Chapter (24) Obrolan ++

1.1K 58 3
                                    

"Sayang, ayo."

"Hm, ayo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hm, ayo." Katarina mengikuti Jeevans, dia ada janji hari ini, lalu Jeevans menawarkan diri untuk mengantarnya.

"Hendery tidak ikut?" Tanya Katarina ketika melihat Jeevans duduk di kursi pengemudi.

"Hendery sudah di kantor duluan."

Katarina ngangguk mengerti. Dia masuk ke dalam mobil mendudukkan dirinya di samping Jeevans.

"Aku belum pernah melihat yang kamu pakai."

"Oh, ini hasil rancanganku sendiri. Biar pamanmu itu makin jengkel karena aku mengganggu jadwalnya." Ucap Katarina santai seolah dia tidak memikirkan akibat dari sering mengganggu pekerjaan orang, terlebih itu adalah orang yang jelas sumber dia menerima tawaran Jeevans, musuhnya yang berotak dangkal.

"Beberapa hari yang lalu dia berkumpul dengan beberapa petinggi lain, sepertinya mereka merencanakan sesuatu. Orang-orangku tidak bisa menjangkau mereka." Kata Jeevans memberitahu.

Katarina spontan menoleh kepada Jeevans, "kenapa tidak memberitahuku lebih awal? Mereka tidak akan mengenali orang-orangku."

"Mau bicara bagaimana? Kamu melihat aku saja sudah menggeram seperti macan." Ujar Jeevans.

Plak

Katarina memukul lengan Jeevans dengan mata melotot kesal. Suka sekali pria ini mencari masalah. Jeevans meringis mendapatkan kekerasan dari macan disebelahnya.

"Ngomong-ngomong, kenapa rasanya perutku agak begah." Ucap Katarina tiba-tiba.

Jeevans sontak menoleh, matanya tertuju kepada perut Katarina, kemudian sebelah tangannya terulur memegang perut Katarina, memberikan sedikit tekanan-tekanan pelan di perut itu.

"Kamu tengah datang bulan?" Tanyanya. Katarina menggeleng. "Kamu makan aneh-aneh tadi pagi?" Tanyanya lagi.

"Tidak." Katarina menjawab dengan yakin.

Jeevans kembali melihat ke depan sembari berpikir. Kemudian dia sedikit membolakan matanya. "Kamu tidak alergi sperma, kan?"

"Eum ...," Katarina berpikir sebentar, "sepertinya tidak. Kamu pernah tidak pakai pengaman, toh aku baik-baik saja." Lanjutnya. "Tapi Jeev, aku membiarkan itu karena aku tidak sedang masa subur, kamu semalam pakai pengaman tidak sih?"

"Memangnya kamu melihat aku memakainya?" Tanya Jeevans balik.

"Heh! Cari apotek, Jeev." Ucap Katarina dengan panik.

"Kenapa?" Jeevans yang melihat Katarina panik ikutan panik juga.

"Setiap detik itu berharga! Aku tidak mau hamil dulu disaat aku ingin melihat kamu menderita!"

"Aku sedang menyetir, Karin." Jeevans panik tubuhnya diguncang hebat oleh Katarina. Tidak lucu kalau mereka mengalami kecelakaan, bisa-bisa keluarga Ferrero berpesta.

"Lagian kenapa kamu tidak pakai sih?!"

"Mana kepikiran, emosi kamu saja meledak-ledak kemarin." Ucap Jeevans membela diri.

Katarina mendengus kesal. Iya sih dia bahkan hampir mecakar wajah Jeevans saking emosinya. Lagian Jeevans cari masalah terus. Ya, walaupun setelahnya mereka berbincang ringan, tapi tetap saja Jeevans menumpahkannya di dalam. Entah sejak kapan jika mereka tengah dalam kondisi dengan emosi sama-sama tidak stabil, Jeevans akan mempatkan posisi mereka dalam keadaan saling berbagi kehangatan sembari berbincang ringan. Hasilnya mereka bisa ngobrol biasa seperti ini lagi.

"Bukannya kamu menginginkan penerus?"

"Ya, memang. Tapi bukan dalam waktu dekat ini juga. Kamu saja masih tidak jelas begitu." Dengus Katarina kesal. "Apalagi kalau menyangkut Jihan, jadi menyebalkan."

"Jangan mulai lagi. Janjian kamu bisa batal hari ini." Ucap Jeevans memperingati. Mobil ini cukup luas, dia tidak masalah kalau harus melakukannya di sini.

--^

Note

Dah, jangan marah-marah sama Jeevans :)

Dah, jangan marah-marah sama Jeevans :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Peran Antagonis ° JenRina Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang