Vanya menyadari, cepat atau lambat Biyan akan tahu tujuannya kemari. Hanya saja ia tak pernah menduga ia akan ketahuan secepat ini. Ia tak pernah menduga, pemuda itu akan menemukan akun Instagram Karan.
Namun bila sudah bertekad, Vanya tak akan mundur. Apa pun rintangannya, ia akan tetap maju. Lagi pula ia sudah menjalaninya sejauh ini dan sudah mengeluarkan biaya yang tak sedikit. Ia tak akan membuatnya sia-sia. Tujuannya harus tercapai, meskipun ia menyesal harus mengecewakan Biyan.
Sesuai jadwal, ia mulai mengganti pakaian dan berias. Penampilannya boleh saja tomboy. Namun sebagai putri pemilik ‘toko’ kosmetik, ia merasa wajib untuk mengetahui segala sesuatu yang berkaitan dengan perawatan dan riasan wajah, supaya tak memalukan bila harus menjawab pertanyaan pelanggan via chat aplikasi.
Hanya saja ia yang sehari-harinya tak terbiasa berias, perlu waktu lama memoles wajah. Mama yang menurut almarhum papa perlu waktu berjam-jam untuk berias saja masih lebih cepat darinya. Akhirnya beberapa menit sebelum resepsi dimulai, ia baru selesai bersiap.
Gadis itu sekali lagi menatap pantulannya pada cermin, memastikan penampilannya sudah paripurna. Bagi seseorang yang hanya sesekali mengenakan dress, ia memang terlihat canggung. Namun ia hanya bisa berharap, penampilannya ini nanti tak akan memalukan.
Dengan hati-hati, Vanya bergegas ke luar dari kamar. Ia tak ingin Biyan mendengar kehebohannya lalu mencegahnya pergi. Dan di koridor di depan kamar ia baru bisa membiarkan sepatu berhak sedangnya mengetuk lantai dengan berisik.
Sambil berjalan ke lobi, ia memesan taksi online. Tepat pada saat ia menitipkan kuncinya di front desk, notifikasi pada ponselnya memberi tahu, taksi online itu sudah berada di halaman. Dan setelah duduk di jok belakang, ia baru bisa mengembuskan napas lega.
Seperti kata staf hotel tadi pagi, perjalanan ke Uluwatu setiap weekend memang mulur dari waktu yang ‘dijanjikan’ oleh Google Maps. Banyaknya tempat wisata membuat para turis, baik domestik maupun mancanegara, seolah mempunyai isi hati yang sama untuk mendatangi tempat-tempat tersebut. Apalagi menjelang matahari terbenam. Uluwatu memang tempat yang tepat untuk menikmati saat-saat seperti itu.
Vanya pun mengerti kenapa Karan memilih tempat itu. Supaya matahari terbenam menjadikan acara pernikahannya romantis.
Lucu. Karan tak pernah menunjukkan sisi romantisnya pada Vanya ketika pacaran dulu, selain perhatian-perhatiannya.
“Buru-buru ya, Gek¹?” cetus sang driver tiba-tiba. Raut gelisah Vanya tertangkap dalam kaca spionnya.
“Gak kok, Bli,” kilah gadis itu.
“Mau ke resepsi?”
“Iya.”
“Yang nikah artis, ya?”
“Bukan. Temen.”
“Oh. Kirain. Soalnya artis-artis banyak yang nikah di sana, Gek. Saya kira Gek mau ke nikahan artis.” Driver muda itu terkekeh, tapi tak mendapat respons apa pun dari Vanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔The Road to Mantan
ChickLit[ChickLit/Slice of life] Kalau ada seseorang yang bisa bikin Vanya gagal move on, itu adalah Karan, mantan terindahnya di masa kuliah. Usaha apa pun ia tempuh demi bisa bersama laki-laki itu lagi, termasuk jadi stalker media sosialnya dengan akun pa...