Partner

383 31 5
                                    

"Makan di pinggir jalan lagi?" kaget Ruto mendengar keinginan Lisa.

"Iya....bukan kah lebih menyenangkan seperti ini? Aku bisa makan disebelahmu sambil bersandar di pundakmu dan menatap kebun anggur. Anggur disini yg terbaik" ucap Lisa meminum segelas anggur ditangan nya.

"Masih pagi nuna....kenapa sudah minum anggur, nanti perut nuna sakit"

"Asal itu bersamamu, aku tidak pernah takut merasakan sakit....kamu tau itukan" lirih Lisa memeluk lengan Ruto dan bersandar di pundak Ruto.

"Jangan sakit lagi nuna, kumohon jangan sakit untuk ku lagi" ucap Ruto dengan suara paraunya.

"Maaf...." lirih Lisa.
"Maaf karna sudah menyakitimu dengan meninggalkan mu tanpa pamit"
"Aku...aku lebih baik melihatmu membenciku seumur hidup daripada harus melihatmu terluka, aku....benar-benar takut mereka akan menyakitimu" Lisa mulai terisak.

"Aku....lebih baik dihantam mobil dan gagar otak daripada harus menyaksikan pernikahan mu saat itu nuna" lirih Ruto

"Kamu gila? Kamu tidak tau seberapa histeris aku menangisimu saat memelukmu yg berlumuran darah dan sudah tidak sadarkan diri? Dunia ku berhenti, seandainya terjadi sesuatu padamu saat itu aku lebih memilih mengakhiri hidupku"
"Aku....bisa menahan semua sakit asal tidak ada yg menyakitimu" ucap Lisa dengan suara paraunya.

"Maaf.....maafkan aku nuna, maafkan aku malah menyimpan dendam untuk mu" ucap Ruto terisak memeluk erat Lisa.

"Apa yg terjadi padamu saat itu?" lirih Lisa menatap Ruto.

"Duniaku berhenti nuna, saat aku melihat pernikahan mu di layar besar di depan rumahmu"

"Kamu datang?"

"Aku tidak akan percaya nuna melakukannya padaku jika aku tidak melihat nya langsung. Dan ternyata benar terjadi. Aku hancur nuna, setiap aku melihat simbol YG aku kembali hancur untuk kesekian kalinya, bahkan aku masih bisa mencium aroma tubuhmu di setiap sudut ruang di gedung YG"
"Bertahun tahun aku terjebak dalam senyuman palsu seperti tidak terjadi apa apa, karna aku takut orang orang akan membenciku nuna ketika melihatku terpuruk"

"Wae?"

"Aku tidak mau melihat ada orang membenci nuna, karna aku sangat mencintai nuna dan aku mau semua orang juga mencintai nuna"
"Maaf....aku sempat percaya pernikahan nuna itu asli karna keinginan nuna" lirih Ruto.

"Wae? Kamu meragukan aku mencintaimu?" kesal Lisa.

"Aku tidak tau nuna.....saat itu, ah sudah dijelaskan pokoknya nuna sangat membingung kan" kesal Ruto.

"Sampai kapan kamu mengira pernikahan ku asli?"

"Sampai malam itu kita bertemu lagi" lirih Ruto.

"Karna itu kamu menikahi Eunseo?" lirih Lisa menatap lurus ke depan.

"Mianhe.....nuna, aku bersalah, tapi aku sudah mengirim surat cerai untuk nya aku serius"

"Dia mau menandatangani nya?" tanya Lisa menatap Mata Ruto dan Ruto terdiam.
"Sudah aku duga tidak akan mudah"
"Dia mengincarmu dari dulu, tidak mungkin dia akan melepaskan mu dengan mudah setelah bisa mendapatkan jackpot seperti mu"

"Tapi aku tidak peduli dia akan menandatangani atau tidak, aku tetap akan menceraikan nya" ucap Ruto.

"Kamu yakin dia tidak akan nekat dan melakukan hal bodoh?" tanya Lisa dan Ruto terdiam.
"Jangan paksa dia, tapi buat dia yg meminta cerai darimu"

"Aku...tidak...tau...caranya nuna"

"Kesalahan yg kamu bilang semalam.....yg kamu lakukan saat kamu mabuk, apa itu?" lirih Lisa menatap tajam Ruto.

Deg.....Ruto membeku, tidak berani berucap apapun, salah berucap bisa berakibat kehilangan Lisanya selamanya.

"A-pa-i-tu?" tanya Lisa dengan penuh penekanan.

"Maaf....aku tidak bisa mengatakan nya" lirih Ruto.

Lisa memejamkan matanya dan menarik nafas sesaat sebelum kembali berucap.
"Kamu...melakukannya?.....dengannya?" tanya Lisa dengan mata merah berkaca kaca menahan tangisnya.

"Hehehehe ada apa dengan ekspresi wajahmu?" Lisa terkekeh menatap wajah Ruto yg pucat ketakutan, tapi Lisa sendiri malah santai dan menenggak segelas anggur dalam sekali tenggak.

"Berapa kali?" tanya singkat Lisa.

"Hanya sekali itu nuna, sumpah" Ruto berlutut di hadapan Lisa.
"Itupun aku tidak ingat apa yg terjadi...aku hanya ingat pulang dari bertemu nuna di acara itu, aku pergi ke night club sendirian, dan minum banyak disana. Lalu bertemu dia lalu....saat sadar aku sudah terbangun di kamar hotel tempatku menginap dengan dia yg menangis di lantai" jelas Ruto dengan wajah serius nya.

"Benarkah kamu nggak menikmatinya?" tanya Lisa dengan tatapan membunuhnya.

"Astaga nuna......aku nggak ingat apapun, sumpah" Ruto semakin ketakutan.

"Drama.....akting" cibir Lisa.

"Aku?" tanya Ruto semakin takut Lisanya benar benar murka padanya.

"Dia menyukaimu dan mengincarmu dari dulu, lalu kenapa dia menangis saat bisa membuat mu bercinta dengannya?" kesal Lisa.

"Nuna.....bibirnya frontal banget"

"Fakta...yakin dia tidak bahagia dan menikmatinya saat kamu benar benar dalam keadaan tidak sadarkan diri"

"Tapi itu yg pertama baginya nuna, mungkin dia menangisi itu"

"Lalu aku? Aku juga yg pertama saat bersamamu, aku tidak menangis karna aku melakukannya dengan orang yg aku suka, simpel"
"Dia bukan menangis karna kamu mengambil miliknya sebelum pernikahan, tapi karna kamu mendesahkan namaku saat bercinta dengannya" bisik Lisa dengan smirknya.

"Astaga nuna.....ucapanmu vulgar banget, ini tempat umum, aku rasa nanti malam nuna perlu dihukum" bisik Ruto tepat di telinga Lisa

"Aku tidak salah kenapa harus dihukum" bisik balik Lisa.

"Nuna melakukan 2 kesalahan, pertama karna mengucapkan kalimat vulgar yg membuat ku mendadak horny, dan karna semalam sudah menggodaku tapi malah tertidur dan membuatku harus bersolo" bisik Ruto.

"Yes, I'm yours sir"

"Lisa.....is that you?" sapa seseorang dari arah samping Lisa membuat Lisa dan Ruto menoleh.

"Hanbin?" ucap Lisa menatap sepasang orang berjalan mendekati Lisa.

"Gw kira gw salah orang Li, ah....nggak nyangka banget gw bisa ketemu lo disini" ucap Hanbin terlihat bahagia banget tanpa memperhatikan ekspresi kedua orang lain di sekitarnya, Haruto dan seorang perempuan yg tadi datang bersama Hanbin.
"Lo apa kabar Li?"

"Gw....ya seperti yg lo lihat saat ini. Ini siapa? Kenalin dong"

"Oh iya kenalin Li, ini Hayi....istri gw dan Hayi ini Lisa, pemilik YG"

"Hai....gw Hayi, salam kenal" Hayi istri Hanbin tersenyum.

"Hai..gw Lisa, salam kenal juga"
"Kalian kok bisa sampe sini?" tanya Lisa.

"Kita lagi bulan madu disini Li" jelas Hanbin.

"Owh...." ucap Lisa.

"Kalian juga bulan madu disini?" ucap polos Hayi.

"Iya" bukan Lisa tapi Ruto yg menjawab membuat Lisa dan Hanbin menoleh kearah Ruto. Bahkan Lisa menatap tajam Ruto mempertanyakan apa maksut ucapan Ruto barusan.

"Ah.....bagus dong kita bisa double date. Kalian nginep dimana?"

"Di.." Lisa yg hendak menjawab tapi dibungkam Ruto.

"Hmm....tempat menginap bukankah itu privasi? Maaf kalau tidak sopan, kami hanya ingin bulan madu kami lebih fokus" ucap ceplos Ruto hingga Lisa mengernyitkan alisnya

"Perasaan aku yg minum, kenapa kamu yg Ngomong nya ngelantur?" bisik Lisa mencubit perut Ruto.

"Awh..sakit"
"Lalu aku harus bilang partner one stand night gitu?" goda Ruto terkekeh.

Secret Message (Haruto Lalisa) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang