"Acha, kenalin ini temen aku, namanya Riana, dan Riana ini Acha temen aku," ucap Zegas yang memperkenalkan Acha dan Riana, kemudian mereka bersalaman sejenak."Kamu udah beresin kamar kamu, Cha?"
"Udah kak, udah kosong, pakai aja," sahut Acha sambil tersenyum kecil.
"Makasih ya, Acha. Maaf banget udah ngerepotin," ucap Riana yang terlihat tidak enak, namun tetap mengucapkan terima kasih.
"Gak apa-apa," sahut Acha, kemudian Riana pun menarik kopernya memasuki kamar yang sempat Acha tempati.
Tanpa mengatakan apa pun Acha hendak pergi ke dapur, namun Zegas menahan lengannya, "kamu tidur di kamar aku, Cha.."
"Eh gak usah, aku tidur di sofa aja," sahut Acha, keduanya berusaha untuk tidak membas soal kejadian hebat semalam.
"Gak apa-apa, kita masih punya dua hari di sini," ucap Zegas sambil tersenyum kecil, kemudian ia menarik koper milik Acha dan memasuki kamar utama.
Sementara Acha hanya diam dengan tatapan yang sulit diartikan, ia pikir Zegas terlalu terang-terangan seperti menyukainya, namun Zegas juga bersikap baik pada perempuan lain, yang tandanya ia tak pernah menaruh hati untuk Zegas dan berharap Zegas membalas perasaannya.
Tak lama Zegas keluar dari kamar, "kita ngobrol di depan," ucapnya seraya berjalan menuju kolam renang.
Acha pun membuat minuman sejenak, kemudian membawa dua gelas minuman itu dan duduk di samping Zegas.
Acha memberikan satu minumannya pada Zegas, "ngomong-ngomong kak Zegas udah cari tau soal Shian, Drian, dan Dean? Kayaknya Shian diancam sampai Shian terpaksa bawa aku malem itu."
"Udah, tapi gak dapet informasi apa-apa, kayaknya Naka tau soal itu, tapi Naka gak mau cerita," sahut Zegas yang membuat Acha mengerutkan dahinya.
"Naka tau?"
"Hm, akhir-akhir ini dia sering masuk kamar Shian, bahkan Shian cuma mau ngobrol sama Naka, dia ngehindarin aku sama Karez."
"Ah bener, Shian juga ngehindarin aku, takutnya Shian gak berani cerita karena takut sama ancaman Drian."
"Ya, aku bakal cari tau lagi, aku bener-bener bakal jeblosin Drian ke penjara kalau sampai Shian kenapa-kenapa," gumam Zegas yang terlihat bersungguh-sungguh.
"Aku minta maaf, aku gak tau Drian bakal bawa-bawa Shian."
Zegas menoleh, "bukan salah kamu, salah Drian, dia terlalu terobsesi sama kamu sampai ngelakuin banyak cara buat dapetin kamu lagi."
Acha menganggukan kepalanya, "tolong jaga Shian kak, Drian bisa jadi orang yang paling jahat."
"Kamu gak marah sama Shian?"
"Enggak, aku justru khawatir sama Shian karena udah berurusan sama Drian, dan semua ini bermula dari aku."
"Kita selesaiin bareng-bareng, Drian gak bisa kamu hadapan sendirian," gumam Zegas, dan Acha menganggukan kepalanya.
"Cha.."
"Ya?"
"Maaf soal semalam.."
Acha memalingkan wajahnya, menyembunyikan semburat merah di pipinya, "gak usah dibahas, kak."
Zegas tersenyum kecil, "aku udah sediain obat pereda nyeri, pasti badan kamu sakit semua."
"Iya, makasih.."
"Atau kamu bisa ke klinik-."
"Kak.." lirih Acha seraya menatap Zegas dengan tatapan frustasi, wajahnya sudah merah padam saat ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
365 Days With The Boss ✔️
Romance🔞 Tentang Acha dan ketiga majikannya! - Sleep With The Devil - Sleep With The Boss