Bagi Haechan, mencintai Mark bagaikan memeluk bunga mawar beserta tangkainya.
Haechan dapat menghirup wanginya bunga mawar. Tapi, dia juga terluka karena dirinya tertusuk duri mawar hingga berdarah.
Begitu juga dengan mencintai Mark. Mencintai Mark...
"Aku tak tahu. Mungkin saja kau berbuat kesalahan?"
"Ck! Bahkan aku terlalu muak untuk bertemu dengannya. Bagaimana bisa aku mencari kesalahan?"
"Jangan banyak bicara dan pergi saja."
Haechan mengganggukan kepalanya dengan malas, sedangkan murid yang tadinya memberi info kepada Haechan juga memilih untuk pergi saja.
Haechan dengan begitu malas berjalan menuju ruang kebesaran milik Mark yang tak lain adalah ruang OSIS.
Sekitar beberapa kelas yang dilewati oleh Haechan, tak lama ia sampai tepat di depan ruangan Mark.
"Masuk."
Itu ada perintah Mark saat dia melihat Haechan yang berdiri di depan pintu ruangannya. Mark tahu karena dia sengaja untuk tidak menutup pintu ruangannya.
Haechan berjalan santai masuk ke ruangan Mark.
"Ada apa? Aku tak berbuat salah. Untuk apa kau memanggilku?" tanya Haechan to the point.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Turunkan tatapanmu," dingin Mark.
Haechan tersenyum tipis.
"Tak ada perlu lain? Aku ingin ke luar," final Haechan.
Haechan berbalik dan berniat meninggalkan Mark, tetapi Mark tiba-tiba berseru.
"Yeri adik sepupuku. Rumor bahwa dia adalah kekasihku itu tak benar!" seru Mark.
Haechan membalikkan badannya dengan mata yang menatap Mark santai.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
