04 || Kolam Renang

118K 3.1K 1.6K
                                    


Spam komen, jangan lupa Vote, makasih. 😍

**

Acha termenung di tepi ranjangnya, ia benar-benar tak ingat apapun setelah ia mabuk, dan tiba-tiba ia terbangun sudah berada di kamar Karez.

Acha juga sudah memeriksa tubuhnya, tidak ada yang aneh, hanya sisa kissmark yang Naka buat di tubuhnya serta kepalanya yang begitu sakit.

Acha sudah muntah beberapa kali karena terlalu banyak minuman alkohol yang ia teguk semalam.

Acha beranjak dari kasurnya, ia memaksan diri untuk bekerja, padahal ia begitu mengantuk dan ingin terlelap sepanjang hari.

Kini jam sudah menunjukan pukul 11 pagi, Acha tengah duduk di kursi dapur yang sepi, kemudian pipinya ia taruh di atas meja, matanya pun terpejam karena tak kuat dengan sakit di kepalanya, padahal ia sudah meminum obat.

"Cha, jangan tidur di sini, ke kamar aja," bisik seseorang yang membuat Acha menegakkan tubuhnya.

Acha mendapati Naka yang tengah berdiri di hadapannya sambil tersenyum.

"Lo gak kuliah?" Tanya Acha dengan suara purau.

"Libur, gue cuma nganterin Shian ke sekolah sekalian mampir ke rumah temen," sahut Naka seraya menaruh satu cup minuman boba di atas meja.

Acha melirik minuman itu, kemudian ia meraihnya, "kemaren lo yang naro minuman di kamar gue?"

Naka pun mengerutkan dahinya dengan tatapan bingung, "minuman apa?"

"Enggak?" Tanya Acha lagi.

"Enggak naro apa-apa, gue aja gak tau kamar lo yang mana," sahut Naka, mengingat kamar khusus maid berada di bangunan belakang.

"Kenapa? Ada masalah?" Tanya Naka yang terlihat cemas.

"Kayaknya minuman yang gue minum kemaren ada obat perangsangnya," sahut Acha dengan suara pelan, ia enggan menatap Naka karena mendadak malu.

"Mungkin Karez."

"Karez bilang enggak, gue udah nanya sama dia."

"Maaf, Cha. Gue udah ngambil kesempatan disaat kondisi lo kayak gitu, gue salah," ucap Naka yang terlihat merasa bersalah.

"Gak apa-apa, santai aja. Gue yang gak hati-hati," sahut Acha yang benar-benar tak masalah.

Acha tidak tahu harus menilai dirinya sebagai perempuan murahan atau tidak, pada dasarnya ia memang lemah dalam sentuhan, makanya ia dimanfaatkan oleh Drian.

Acha juga merasa sudah terlanjur, toh Sex bukan hal tabu lagi untuknya, asalkan jangan sampai ia hamil di luar pernikahan.

"Minumannya aman kok, gue gak masukin apa-apa," ujar Naka.

Acha tertawa pelan, "gue gak berpikir kayak gitu, Thanks."

"Kalau lo gak ada kerjaan, kita bisa keluar."

"Gak, gue lagi gak enak badan."

"Udah minum obat?"

"Udah."

"Yaudah istirahat aja, nanti gue yang bilang Maria."

"Udah agak baik-," ucapan Acha terhenti ketika Naka memegang keningnya.

"Lo gak demam."

"Semalem gue pergi club sama Karez, gak sengaja mabok, jadi sekarang pusing."

Naka menjauhkan tangannya dari dahi Acha, "oh Yaudah, gue ke kamar dulu."

"Ya."

Naka pun pergi menaiki tangga lantai dua, menyisakan Acha di meja dapur seorang diri.

**

365 Days With The Boss ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang