𝘮𝘢𝘭𝘢𝘪𝘬𝘢𝘵 𝘮𝘢𝘭𝘢𝘯𝘨

1.6K 213 56
                                    



Tzuyu masih ragu pada apa yang dia rasakan sekarang, berusaha untuk menelan ludahnya dan melepaskan tangan yang melingkar di perutnya dengan sangat possessive. Gadis polos itu hanya menatap lurus pada laptop yang bersinar di hadapannya, ada banyak tulisan yang Tzuyu tidak mengerti.

Tapi Tzuyu paham, ada banyak nasib manusia yang dipertaruhkan di dalamnya, banyak orang yang bertahan hidup di dalamnya. Dan hanya dengan bantuan sinar laptop itulah sedikit ada penerangan di ruangan menyesakkan ini.

Sebenarnya ruangan ini tidak begitu menyesakkan, ruangan ini cukup luas bahkan sangat luas jika hanya ditempati dua manusia di dalamnya. Pendinginan ruangan juga tampaknya berfungsi, dan udara cukup terasa dingin. Tapi pada sosok di belakang Tzuyu lah yang membuat kesesakan ini begitu menguras udara di paru-paru Tzuyu beserta detak jantungnya yang tak karuan.

“Jangan banyak bergerak sayang, kakak sedang berusaha menyelesaikan pekerjaan kakak,” Nafas Taehyung terasa hangat di telinga Tzuyu, membuat gadis itu bergidik. Belum lagi disertai kecupan yang lumayan lama di leher jenjangnya.

“Kenapa kau memiliki aroma se-menenangkan ini? Aroma adik kecil yang kau miliki tidak berubah.”

Tzuyu mulai mengerang kesal karena ini sangat menyesakkan. Ini membuat pernafasannya terganggu. Belum lagi ke posesif-an tangan yang memeluk perutnya itu benar-benar membuatnya kesakitan.

“Kak... Tzuyu mau tidur.” Tzuyu bergerak gelisah dan mencoba melepaskan tangan Taehyung.

“Bukannya kita sudah membuat kesepakatan kalau kau akan menemani kakak mengerjakan semua ini sampai selesai?” suara Taehyung begitu rendah membuat Tzuyu tak berkutik. Ingat Tzuyu, kakakmu bukan orang yang sabar.

Bodohnya dia tadi langsung mengiyakan ajakan Taehyung. Tapi bukan salahnya juga, karena Tzuyu mengira dia akan menonton televisi dan Taehyung akan duduk manis di meja sudut sana, mengerjakan semua berkas dan laporan perusahaan.

Bukan malah seperti ini. Di atas tempat tidur bersandar pada kungkungan kakaknya ini. Tzuyu memang gadis dengan sejuta kepolosannya. Tapi dia tahu nilai sosial yang berlaku di sekitarnya, bahwa kegiatan yang dilakukannya bersama kakaknya ini adalah kegiatan terlarang, yang hanya dilakukan seorang pria kepada gadisnya, suami ke istrinya, bukan abang ke adiknya.

Saat Tzuyu kembali dari kamar mandi, dia melihat Taehyung duduk di kasur dengan laptopnya, tampak fokus dan mengajukan pertanyaan yang Taehyung anggap itu adalah kesepakatan. Tzuyu menyetujuinya, karena dia pikir itu bukan masalah yang besar. Tapi kejanggalan Tzuyu terjawab saat Taehyung merentangkan tangan kearahnya, dan Tzuyu menyambut tangan itu dengan bingung dan berakhir seperti...ini.

“Ta—tapi ini salah kak. Tidak seharusnya...” belum selesai Tzuyu berbicara, Taehyung sudah menghadiahinya belasan kecupan di pelipisnya. Gadis itu terdiam, tidak tahu harus senang atau bagaimana. Pokoknya ini salah. Kalimat itu ia teriakan berkali-kali di pikirannya.

“Siapa yang mengajarimu tentang salah dan benar selama ini, sayang? Bukankah sedari kecil aku mengajarimu banyak hal? Kau menginginkan aku selalu ada di dekatmu. Dari dulu kita makan, bermain, belajar, mandi, dan tidur bersama. Bukankah ini adalah Tzuyu kecilku yang merengek minta tidur bersamaku dulu? Bahkan dulu kau meminta aku tidur bersama adikku ini sampai dewasa?”

Tzuyu ingin rasanya memprotes kelakuan Taehyung yang membuatnya kebingungan, tapi nyalinya menciut entah kemana.

Tzuyu memejamkan mata, dan sekelebat memori yang Taehyung katakan muncul dalam ingatannya.

“Kak Taehyung mana, Bu?” Tzuyu yang saat itu sedang demam menangis, matanya yang indah menatap ibunya yang sedang memomongnya dalam dekapan agar anak kecil itu bisa beristirahat.

༄ᵗᵃᵉᵗᶻᵘ; 𝗘𝗹𝗲𝘂𝘁𝗵𝗲𝗿𝗼𝗺𝗮𝗻𝗶𝗮🔐Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang