𝘪𝘯𝘪 𝘥𝘰𝘴𝘢

1.8K 200 75
                                    


R

ose memalingkan wajah ke samping, menatap tepat pada mata Chanyeol. Dan seketika Chanyeol terkejut pada luka di pandangan mata Rose.

"Aku kesini hanya untuk mengejar cintaku, tapi sepertinya dia tetap tidak tertarik. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya,"

Chanyeol diam.

Hening.

Diam.

Krikk...kriik...

“Pfttt...bhahahaha...!” suara tawa menggelegar membuat wajah Rose merah padam karena sudah menduga curhat pada orang yang salah.

Ditatapnya wajah Chanyeol yang memerah dan puas menertawakannya.

“Kenapa kamu ketawa sih? Emang ada yang lucu?” kali ini Rose benar-benar kesal. Air matanya bahkan mengurai dipelupuk mata sangking kesalnya pada Chanyeol. Chanyeol benar-benar bukan orang yang tepat diajak curhat.

“Lah... suka-suka aku dong,” ujar Chanyeol makin mengesalkan. Pria itu bahkan masih setia nyengir kuda di hadapan Rose yang terus menatapnya kesal. Tawanya terpingkal-pingkal sambil memegangi perutnya yang sakit karena puas tertawa.

Sekarang siapa yang receh disini?

Melihat ekspresi Chanyeol dan perasaannya yang meluap-luap antara benci pada Taehyung yang tidak peka selama ini atau pada pria dihadapannya yang tidak bisa menjaga perasaan perempuan, entahlah... Rose tidak tahu.

Ini pertama kali baginya curhat soal perasaannya kepada orang lain, tapi disaat pertama, dia sudah tidak merasa nyaman dengan yang namanya curhat.

Gadis Park menangis tanpa suara dan berusaha menghapus air matanya. Semua pria sama saja! Final Rose.

Melihat Rose menangis, tawa Chanyeol terhenti, diusapnya sudut matanya sendiri yang habis menangis menertawakan Rose.

Senyum Chanyeol melembut. Dia tahu dia sudah keterlaluan. Gadis ini pasti sudah banyak terluka karena ketidakpastian dari pria sebrengsek calon kakak iparnya.

Meskipun tidak sama persis dengan yang dialami  Rose, Chanyeol mengerti rasanya menjadi orang yang selalu berharap memiliki cinta yang tak mencintaimu. Apalagi kata Rose tadi, sepertinya gadis itu tahu benar siapa yang sedang Taehyung cintai.

Tanpa sadar telapak tangan besar Chanyeol mengusap punggung Rose lembut.
“Maafin aku, aku pasti udah keterlaluan ya. Kamu hanya pengen curhat. Tapi bisa-bisanya aku ngetawain kamu.” Chanyeol tersenyum menenangkan saat Rose kaget menatapnya.

“Aku punya adik perempuan. Aku juga tidak mau dia disakiti nantinya, jadi maaf... Meskipun aku ragu, Jihyo si suara sirene polisi bisa disakiti pria. Asal kau tahu, aku memang tidak terlalu baik saat menjadi pendengar, mungkin karena aku orang yang banyak bicara. Tapi jujur saja aku tertawa karena kau benar-benar lucu.”

“Lucu?” Rose memasang wajah bingung di sisa tangisnya. Masih tidak mengerti dimana letak lucunya.

“Gimana mungkin ada orang sebodoh kamu yang mau jauh-jauh datang dari Amerika dan mencintai satu orang selama bertahun-tahun. Apalagi hanya seonggok Taehyung yang menyebalkan itu. Oh ayolah, Rose si Master Chef Season 8, kalau cowok itu aku, okelah. Aku tampan, hangat seperti pelukan mantan, kaya dan ngga sempat miskin karena setiap detik semakin kaya. Ini hanya karena...  ah sudahlah! Apa di Amerika kamu kekurangan stok cowok sampai harus mengejar Taehyung begitu?”

“Kamu ngga mengerti apapun soal cinta.” Rose menunduk setelah menaikkan sedikit nada suaranya.

“Sotoy ih Mawar! Lagian dimana-mana pria yang mengejar wanitanya, bukan  malah kebalik begini,” Chanyeol berlagak bijak.

༄ᵗᵃᵉᵗᶻᵘ; 𝗘𝗹𝗲𝘂𝘁𝗵𝗲𝗿𝗼𝗺𝗮𝗻𝗶𝗮🔐Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang