07 || Semua karena demam

70.1K 2.5K 898
                                    

Spam komen, jangan lupa Vote.

Makasih 🙏🏻

.
.
.

**

Tiga hari berlalu sejak kejadian di dapur, Acha berinteraksi dengan Zegas seperti biasanya, seolah tak pernah ada yang terjadi di antara mereka.

Kini sudah pukul 2 siang, Acha tengah duduk di kursi dapur sambil memainkan ponselnya dan berkirim pesan dengan Fayola, mengingat saat ini tak ada yang perlu ia lakukan lagi, tinggal menunggu majikannya pulang dan kembali sibuk karena mengurus kebutuhan mereka.

Acha mengangkat kepalanya saat seseorang berdiri di hadapannya dan menarih sesuatu di meja, ia melihat Karez yang baru saja tiba di rumah.

Kemudian Acha melirik satu cup minuman dan satu pack shushi di depannya, "apa?"

"Buat lo."

"Hah?"

"Gue kelebihan, jadi buat lo aja," sahut Karez yang mmebuat Acha mengerutkan dahinya.

"Masa? Lo mau iseng kan? Pasti ada racunnya."

Karez menghela nafas kasar, "Yaudah kalau gak mau, buang aja."

"Tapi serius gak?" Tanya Acha lagi yang terlihat ragu, namun ia juga ingin memakannya.

"Serius, Acha. Gue beli paketan, tapi gak abis, Yaudah gue bawa pulang, buat siapa aja."

"Paketan? Gak abis? Ini masih fresh, kayaknya baru mateng," tanya Acha lagi seraya terus memandang shushi nya.

"Karez sengaja beli buat lo kali, cuma malu bilangnya," ucap Naka yang baru saja melewati keduanya untuk mengambil minuman di lemari pendingin, kemudian pergi lagi.

"Ngapain juga gue beliin buat lo? Kalau gak mau buang aja," gumam Karez, kemudian ia pergi menaiki tangga untuk memasuki kamarnya.

Acha berdecak kecil, "bilang aja kalau emang beliin," gumamnya, kemudian ia menikmati makanan dan minuman pemberian Karez.

Acha tak mengerti kenapa akhir-akhir ini Karez bersikap tak seperti biasanya. Sejak awal Karez itu kasar dan menyebalkan, Karez sering membuatnya kelelahan dan terjebak di situasi yang mengesalkan, namun sekarang sikap menyebalkan Karez sedikit berkurang.

"Acha! Sini lo, kenapa kamar gue masih berantakan?!"

Acha memejamkan matanya sejenak saat mendengar teriakan Karez dari lantai atas.

Baru saja sedikit dipuji, Karez sudah membuat ulah.

Acha pun meninggalkan makanannya di meja, lalu menghampiri Karez di kamarnya, terlihat kamar Karez yang berantakan, terdapat banyak bekas makanan dan minuman yang berserakan di atas karpet.

"Lo sendiri yang bilang, jangan masuk ke kamar lo sampai lo yang ijinin," ucap Acha.

"Masa?" Tanya Karez dengan tatapan tak percaya.

"Hm, tanya aja Shian, dia juga denger."

"Yaudah beresin, nanti malem temen gue mau dateng."

"Lagi? Lo gak ada tempat nongkrong sampe kamar lo jadi markas temen-temen lo?" Tanya Acha, pasalnya selama ini Acha sering sekali melihat Karez membawa teman-temannya ke rumah.

"Gue males pergi-pergian, kenapa? Lo mau protes?" Balas Karez dengan nada menyebalkan.

"Iyalah, gue angkut sampah-sampah di kamar lo hampir setiap hari, seenggaknya kalau nyampah tuh ya buang ke dalem tong sampah, gak berserakan kayak gini."

365 Days With The Boss ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang