- Forgive Me -
- Chapter 16 -
- Written By HwangFitri127 -
- 🥀🥀🥀 -
Apartemen, 05:34 -
"Wow! Suara berisik apa ini?!" tanya Taeyong kaget.
"Dan bagaimana bisa dapur ini berantakan sekali?" tanya Taeyong lagi.
Pria itu menggelengkan kepalanya dengan pelan, merasa heran dengan tingkah anak laki-lakinya itu.
"Kau sedang membuat sarapan untuk siapa, Bear?" tanya Taeyong kepada si pelaku.
Haechan menggeleng kikuk.
Mana mungkin dia jujur pada Taeyong kalau dia membuat makanan ini khusus untuk seorang pria yang pastinya bukan untuk Jeno dan Jaehyun?! Bisa dipindahkan dia ke sekolah lain lagi.
"Uhm ... Ingin membuat sarapan untuk Jeno, Pa," bohong Haechan.
Taeyong mengangguk, tetapi beberapa detik berikutnya dia tersadar akan satu hal.
"Membuat sarapan?! How could that be?! Kau tak tahu memasak, Lee Donghyuck!" seru Taeyong bingung.
Haechan menyengir.
"Makanya, Pa. Biarkan Jeno Hyung menjadi orang pertama yang menikmati makanan buatanku!" jelas Haechan percaya diri.
Taeyong terkekeh.
"Baiklah," ucapnya.
Taeyong melirik ke arah toples garam yang dipegang oleh Haechan.
"Jangan terlalu banyak garam. Hyung-mu tak terlalu suka dengan makanan yang berperisa asin," jelas Taeyong.
"Kalau bisa, kau tak perlu menambah garam sedikitpun di dalam makanan Hyung-mu," lanjutnya.
Taeyong tahu sekali tentang makanan yang disukai dan makanan yang tak disukai oleh anak-anaknya.
Jeno tak terlalu suka makanan yang berperisa asin.
Haechan tak suka daun sawi, alergi telur dan juga alergi dengan hal-hal yang berbau mie.
Taeyong berjalan santai meninggalkan Haechan setelah mengambil sebotol air dingin di dalam kulkas yang ada di samping Haechan.
Haechan langsung menghela napas lega setelah melihat kepergian Taeyong dari dapur.
"Untung aku punya otak licik," gumam Haechan.
"Bisa-bisa Papa marah bila tahu kalau aku membuatkan sarapan ini untuk Mark," lanjutnya.
"Wow! Ternyata untuk pria lain?!"
Haechan tersentak saat suara tiba-tiba muncul dari bawahnya.
Haechan menunduk untuk menatap sumber suara.
"Siapa Mark?" tanya Rose si pelaku.
"Yakh! Bagaimana bisa Noona ada di sana?!" tanya Haechan kaget.
Rose mengangkat sebotol Vodka dengan santai, lalu meneguknya beberapa teguk.
Haechan kaget.
"Kau tahu, tempat teraman untuk meminum alkohol adalah di lemari penyimpanan mesin pipa. Lagipula lemarinya sangat besar. Jadi, aku bisa masuk tanpa beban," jelas Rose.
"Kau tahu sendiri, uncle Tae tak suka kalau aku minum alkohol. Bisa saja mulutnya itu mengadu pada Ayah dan Ibuku," lanjutnya.
Haechan hanya bisa menghela napas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forgive Me | MarkHyuck
Teen FictionBagi Haechan, mencintai Mark bagaikan memeluk bunga mawar beserta tangkainya. Haechan dapat menghirup wanginya bunga mawar. Tapi, dia juga terluka karena dirinya tertusuk duri mawar hingga berdarah. Begitu juga dengan mencintai Mark. Mencintai Mark...