"Iyakah?"
Aku mengerjap. Penasaran berapa banyak orang yang sudah mencium wangi khas itu. Meskipun aku tidak pernah memergoki Kaivan sedang jalan dengan cewek, enggak mungkin cowok kayak Kaivan jomlo kan?
"Lo enggak nanya siapa yang bilang sebelum lo?"
"Eh?"
"Enggak penasaran?"
Aku berdeham. Dia berhasil memancing rasa ingin tahuku. "Siapa?"
Kaivan tersenyum tipis, namun ia tidak menjawab dan justru lanjut menancap gas motornya. Membuat suara knalpot itu kembali bising mengganggu pendengaranku.
Aku mendengus. Kurang kerjaan sekali Kaivan. Apa-apaan coba? Memancing buat penasaran tapi malah enggak kasih tahu apa-apa. Orang aneh.
Kaivan benar-benar membawaku ke sebuah warteg yang cukup ramai dikunjungi oleh orang. Kebanyakan yang makan di tempat itu kulihat adalah bapak-bapak dan ibu-ibu. Tidak ada satu pun pelajar. Hal itu membuat mereka semua menatapku dan Kaivan dengan tatapan curiga. Apa lagi seragam sekolah SMA Garuda memang sangat khas, jadi mereka pun pasti tahu kami pelajar dari mana.
Namun, bukan itu yang membuatku terkejut.
"Kaivan! Astaga! Kaget Ibu! Kamu ini ke mana aja enggak pernah datang?"
Seorang wanita berbadan gemuk berwajah ramah menepuk punggung Kaivan akrab. Wanita itu baru saja mengikat celemek untuk menutupi baju dasternya yang sudah berminyak. Entah kenapa, meskipun aku tidak pernah melihat wanita itu sebelumnya, senyum ramah di wajahnya yang terlihat tulus itu membuatku ikut tersenyum.
"Eh, ini cewekmu? Ih, udah lama enggak mampir, sekalinya mampir bawa cewek. Ini kamu pasti sibuk pacaran ya makanya Bu Mila dilupain!"
Aku masih tidak beranjak dari titik di mana Kaivan memarkirkan motornya asal di tepi jalan. Namun wanita itu tiba-tiba berbalik dan menghampiriku. Menepuk punggungku lembut seperti apa yang ia lakukan pada Kaivan.
"Manis, udah lama ya pacaran sama Kaivan?" tanya ibu itu lembut, tapi aku tahu kalau sudut bibirnya seakan menggodaku.
Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Aku terlalu kaku. Tidak bisa bereaksi apa pun. Aku bahkan tidak tahu apa hubungan Kaivan dengan ibu itu. Kenapa terlihat sangat akrab?
Kaivan yang sudah masuk ke dalam warung akhirnya keluar kembali sambil menggigit sepotong bala-bala di mulutnya. Sepertinya ia benar-benar kelaparan.
"Kenalan dulu dong, Bu!" seru Kaivan tiba-tiba dari pintu warung yang berbentuk seperti rumah biasa itu.
"Ini ceweknya malu-malu, enggak kayak kamu. Kok dia mau sama kamu."
Aku terkekeh. Ucapan ibu benar-benar berhasil menghiburku. Aku bahkan lupa kalau sedang menjalani masa hukuman sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Semicolon (Open Pre-Order)
Подростковая литератураLagi open PO sampai tanggal 19 September aja nih. Yuk peluk versi cetaknya https://shope.ee/6Kc3kHQaLm Sebuah semicolon digunakan saat seorang penulis sebenarnya bisa mengakhiri sebuah cerita, namun memutuskan untuk tidak melakukannya. Penulis itu a...