-8-

1.7K 225 6
                                    

Suasana hening menyelimuti ruang inap Rose setelah kepergian Dokter Joy. Rose hanya melamun dengan tatapan kosongnya begitu juga dengan Lalice yang masih belum bisa menerima fakta yang baru saja dikatakan oleh Dokter Joy.

Ceklekk

Pintu ruang inap Rose yang dibuka itu sontak membuatkan perhatian kedua pasangan kembar itu teralih.

"Sayang, kamu kenapa bisa masuk rumah sakit hurm?" seorang laki laki menghampiri Rose dengan wajah khawatir.

Rose menatap sosok pacarnya itu dengan tatapan yang sulit diartikan "Chan, kamu tahu kalau aku mencintai kamu bukan?"

Chan atau bisa dipanggil Chanyeol itu mengangguk kepalanya "Dan aku juga mencintai kamu" ujarnya.

"Dan sekarang aku mau putus sama kamu"

Deg

Bukan hanya Chanyeol yang kaget, Lalice juga ikutan kaget sama kata kata yang terlontar dari bibir kembarannya itu "Chaeng-ah" lirih Lalice sendu.

"T-tapi kenapa?" tanya Chanyeol "Apa aku bikin kesalahan? Kalau iya, tolong maafin aku. Aku benar benar minta maaf. Tolong jangan putus. Aku tidak mau putus Chae. Aku mohon. Kalau aku memang punya salah sama kamu, bilang sama aku agar aku tidak mengulangi salah aku lagi" lanjut Chanyeol dengan mata berkaca kacanya. Dia tidak peduli dianggap cengeng karena dia memang benar benar tidak ingin putus dari Rose. Cintanya buat Rose begitu besar makanya dia sanggup melakukan apa pun untuk kebahagiaan wanitanya itu.

Rose menunduk. Dia sudah tidak sanggup menatap wajah cowok yang dicintai olehnya itu. Tidak butuh waktu yang lama, isakannya mula kedengaran.

Chanyeol beralih menatap Lalice "Lice, bisa kamu jelasin apa yang terjadi? Chae sakit apa?"

Lalice menggigit bibir bawahnya bagi menahan isakannya "Kanker darah stadium satu"

Nafas Chanyeol seakan tercekat. Tidak mungkin! Selama ini pacarnya itu kelihatan baik baik saja tapi kenapa sekarang pacarnya itu di diagnosis mempunyai penyakit yang parah itu?

"Hiks maafin aku Chan. Aku mau putus sama kamu karena aku tidak ingin membebankan kamu. Kamu bisa mencari wanita yang sempurna. Tinggalin saja wanita yang penyakitan seperti aku" isak Rose yang masih setia menunduk itu.

Chanyeol beralih membawa Rose kedalam dakapannya "Chae, aku mencintai kamu dengan tulus. Aku tidak peduli sama kondisi kamu. Apa pun yang terjadi aku akan terus disamping kamu dan aku tidak akan pernah meninggalkan kamu. Kita berjuang untuk kesembuhan kamu bersama sama ya. Kamu harus semangat! Ada aku sama Lalice yang membutuhkan kamu"

Isakan Rose semakin keras. Dia terharu sama kata kata tulus yang dilontarkan oleh sang pacar. Selama ini Chanyeol memang selalu membantunya bersama Lalice dan dia tidak pernah meragukan cinta tulus dari Chanyeol itu.









:
:

Karena sang Papa sudah kembali, Jisoo akhirnya bisa mengambil libur untuk menikmati waktunya bersama sang tunangan.

Sekarang dia bersama tunangannya itu sudah berada disebuah restaurant untuk menikmati makan siang mereka.

"Kapan kamu punya waktu? Daddy sama Mommy sudah kangen sama kamu" ujar Haein.

"Aku juga sudah kangen Mommy sama Daddy si" sahut Jisoo "Gimana kalau nanti malam saja kita makan malam bersama? Aku akan membawa Papa sama Jennie juga" usulnya.

"Boleh juga tuh. Ya sudah, nanti aku akan memesan ruangan private di restaurant langganan kita itu. Kita juga perlu membahas soal tanggal pernikahan kita si" ujar Haein.

Jisoo sontak terdiam. Dia menatap Haein dengan tatapan bersalahnya "Maaf, aku belum siap untuk menikah. Aku tidak meragukan cinta kamu tapi aku ingin pernikahan kita ini menjadi pernikahan yang lengkap untuk aku. Aku ingin Mama dan kedua adek kembar aku ikut bergabung sama kita. Mianhe" lirihnya diakhir kata.

Haein tersenyum tulus. Tangannya beralih mengelus tangan Jisoo yang ada diatas meja itu "Aku mengerti kok. Tidak apa apa, aku akan menunggu kamu walaupun saat itu kita sudah menua"

"Terima kasih karena sudah menjadi sosok yang pengertian" ujar Jisoo dibalas kekehan kecil dari sang tunangan.










Melihat sang kakak libur, Jennie ikut memilih untuk libur namun dia malah merasa kesepian. Dimansion yang gede itu hanya ada dia bersama sang pembantu. Papa nya sudah ke perusahan dan Jisoo juga sudah keluar.

Pacar? Dia punya pacar kok tapi sayangnya mereka masih LDR si. Itu terjadi karena pacar Jennie ada di America untuk melanjutkan business sang Appa.

"Kenapa gue tiba tiba kepikiran sama tuh cewek ya" gumam Jennie membayangkan sosok yang hampir ditabrak olehnya itu.

"Arghhhh!! Makin bersalah deh gue!!" teriaknya kesal.

"Bego Jen! Bego bego bego!!"

"Siapa yang bego hurm?" Jennie terlonjak kaget ketika menyadari sang Papa bersandar dipintu kamarnya yang memang tidak ditutup itu.

"Tidak ada apa apa kok Pa" sahut Jennie cengesan "Tapi, bukannya Papa di perusahan?" bingung Jennie.

"Papa pulang karena Papa harus ke Busan" sahut Seojoon.

Jennie mencebik "Tapi Papa baru saja pulang!" protesnya.

"Tadi Papa mendapat informasi sama orang suruhan Papa. Setelah Mama bersama kedua adek kembar kamu itu pergi dari kita, mereka pindah ke Busan. Makanya Papa harus kesana untuk mencari mereka" jelas Seojoon.

Raut wajah Jennie sontak berubah "Aku mau ikut sama Papa!"

"Tidak perlu Jen. Kamu harus membantu Eonnie kamu di perusahan. Biar Papa saja yang mencari mereka. Papa akan terus kabarin kamu kalau Papa ketemu sama mereka" ujar Seojoon.

Jennie mengangguk "Semoga Papa ketemu mereka"

"Semoga saja" sahut Seojoon berganjak kekamarnya untuk menyiapkan kopernya.








  Tekan
   👇

Until We Meet Again✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang