19. Drama

144 47 44
                                    

"Kamu selalu punya orang yang peduli padamu. Selalu. Jangan pernah beranggapan bahwa kamu harus melalui semuanya seorang diri." 

- Emory R. Frie


Kelas dimulai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kelas dimulai.

Aku sangat beruntung karena Bu Afia datang lebih awal sebelum bel tanda masuk kelas dibunyikan. Dengan begitu, aku pun selamat dari dua laki-laki itu dan segera kembali ke kursiku untuk duduk.

"Selamat pagi, anak-anak! Apa kabar semuanya?" sapa Bu Afia dengan senyum lebar merekah di wajahnya. Sepertinya ada sesuatu yang membuatnya terlihat lebih cerah dan bersemangat pagi itu.

"Pagi, Bu!"

"Saya sehat, Bu!"

"Sehat, Bu!"

"Hari ini hanya kelas Ibu saja ya. Nanti pukul sebelas siang ada rapat untuk acara ulang tahun sekolah. Ibu dengar sih anak-anak akan dipulangkan."

Kabar yang dibawa oleh Bu Afia berhasil membuat wajah malas anak-anak di dalam ruang kelas XII IPA 7 itu seketika berubah menjadi cerah. Mereka saling berbisik dan melempar pandang dengan teman sebangkunya.

Hanya aku yang tidak melakukan itu. Aku menatap kursi kosong di sebelahku dan dadaku terasa sesak saat melihatnya tak lagi berpenghuni.

"Hari ini kita belajar drama saja ya. Ibu penasaran siapa di antara kalian yang punya bakat terpendam untuk jadi aktris dan aktor muda," tambah Bu Afia, membuat suasana hati anak-anak di kelas menjadi kembali kecewa.

Sepertinya tidak ada di antara mereka yang memiliki bakat terpendam itu, karena mereka bahkan tak terlalu antusias saat mendengar Bu Afia mengucapkannya. Namun, Bu Afia yang telah mengambil keputusan bulat tak peduli dengan penolakan tersirat itu.

Beliau bahkan sudah membawa sebuah print out kertas yang langsung dibagikan ke seluruh siswanya dari bangku paling depan.

Sebuah skenario drama. Saat kubaca sekilas, sebenarnya drama yang harus diperankan itu tak begitu panjang, hanya ada beberapa kalimat yang harus diperagakan.

Aku mengernyit saat sadar kalau topik dalam teks skenario drama itu mengangkat tema perundungan di sekolah. Dari banyaknya tema yang bisa diangkat menjadi drama singkat, kenapa harus perundungan di sekolah?

Aku menatap ke arah Bu Afia yang baru saja menempati tempat duduknya di depan kelas. Wajahnya masih bahagia, tak berubah sedikit pun. Apa beliau termasuk orang yang menyukai drama dengan tema ini? Apa ada orang yang suka dengan hal seperti itu? Aneh.

"Kalian sudah baca semuanya?" tanya Bu Afia kembali mendapat perhatian yang beliau inginkan.

"Kalau sudah, silakan dibuat kelompok dengan dua orang ya. Ibu hitung hari ini yang masuk 30 orang, jumlah yang genap. Jadi silakan pilih kelompok masing-masing ya. Sudah kelas dua belas kan?"

My Semicolon (Open Pre-Order)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang