Rose tiba dimansion dengan bajunya yang basah. Untung sekali dia selamat tiba.
Dengan sedikit kerepotan dia membawa bahan perbelanjaannya itu kedapur "Apa Lisa sudah pulang?" Gumamnya yang khawatir. Dia takut adeknya itu terjebak gara gara hujan.
Dahinya mengernyit ketika melihat satu gelas kosong yang ada di meja makan. Dia juga dapat melihat satu note disana. Dengan penasarannya dia mengambil note itu dan membacanya "Lah, ini siapa yang nulis untuk Lisa? Masa Mama si? Tidak mungkin" gumamnya.
Dengan raut wajah yang bingung, dia berganjak menuju kelantai atas.
Ceklekk
"Lis-"
Deg
Matanya melotot ketika melihat sang adek yang tidak sadarkan diri diatas kasur bersama Yeongha yang berusaha membuka baju sang adek "Sialan!" Rose berteriak marah.
Tanpa banyak bicara, dia menyambar tongkat besbol yang ada disamping kasur.
Brughhh
Yeongha langsung saja jatuh ketika Rose memukul punggungnya "K-kamu jangan salah paham" ujarnya ketakutan.
"Bacot lo setan!" Marah Rose. Tanpa mendengar sahutan dari Yeongha, dia langsung saja memukul pria itu tanpa ampun.
Brughhh
Brughhh
"Mendingan lo mati saja sialan!" Teriak Rose yang masih emosi.
Yeongha bahkan sudah tidak sadarkan dirinya gara gara pukulan dari Rose.
"Lisa" Rose bergegas menghampiri sang adek "Lis, bangun Lis" dia menepuk pipi Lalice dengan pelan.
Tidak ada sahutan. Sepertinya Lalice memang sudah pingsan gara gara pengaruh obat yang diberi oleh Yeongha.
Rose bergegas mengambil tasnya dan memasukkan barang barang yang berharga kedalam tas itu. Tidak ada yang perlu dipikirkan lagi, dia akan membawa sang adek pergi dari sana.
"Kita harus pergi Lis" gumamnya menggendong tas dibahagian depan dan dia beralih menggendong Lalice dipunggungnya.
Akhirnya Rose membawa Lalice pergi dari mansion itu dengan hujan yang terus membasahi mereka. Dia bersumpah tidak akan kembali kemansion itu lagi.
:
:"Seharian ini kalian kemana? Kok tidak ada di perusahan?" Tanya Seojoon yang bersantai diruang tamu mansion bersama kedua anaknya.
"Aku menghabiskan waktu aku bersama adek angkat aku Pa" sahut Jennie .
"Adek angkat?" Bingung Seojoon.
Jennie mengangguk "Nama dia Rose. Dia yeoja yang hampir aku tabrak si. Sejak itu juga aku akrab sama dia dan aku merasa nyaman banget sama dia" jelasnya.
"Aku juga lagi akrab sama Lalice. Dia yeoja yang pernah aku ceritakan sama Papa itu si" timpal Jisoo.
"Asal Papa tahu, Rose sama Lalice itu kembaran loh" lanjut Jennie.
"Kembaran?!" Raut wajah Seojoon kelihatan kaget.
"Iya Pa" sahut Jisoo.
"Siapa orang tua mereka?" Tanya Seojoon penasaran.
"Tidak tahu si" sahut Jisoo lagi.
"Apa orang tua mereka masih hidup?" Seojoon terus memberikan pertanyaan.
"Ya masih lah. Mereka tinggal sama Mama Papa mereka" sahut Jennie.
Ah, Seojoon sedikit kecewa. Dia malah berharap kalau sosok yang diceritakan oleh Jisoo sama Jennie itu adalah anak kembarnya si.
"Papa kekamar dulu ya" ujar Seojoon berganjak kekamarnya.
"Papa kenapa?" Bisik Jennie.
"Sepertinya Papa rindu sama adek kembar kita" sahut Jisoo.
Jennie mengangguk paham "Eon. Temani aku ke supermarket yuk. Aku ingin membeli cemilan si. Cemilan di dapur sudah habis"
"Ayo" sahut Jisoo menyambar kunci mobilnya.
*
*Rasa dingin mula menghampiri Rose yang sekarang mengisitirahatkan dirinya di halte bus bersama sang adek yang masih belum sadarkan diri.
"Lisa, bangun Lis" lirih Rose mengelus pipi sang adek. Dia memilih untuk memeluk sang adek agar sang adek terlindung dari cipratan air hujan.
"Gue harus kemana" lirih Rose sendu. Andai bisa, dia ingin menghubungi Chanyeol namun dia tidak ingin merepotkan pacarnya itu. Lagian sekarang juga sudah hampir jam 12 malam si jadi dia yakin pacarnya sudah tidur.
Hah~
Sepertinya malam ini dia bersama kembarannya itu harus menginap di halte itu.
"Ini sudah hampir jam 12 malam si. Apa kamu tidak takut gendut ngemil malam malam?" Tanya Jisoo yang menyetir itu.
"Ya kan bisa dimakan besok" sahut Jennie.
"Kenapa tidak beli besok saja?"
Jennie menggedikkan bahunya dengan acuh. Sedetik kemudian, matanya menangkap sosok yang berada di halte bus "Eon! Itu ada orang bukan?"
Jisoo ikut menatap kearah yang ditatap Jennie "Memangnya siapa yang berada di halte jam 12 malam seperti ini?"
"Coba berhenti Eon"
Jisoo mengikuti kata kata sang adek. Perlahan lahan dia memberhentikan mobilnya didepan halte. Mereka berdua memutuskan untuk duduk didalam mobil duluan untuk memastikan sesuatu "Yakin itu manusia?" Tanya Jisoo.
Jennie memicingkan matanya "Loh, itu Rose sama Lalice bukan?!"
Jisoo ikut memicingkan matanya "Benaran mereka!!"
Dengan segera mereka berdua berganjak keluar dari mobil "Rosie" panggil Jennie.
Rose mendongak menatap sosok yang memanggilnya itu "K-kalian" ujarnya dengan bibir yang terketar ketar.
"Astaga, kalian kenapa bisa ada disini?" Tanya Jisoo khawatir.
"K-kita kabur dari mansion" sahut Rose
"Ayo ikut kita" Jisoo sama Jennie langsung saja membantu Rose membawa Lalice memasuki mobil.
Akhirnya sekarang Rose bisa bernafas lega karena ketemu sama sosok baik yang sudi membantunya bersama kembarannya itu.
Tekan
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Until We Meet Again✅
FanfictionPerpisahan yang tidak pernah diinginkan akhirnya terjadi membuatkan ke4 saudara saling tidak mengenali. Akankah takdir mempertemukan mereka kembali? Siblings 📌 Blackpink 📌