01 || Alat

138K 3.2K 1.1K
                                    

Spam komen dan Vote ya, makasih ❤️

.
.
.

Acha terpikirkan soal ancaman Drian, Drian adalah kekasihnya sejak ia SMA, ia selalu dipaksa untuk memuaskan nafsu Drian dengan ancaman foto telanjangnya tersebar.

Acha benar-benar sudah lelah dengan Drian, namun ia juga takut foto telanjangnya akan tersebar, akan semalu apa ia nanti?

"Ck, Drian sialan!" Maki Acha seraya menaruh ponselnya di atas meja, kemudian ia memaksakan diri untuk terlelap, mengingat ia harus bangun sangat pagi untuk melayani majikannya.

**

Pagi-pagi sekali Acha sudah berdiri di depan kamar anak sulung keluarga Luceryst, yaitu Arzegas.

Acha mengetuk pintu tersebut, namun tidak ada sahutan dari dalam, yang menandakan ia harus masuk dan membangunkan tuannya.

Acha pun membuka pintu yang tak terkunci, hingga terdengar suara alarm yang berbunyi berulang kali, sementara sang empu masih terlelap di atas kasurnya dengan posisi tengkurap.

Acha takut membuat kesalahan, namun kata Maria Arzegas memang berpesan untuk dibangunkan jika ia belum bangun saat alarm berbunyi.

Acha terdiam sejenak memandang wajah tuannya yang terlihat lelah, namun dalam kondisi seperti itu pun wajahnya masih terlihat begitu tampan.

Acha meremat jari-jarinya, "permisi tuan, anda harus bangun."

Acha merutuki dirinya sendiri, suaranya bahkan lebih kecil dari suara alarm itu.

Acha pun mengulurkan tangannya dan sedikit menggoyangkan bahu Arzegas.

Dan berhasil, Arzegas membuka matanya hingga langsung bertemu tatap dengan Acha, sontak Acha menarik tangannya sendiri dan sedikit memundurkan langkahnya.

"Sebelumnya anda berpesan untuk dibangunkan," ucap Acha.

Arzegas pun mengubah posisinya menjadi duduk, kemudian ia mematikan alarm yang berada di mejanya.

"Apa tuan membutuhkan sesuatu?" Tanya Acha.

"Gak ada, keluar."

"B-baik tuan."

Acha pun keluar dari kamar Zegas, Zegas tak banyak bicara, ia memiliki aura yang cukup mengerikan.

"Cha, sini lo!"

Seketika raut wajah Acha berubah menjadi dingin, ia melihat Karez berdiri di ambang pintu kamarnya di ujung sana, ia pun menghampiri Karez.

"Di toilet gue ada kecoa, ambil."

Mata Acha melotot, "saya takut kecoa."

"Gue gak peduli, tugas lo cukup singkirin kecoa itu," ucap Karez seraya menarik Acha dan membawanya ke toilet.

"Saya takut kecoa, Heh-anjng!" Maki Acha di akhir kalimat saat Karez mendorongnya memasuki toilet.

"Anjing?" Tanya Karez.

Acha segera keluar dari toilet saat melihat kecoa itu berukuran besar dan terbang di sekitar toilet.

"Kecoanya sebesar anjing," sahut Acha seraya tersenyum dipaksakan.

"Tunggu apa lagi? Ambil."

Acha terdiam seraya meremat jari-jarinya, ia sungguhan takut pada kecoa, namun Karez malah memaksanya untuk mengambil kecoa tersebut.

"Lo tuli?" Bentak Karez.

Acha mendengus kecil, "gue takut kecoa. Lo kan cowok, ambil sendiri," ucapnya dengan suara pelan tanpa bahasa formal seperti sebelumnya.

365 Days With The Boss ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang