20. Km -5,5

114 24 12
                                    

Ketika ponselnya berdering malam itu, Vanya berharap akan menemukan nama Karan di layarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika ponselnya berdering malam itu, Vanya berharap akan menemukan nama Karan di layarnya. Ia sungguh ingin mendengarnya menanyakan kabar dan mengucap “Semoga lekas sembuh”. Namun ia harus puas saat mengetahui nama Gwen yang muncul di situ.

“Hmm. Apa?” sambut Vanya malas.

Jutek banget sih lo. Niat gue ‘kan baik, mau nanyain kabar,” tangkis Gwen.

“Mana ada orang keseleo yang baik-baik aja, Gwen?”

Gwen terkekeh. “Gue kira setelah diantar Karan lo langsung sembuh.”

“Dia anak Sastra, Gwen, bukan Kedokteran.”

Idih. Ngeles,” cibir Gwen. “Bukannya orang bisa cepet sembuh ya, kalau lagi happy?”

“Iya, happy-nya sesaat. Setelah dia pergi, sakitnya kerasa lagi.”

Tawa Gwen meledak. “Berarti rencana gue berhasil, dong.

Vanya berusaha mengubah posisinya menjadi duduk di ranjang dengan susah payah. “Rencana yang mana, nih? Apa yang keserempet motor itu juga rencana lo?” candanya.

Ngaco lo! Ya kali gue tega sama temen sendiri. Maksud gue, rencana ngebiarin lo pulang berdua sama Karan.

"Tapi, Van ....” Nada Gwen terdengar berubah. “Kenapa gue curiga sama Naomi, ya?

Ekspresi Vanya ikut berubah. “Kenapa si Naomi?”

Kayaknya dia gak bilang Karan, lo lagi disuruh fotokopi sama dia.”

“Lo tau dari mana?”

Waktu gue ketemu Karan untuk ngasih tau soal kecelakaan lo, dia kaget waktu gue bilang tentang Naomi.”

Vanya bergeming beberapa saat. Ada yang tebersit saat nama Axel tiba-tiba muncul di benaknya.

Van, lo gak pingsan, ‘kan?” Gwen bersuara lagi.

“Eh .... Gue juga kepikiran sesuatu, Gwen,” sahut Vanya. “Menurut lo kebetulan gak sih, kalau yang nyerempet gue itu Axel?”

Maksud lo, Naomi bersekongkol sama Axel?

“Dugaan gue sih, gitu. Berarti bener ya, yang Kiora bilang. Gue harus hati-hati sama Naomi.

“Ish. Gue kira dia udah berubah waktu minta tolong difotokopiin. Ternyata ada niat lain. Tapi kira-kira hubungan Naomi sama Axel apa, ya?”

Axel naksir lo, kali. Dia patah hati lo naksir Karan. Makanya dia sama Naomi bersekongkol buat jatuhin lo berdua.”

“Dasar anak drama! Tapi hebat banget tuh skenario lo. Tahun depan kayaknya bisa dijadiin pementasan.” Vanya tergelak.

Sialan lo, Van! Gue serius, tau!

“Udah, ah! Gue gak mau mikir yang berat-berat.”

Van, dengerin dulu.” Gwen mencegah Vanya memutus sambungan telepon. “Kalau bener Naomi sengaja, dia gak bisa didiemin. Lama-lama dia bakal ngelunjak. Dia gak akan puas cuma lihat lo keseleo.”

✔The Road to MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang