelaki itu membuat wanita di depan nya merasa tersanjung.
awalnya agam yang terlihat panik mulai sedikit tenang dengan omongan el, apa yang el ucapkan layaknya bom waktu, yang tertahan namun akan ketahuan juga faktanya, el meyakini bahwa dirinya mampu tanpa sosok lelaki itu. el juga mengklaim bahwa dirinya akan membela agam jika orang tuanya nanti bertanya.
cinta itu buta, ia tak dapat melihat apa yang benar dan apa yang salah. ia hanya melihat sosok yang di cintai ,seburuk apapun karakternya, sekelam apapun masalalunya, sepait apapun kehidupannya, ketika kita mencintai seseorang yang terpenting orang itu ada meski hanya untuk menyakiti.
jangan lupa like dan komen ya guyss....
KAMU SEDANG MEMBACA
I AM PREGNANT (ON GOING)
Teen Fiction"aku ragu, ini terasa seperti jebakan" ucap agam dengan getaran bibir seolah itu sebuah ketakutan. "bagaimana bisa kamu ragu? kamu sendiri yang bilang kalo kamu ga sengaja keluar di dalem" terlihat jelas wajahnya memerah dan airmata pun tak terbendu...