Akhir Cerita Cinta

945 87 28
                                    


🎧Masih menyarankan lagi Budi Doremi-Tak 'kan Hilang untuk menemani kalian di part perpisahan🎵

Seberapa inginnya kau pun pada seseorang, memendam rasa sebesar apapun, sekuat apa usaha jika memang dia dilahirkan bukan untukmu, dia tidak akan pernah menjadi untukmu.

“Papa...” Tzuyu menatap siapa gerangan yang datang memeluk kakinya erat. Mata indah warisan ini membuatnya tersenyum begitu hangat, bayi kecilnya yang menjiplak sempurna tenunan gen ayahnya adalah yang terbaik. Kim satu ini memang sangat baik memberinya segala hal yang bisa diwariskan.

“Sayang...” Tzuyu meraih putra semata wayangnya yang kini sudah berumur 4 tahun. Wajahnya kecil dengan lemak bayi, hidungnya mancung dengan bibir dan alis yang tebal, belum lagi rambutnya lebat turunan sang ayah. Tzuyu selalu menemukan sisi wajah pria itu, terkadang dalam rupa anaknya yang kecil. Belum lagi kelopak mata monoloid lengkap dengan ukuran yang tidak sama kanan dan kiri. Namun, bayinya tetap tampan. Ah, pria Kim—apa yang kau bayangkan saat membuat bocah tampan ini sehingga dia sangat sempurna mengikuti dirimu?

“Papa?”

Tzuyu menggulum senyum. Hari ini dia sibuk sekali sampai lupa menghubungi sang suami, anak kecilnya ini Kim Eun Sang selalu ingin berbicara dengan papanya. Mereka selalu bertelepon dan berbicara setiap siang, sibuk atau tidaknya mereka selalu menyempatkan diri saling menyapa agar bayi mereka ini bahagia. Dan Eunsang mulai terbiasa dengan itu semua. Jika tidak menghubungi papa sehari saja, anak kecil itu mulai mencecar dimana papanya.

Jadi Tzuyu buru-buru mencari ponselnya seraya menggendong sang bayi yang semakin lama semakin berat. Anaknya ini bertumbuh dengan baik. Sangat baik. Tzuyu selalu memberinya segala hal, mencukupinya agar Eunsang tidak sedih. Semua dia limpahkan dengan baik, kasih sayang, harta apapun yang anaknya inginkan.

Trauma masa kecil membuatnya menjadi ibu yang cukup aware agar anaknya tumbuh dengan baik tanpa rasa sakit karena tidak adanya bantuan moral dan ekonomi, kini hidup sangat mudah di depan matanya. Tzuyu mulai belajar bisnis dari suaminya sang pebisnis, tapi tidak meninggalkan jati dirinya sebagai seorang istri dan ibu meskipun dia agak sedikit sibuk belakangan. Suaminya sudah menyuruh Tzuyu untuk di rumah saja mengurus bayi mereka. Tapi, Tzuyu tetap ingin membantu, jadilah kini mereka saling berbagi tugas. Apapun yang membuat Tzuyu bahagia, suaminya akan mendukung serta.

“Pa...Papaaaa!!” pekik anak lelaki itu saat wajah papanya terpampang tampan di layar ponsel. Pria itu tersenyum geli dan menyambut tidak kalah hangat.

“Jagoan papa... Sayangku! Ada apa anak tampan? Sudah rindu sekali dengan papa?” Papa Kim tersenyum lembut dan menggoda bayinya. Mengamati setiap reaksi putranya yang begitu bahagia hanya karena bisa bicara dengan pria tampan diseberang sana. Senyumnya lembut dibelakang seolah turut serta mengadakan dialog rahasia antar anak dan ayah.

“Kalian sudah makan, sayang?” mendengar itu Tzuyu tersadar dari lamunan dan tersenyum tipis namun tetap hangat.

“Sudah, kak. Kami sudah makan siang, bagaimana dengan kakak?”

“Bekalnya terlalu banyak, cantik. Tapi ini sangat enak. Kau seharusnya sekolah memasak dan kupastikan kita menjadi pengusaha restoran paling terkenal sekota Seoul.” sang suami menggoda istrinya, membuat Tzuyu malu-malu, selalu saja seperti ini.

Mereka berbincang hangat sebelum akhirnya papa harus pamit undur diri karena ada rapat, kata papa kalau rapatnya berhasil dan cepat, papa akan langsung pulang tanpa lembur malam ini. Ingin bermain dan mengajari putranya banyak hal.

Sebelum menutup telepon Pria Kim masih sempat-sempatnya main mata menggoda sang istri yang kini semakin tidak karu-karuan malunya.

“Tunggu aku di rumah, sayang.”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 23, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

༄ᵗᵃᵉᵗᶻᵘ; 𝗘𝗹𝗲𝘂𝘁𝗵𝗲𝗿𝗼𝗺𝗮𝗻𝗶𝗮🔐Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang