Chapter (04) Sesi Kedua

1.5K 150 7
                                    

Bayangkan ketika kalian bangun dan kalian ingat kalau kalian ternyata sudah menikah sama teman kalian sendiri, wah... Rasanya tidak menentu. Ada senang, deg-degan, tidak percaya, dan masih banyak lagi, pokoknya campur aduk. Mana kalian tahu baik buruk serta kebiasaannya, duh makin deg-degan.

Membuka mata lebih dulu membuat Katarina melototi wajah temannya yang sudah menyandang gelar suaminya itu. Dulu Katarina cuma sebatas mengagumi wajah tampan temannya ini tanpa berani menatap lebih lama, maklum ya takut terbawa perasaan. Tapi sekarang lihatlah, mau Katarina cubit juga itu pipi Jeevans ya bisa saja Katarina lakukan.

Tapi ada suatu hal yang membuat Katarina memerah saat ini. Mengingat detail kejadian semalam wah... Malunya luar biasa. Bagaimana dirinya mengangkang lebar dan menikmati setiap tusukan-- ah jangan dibahas! Cukup saja rasa malu yang sekarang dirasakan.

"Kamu sudah bangun.." suara serat Jeevans membuyarkan gejolak batin Katarina.

Jeevans beringsut lebih mendekati Katarina lalu kedua lengan kekar itu menarik tubuh Katarina kedalam dekapannya dan menenggelamkan wajahnya di dada Katarina "Tidurlah lagi sebentar, kamu pasti masih lelah." Gumam Jeevans pelan sebelum dia kembali menyelami ke alam mimpi.

Merasakan kenyamanan dari pelukan Jeevans lama kelamaan Katarina tidak sadar juga ikut kembali memejamkan matanya. Entah berapa lama Katarina kembali tidur, tapi ketika matanya terbuka Katarina melihat matahari diluar sana sudah meninggi. Melihat orang dihadapannya tidak ada membuat kepala Katarina menoleh memperhatikan sekitar.

"Aku disini." Jeevans yang tidak sengaja melihat Katarina seperti orang bingung membuka suara. Kemudian pandangan keduanya bertemu membuat Katarina ngangguk mengerti.

Katarina yang tadinya ingin menegakkan tubuhnya seketika berhenti. Seperti ada yang menahan, tubuhnya terasa kaku.

Begitupun ketika Jeevans mengerti, lalu memutuskan menghampiri istrinya itu. Begini-begini Jeevans orang yang sangat peka. Cocok banget disebut suami idaman.

"Mandi, mau?"

"Hm, boleh." Tanpa pikir panjang Katarina menyetujui.

"Jangan terlalu banyak gerak dulu kalau masih sakit."

Katarina yang diam saja ketika tubuhnya terangkat kini dalam gendongan suaminya itu. Tapi kemudian Katarina mendapatkan tatapan bertanya dari suaminya dengan selimut yang ikut naik diatas tubuhnya.

"Aku malu." Katarina memberikan jawaban.

"Lepas saja, aku tidak akan lihat." Jeevans menatap Katarina sungguh-sungguh.

Ketika Katarina menjatuhkan selimut dari tubuhnya, Jeevans langsung merapatkan bagian depan tubuh Katarina hingga merapat ke tubuhnya membuat tubuh bagian depan Katarina tidak terlihat oleh matanya.

Sampai kamar mandi Jeevans menurunkan Katarina perlahan. Masih memeluk tubuh Katarina yang sepertinya sedang cosplay seperti jelly.

"Kenapa kaku sekali?"

"Apanya?"

"Kakiku. Rasanya susah dirapatkan." Adu Katarina dengan suara seperti rengekan anak kecil.

"Apa kita periksa saja?"

Katarina menggeleng, "kurasa karena terlalu lama membuka kaki semalam. Tidak perlu ke dokter segala."

Jeevans ngangguk mengerti. "Kamu berendam dengan air hangat saja ya... Biar tubuh kamu rileks. Semalam aku sudah membersihkan jadi tidak perlu repot-repot lagi."

"Oke.."

Menuntun Katarina masuk kedalam bathtub, lalu menyalakan air hangat, hingga menyalakan lilin aromaterapi, barulah Jeevans keluar kamar mandi menyiapkan keperluan Katarina lainnya.

Peran Antagonis ° JenRina Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang