"Harusnya kamu langsung balas saja tamparannya. Aku tidak bisa asal tampar orang begitu saja, Katarina Ferrero. Lihat, aset milikku jadi merah begini." Omelan Jeevans ditanggapi oleh Katarina dengan tatapan polosnya. "Berhenti menatap aku begitu! Aku sedang kesal sekarang. Jadi aku tidak akan terpancing. Ya... Kecuali kalau aku melihat semuanya."
"Oh ya..." Maka dengan sengaja Katarina melonggarkan pakaiannya hingga memperlihatkan sebagian tulang selangka yang menggiurkan untuk disentuh.
"Heh!" Dengan wajah panik Jeevans kembali membenarkan pakaian istri nakalnya. "Kita sedang berbicara serius, oke?"
"Hem, oke." Katarina kembali duduk tenang dan bersikap baik.
"Jadi, bisa jelaskan?"
"Bukannya kamu bilang ingin mengusirnya?"
"Tapi bukan dengan cara begini."
"Aku juga sebenarnya belum ingin, tapi sudah terlanjur. Padahal aku belum mempermalukannya karena bersikap seolah rumah ini adalah rumahnya."
"Kenapa kamu tidak bilang?"
"Terus kamu mau memberikannya kesempatan kedua setelah kejadian tadi?"
"Tidak!"
"Nah.."
"..."
"Sudahlah... Segeralah mandi sana." Usir Katarina, "jangan menjulang dihadapanku begitu."
"Kenapa? Apa aku terlihat aneh?"
"Sebaiknya jangan mempertanyakan perintah istrimu, Tuan Ferrero. Aku menunggu di ruang kerja milikku."
"Ruangan yang mana?"
"Airaa akan mengantar kamu nanti."
Membiarkan suami pemaksanya itu terlihat penasaran, Katarina melenggang pergi tidak perduli.
Sesampainya di depan ruang kerja barunya, Katarina dibuat bingung dengan ramainya orang-orang berdiri di depan sana. Apa yang mereka lakukan?
"Nyonya Ferrero." sapa pak Shin yang merupakan supir pribadi Tuan Ferrero.
"Kenapa ramai sekali?"
"Em.." pak Shin bingung sendiri bagaimana menjelaskannya. Toh ini memang sudah biasa terjadi, karena tuan mereka semua ada di rumah yang sama. Jelas saja semua bawahnya ikut.
"Ya sudah kalau tidak tahu.." Katarina mengibaskan tangannya abai, kemudian kembali beranjak ke tujuan awalnya.
"Nyonya mau kemana?"
"Ruang kerja."
"..."
Tidak ada yang tidak terkejut. Yang mereka tahu bahwa ruangan itu semula adalah gudang, kini sudah disulap menjadi ruang yang layak pakai. Namun begitu, ini tidak bisa dibiarkan. Apa pendapat keluarga lainnya nanti soal ini!
"Kenapa kalian bergerumbun begitu?" Katarina tidak bisa untuk tidak bertanya, karena pintu miliknya terlihat penuh dan sesak oleh orang-orang berwajah tegas namun ada taburan konyol disana.
Ternyata dari mereka ada yang lebih terkejut lagi. Siapa lagi kalau bukan sang suami. Terlihat dari wajah paniknya yang terpampang jelas. Sama seperti tubuhnya yang tidak terbungkus oleh apapun. Katarina cuma melongok melihat itu.
"Kenapa ruangan kamu di sini?" Nada suara yang terdengar... Syok.
"Kan aku sudah bilang ruangannya kurang."
"Airaa bilang bibi Yejin memberikan dua ruangannya"
"Itu hanya cukup untuk koleksiku. Skincare yang ku pesan itu baru sampai tadi."

KAMU SEDANG MEMBACA
Peran Antagonis ° JenRina
Любовные романы(Belum revisi) Katarina yang terkenal akan pribadi lemah lembut membuat dirinya disukai banyak orang. Tetapi sejatinya manusia tidak ada yang sempurna, meski begitu Katarina adalah tipe orang yang sekali bicara langsung ngena ke jantung apabila dia...