BANGKIT

144 6 1
                                        

"JIKA MASALALU MENJADI BURUK ADALAH TAKDIR, APAKAH MERUBAH MASA DEPAN BISA MENJADI PILIHAN?, AKU BISA MENJADI IBU SEKALIGUS AYAH JIKA ITU MEMUNGKINKAN"

ost.Glend_fledly- malaikat juga tahu

*

*

*

*

*

terlalu lama menghabiskan waktu di kamar mandi gadis itu tak menyadari waktu kini menunjukan pukul 16.56 sore, ia bergegas menyalakan kendaraannya, dan menyetel petunjuk lokasi untuk ke tujuan, ramainya kendaraan menyebabkan kepadatan di beberapa titik jalan, jam pulang kerja membuat situasi lebih ramai dari biasanya,

ia terjebak dalam kemacetan, setelah jalanan kembali lancar tak terkira hujan turun dan membasahi gadis itu. kini ia tidak memutuskan untuk berteduh, karena jarak tempuhnya mash teramat jauh, ia juga lupa membawa jas hujan dan di sepanjang jalan tidak ada penjual jas hujan, aneh biasanya di mana hujan di situ ada penjual jas hujan. mungkin dewi fortuna sedang tidak berpihak padanya pikir gadis itu. terlebih lagi tak jauh dari lokasi hujan turun tadi kini ia sampai di tempat yang tak terlihat ada rintik.

"sial hujan wilayah yang menyebalkan" dari tempat sebelumnya yang basah kini tampak sangat kering, ruas jalan itu sama sekali tidak terhujani. pakaiannya yang basah kuyup menjadi sorotan sekitarnya, di beberapa lampu merah terlihat banyak mata yang memperhatikannya mereka merasa aneh bagaimana tidak hampir semua dari mereka tidak mengetahui adanya hujan di jalur sebelumnya.

beberapa dari mereka mengkritik el namun tidak terdengar karena interkom yang di gunakan el memiliki volume yang cukup besar, interkom itu semacam pengeras suara untuk helm yang di sambungkan lewat ponsel, menguntungkan baginya yang berusaha mengabaikan orang sekitarnya.

sesampainya di titik akhir lokasi, "TOKO SEPATU?" tanya el dalam hatinya. tujuannya adalah penjual telur gulung namun yang terlihat adalah sebuah toko sepatu yang megah. "apa ada di dalam ya? mung saja kan mereka membuka jajanan telur gulung dalam toko sepatu untuk mengundang konsumen" gerutunya lanjut dalam hati sembari berjalan menuju pintu toko.

"selamat sore ka, ada yang bisa saya bantu, ingin mencari sepatu model apa ya?" sapa seorang karyawan toko itu, "telur gulung mbak, telur gulungnya di mana ya?" tanya el yang memaksa memasuki toko yang tertutup itu. "ha?... telur gulung... eehhh.. maaf ka posisi tubuh kakaknya kan basah ya jadi tidak bisa memasuki toko kami" tegur karyawan itu dengan raut wajah kebingungan , toko sepatunya di kira toko telur gulung bagaimana ia tidak terkejut..

"saya ingin membeli telur gulung mbak, lokasinya disini kok, masa tidak ada? saya menempuh jarak jauh untuk telur gulung itu mbak. masa saya tidak di perbolehkan untuk membeli hanya karena saya basah kuyup. saya seperti ini juga untuk telur gulung itu mbak" ucap el yang mulai emosi dan terduduk sambil menangis, karyawan yang kebingungan itu kemudian meminta teman satu kerjaan nya untuk mengambil kursi agar el dapat duduk , ia menyadari perut el yang terlihat besar, "kakak hamil ya?, ini duduk kak" tanya karyawan itu sembari menenangkan el yang terus menangis,

setelah beberapa saat keadaan el mulai membaik, kini emosinya sudah surut dan tangisnya pun sudah terhenti. "jadi begini kak, dulu disini memang ada penjual telur gulung namun sudah lama pindah sebelum toko kami buka, untuk alamatnya barunya boleh kakak tanyakan ke toko sebelah, mereka mungkin tahu" jelas karyawan itu .

el yang kelelahan beranjak berdiri, tumpuan kakinya yang tak terlalu kuat membuatnya hampir saja terjatuh, namun tertolong oleh karyawan di depannya.

alamat barunya tidak terlalu jauh ternyata, ia bergegas menghampiri penjual telur gulung itu, "sabar ya nak, sedikit lagi kita makan telur gulung, kamu jangan merajuk yak nak, nanti kita makan telur gulung yang banyak ya, karena seharian ini kita belum makan apapun" ucap gadis itu penuh harap terhadap penjual telur gulung yang akan ia tuju, namun siapa sangka ternyata tutup.

MAAF TOKO KAMI AKAN BUKA DI HARI SELASA

itulah yang tertera di pagar, hatinya begitu sesak mendapati telur gulung itu tutup. jarak yang jauh tak membuahkan hasil. ia menangis sepanjang jalan berharap akan menemukan penjual lain namun sampai di rumah ia tak kunjung menemukan penjual lain.

ia terduduk lemas di teras rumah. "mengapa aku tidak pernah beruntung?" tanya nya dalam hati.

saat akan mengambil air minum ia melihat sepiring telur gulung di meja makan, ternyata kekasih abangnya baru saja mencoba membuat telur gulung, tanpa pikir panjang ia makan semua yang terdapat di piring itu sekitar 30 tusuk, jiwa laparnya meronta sejak pagi tidak makan. walaupun rasanya tidak karuan ia menyantap jajanan itu penuh riang. takut ketahuan orang rumah ia bergegas masuk ke kamar dan mengunci pintu.

"Alhamdulillah ya nak, hehehe.. walaupun kita makan diam-diam makanan itu, tapi tak apa yak,, urusan di marahi itu urusan belakangan ya nak, asal kamu kenyang" tawanya kini terpancar, usaha yang ia lakukan hari ini memang tidak membuahi hasil namun ia merasa bersyukur, bahwa masih ada cara lain untuknya mendapatkan telur gulung itu. ia bergegas mandi karena tadi tubuhnya basah terkena hujan yang deras di jalan.

tidurnya cukup pulas malam itu. mungkin karena sudah mendapatkan apa yang ia ingin, esoknya ia kembali berkunjung ke puskesmas untuk melakukan USG. pagi itu suasana tidak seramai sebelumnya. kali ini tak tampak pemandangan romantis yang akan ia lihat.

saat memasuki ruangan ia di sambut dokter yang tak asing baginya. dokter itu berbeda dari dokter sebelumnya menangi ia. "tante melda?" cukup terkejut melihat keluarganya menjadi dokter yang akan mengecek kandungannya. yang di mana belum ada satupun keluarga yang mengetahui keadaannya.

ia ingin sekali memutar langkah untuk kembali keluar namun "masuk sini Elfisa Putri Nara" tegas wanita paruh baya yang memiliki raut wajah cukup menyeramkan alisnya yang terbentuk tegas membuatnya menjadi sosok yang sangat di takuti el, apalagi saat kecil dulu tante melda adalah salah satu keluarga yang terbilang sering menegur el dalam beberapa tindakan. tanpa sempat menolak el duduk di hadapan wanita itu.

"pantas saja nama ini tidak asing, ternyata kamu.. anak kecil yang memiliki sifat melawan dan keras kepala seperti kamu akan menjadi calon ibu?, kok tante tidak pernah mendapatkan undangan pernikahan kamu yak? tiba-tiba kita bertemu dengan posisi kamu sedang mengandung besar. situasi macam apa ini? bisa tolong kamu jelaskan nanti setelah kita selesai el?" ya.. bukan kali pertama cetusan yang tajam itu terlontar dari mulut tante melda. namun kali ini el lebih sensitif akibat kandungannya ia menjadi lebih mudah meneteskan airmata karena hal sepel, apalagi kali ini pertanyaan tante melda cukup berat untuk ia jawab.

tante melda adalah adik kandung dari ibu nya.

bagaimana chapter kali ini guysss..

inget kan kalau el itu belum memberi tahu keluarganya perkara kehamilannya.

namun kini salah satu dari mereka sudah tahu.

apa ya kira-kira yang akan el jawab?

bagaimana hasil USG dari hero ya,,

gak sabar ingin tahu jenis kelaminnya.

jangan lupa like dan komen ya guysss

  I AM PREGNANT (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang