10 || Hukuman

82.1K 2.1K 397
                                    

Jam menunjukan pukul 6 pagi, empat keluarga Luceryst tengah sarapan bersama di ruang makan, sementara Acha berulang kali memijat keningnya yang terasa begitu sakit karena habis mabuk, namun ia tetap memaksakan diri untuk bekerja.

Acha pun duduk di kursi tak jauh dari ruang makan, berjaga-jaga jika majikannya butuh sesuatu.

"Ini buat kak Karez ganteng," ucap Shian sambil menaruh udang bakar di atas nasi goreng Karez, membuat Naka dan Zegas terlihat bingung.

Pasalnya sejak kemarin Shian bersikap baik pada Karez, padahal biasanya bertengkar karena hal kecil apa pun.

"Gak ah bosen," tolak Karez seraya menaruh udang itu di tempat semula, membuat Shian merengut sendu.

"Kak Karez mau apa dong? Biar aku ambilin."

"Gue mau anter lo sekolah, soalnya kemaren gak sempet."

"Jangan ya? Soalnya temen aku bakal jemput aku ke sini, kak Karez kuliah ganteng aja," bujuk Shian dengan suara yang lembut.

"Kalau Karez yang anter berarti ada apa-apa di sekolah," gumam Zegas yang membuat Shian terdiam, mata Shian memandang nasi gorengnya dengan tatapan sendu.

"Kenapa?" Tanya Naka yang terlihat bingung, pasalnya ia yang hampir setiap mengantar Shian ke sekolah.

"Gak ada yang mau jawab?" Tanya Zegas karena Karez dan Shian hanya diam.

"Aku-."

"Shian dijailin temennya, dia dilempar bola pas pelajaran olahraga sampe kena punggungnya." Karez menyela ucapan Shian dengan santai.

"Kenapa lo harus ke sekolah? Siapa tau temennya Shian gak sengaja," tanya Zegas lagi.

"Udah berulang kali, dia ngeluh sakit terus di punggungnya," sahut Karez.

"Tapi aku baik-baik aja, kak Kareznya aja yang berlebihan, pokoknya aku gak mau dianter kak Karez ke sekolah!" Ucap Shian yang terlihat kesal.

"Gue harus anter lo," balas Karez dengan nada penuh penekanan, membuat Shian merengek kesal.

"Kak Zegas! Marahin Kak Kareznya tuh! Aku gak mau diantar ke sekolah, aku dijemput temen!"

Karez berdecak sebal, sudah ditolong dari amukan Zegas, Shian malah melunjak.

"Temen siapa?" Tanya Zegas seraya menatap Shian.

"Ya temen Shian."

"Siapa?"

"Kak Dean."

"Pacarnya Shian?"

Sontak Shian menggelengkan kepalanya, sorot matanya terlihat panik, "temen aja."

"Inget semua yang pernah kakak bilang sama kamu soal pacaran?" Tanya Zegas, Shian pun menganggukan kepalanya.

"Jangan sampe kelewatan, paham?" Tanya Zegas lagi, dan Shian kembali menganggukan kepalanya.

Shian pun bertemu tatap dengan Naka yang tengah menahan tawa, membuat Shian kesal.

"Tonjok nih," ancam Shian dengan bisikan, dan Naka hanya tersenyum.

Setelah sarapan bersama, Shian menghampiri Karez di kamarnya yang tengah bersantai di tepi kasur sambil bermain game.

Tiba-tiba Shian menangkup wajah Karez, mengecupi wajah Karez banyak-banyak membuat Karez memejamkan matanya dan nengerang kesal.

"Sayang kak Karez ganteng, nanti pulangnya aku beliin Topoki terenak di sekolah aku," ucap Shian sambil tersenyum manis.

"Beli dua, buat Acha."

365 Days With The Boss ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang