Waktu sudah menunjukkan pukul 12 tengahari dan sekarang Lalice lagi memasukkan perlengkapan Rose kedalam tas soalnya Rose sudah bisa pulang.
Awalnya Rose ingin ikut membantu namun Lalice tidak membiarkannya untuk ikut membantu "Sudah selesai. Sekarang kita pulang ya. Taksi juga sudah menunggu" ujar Lalice.
"Ayo" sahut Rose
Dengan tangan yang bergandengan mereka berganjak keluar dari rumah sakit.
Tadi pagi Chanyeol sudah datang untuk membesuk pacarnya itu tapi tidak lama kemudian dia terpaksa pulang karena pekerjaannya namun dia sudah membayar biaya pengobatan Rose walaupun Rose sama Lalice sudah menghalangnya untuk membayarnya.
"Hati hati Chaeng" ujar Lalice ketika Rose memasuki taksi.
"Iya Li" sahut Rose yang langsung saja menyandarkan kepalanya dipundak Lalice yang duduk disampingnya "Li, kita jalan jalan dulu yuk"
"Kita harus pulang. Eonnie baru saja keluar dari rumah sakit. Butuh banyak istirahat" ujar Lalice.
Rose mempoutkan bibirnya "Tapi Eonnie bosen Li. Ayo dong" rengeknya.
"Ya sudah, kita ke cafe saja deh. Sekalian kita makan siang disana" sahut Lalice
"Setuju!" Sahut Rose.
Taksi yang dinaiki oleh mereka akhirnya menuju ke cafe yang akan menjadi tujuan mereka.
:
"Apa Papa menelfon Eonnie?" Tanya Jennie yang menikmati satu porsi cake chocolate nya itu.
"Tadi pagi Papa sudah menelfon Eonnie kok. Katanya dia belum ketemu sama Mama dan adek kembar kita" sahut Jisoo.
Raut wajah Jennie sontak menjadi sedih "Aku sudah kangen banget sama mereka. Mereka pasti sudah gede ya" lirihnya.
Jisoo ikutan sedih "Semoga saja suatu hari nanti kita bisa ikut berkumpul bersama. Kuncinya kita harus sabar saja"
Jennie mengangguk singkat. Hah~ kapan si mereka bisa kembali berkumpul bersama?
Dengan tangan yang bergandengan pasangan kembar ini memasuki cafe "Duduk dipojokan?" Tanya Lalice.
Rose menatap sekeliling cafe. Sedetik kemudian, matanya memicing ketika menyadari sosok seseorang "Sepertinya itu dia" gumamnya pelan.
Namun Lalice masih bisa mendengarkannya "Siapa?" Bingungnya.
Rose menujuk kearah seseorang "Itu cewek yang hampir menabrak Eonnie"
Lalice memicingkan matanya "Jennie!" Gumamnya dengan marah.
Dengan tangan yang terkepal emosi dia berganjak menghampiri Jennie. Rose bergegas menyusul Lalice sebelum adeknya melakukan sesuatu yang berbahaya untuk mereka.
"Jennie-ssi!" Panggil Lalice.
Jennie sama Jisoo sontak menatap kearahnya "Ada apa? Ingin tandatangan aku?" Tanya Jennie dengan santai.
Lalice melotot. Heol! Apa gadis didepannya itu pikir kalau dia adalah penggemarnya? Ck!
Brakkk
Dengan kasarnya Lalice meletakkan amplop diatas meja "Ambil kembali uang kamu Jennie-ssi!"
"Li, jangan marah marah" tegur Rose mengusap punggung sang adek.
"Sepertinya kita pernah ketemu deh" ujar Jennie yang memperhatikan Rose.
"Bisa kalian tenang" tegur Jisoo "Mendingan kalian duduk duluan" lanjutnya.
Lalice menghela nafasnya dengan kasar dan berganjak duduk dibangku kosong disusul oleh Rose yang duduk disampingnya.
"Jadi Lalice, apa kamu ingat sama aku?" Tanya Jisoo yang memang masih mengingati sosok yang pernah membantunya itu.
Lalice mengangguk singkat "Dan aku punya urusan sama adek kamu Jisoo-ssi" datarnya.
Jisoo mengernyit "Apa yang sudah adek aku lakukan?"
Lalice menatap Jisoo dengan serius "Adek kamu sudah hampir menabrak Eonnie aku! Dia juga menginjek harga diri Eonnie aku dengan mengatakan kalau Eonnie aku memang sengaja ingin ditabrak bahkan dia dengan kurang ajarnya melemparkan uang dimuka Eonnie aku!" Jelas Lalice dengan emosi.
Jisoo melotot. Ditatapnya sang adek dengan tatapan yang serius "Jennie, apa itu benar?!"
Jennie menunduk "M-mianhe. Waktu itu aku panik makanya aku tidak sengaja" cicitnya dengan pelan.
"Ck, apa kalian pikir dengan kekayaan kalian itu kalian bisa menginjek harga diri seseorang hah!?!" Ternyata Lalice masih marah nih.
Jisoo menghembuskan nafasnya dengan kasar. Dia beralih menatap Rose "Siapa nama kamu?"
"A-ah, nama aku Rose" sahut Rose dengan kaku.
Jisoo tersenyum tipis "Baiklah Rose-ssi, aku ingin meminta maaf atas kelakuan kurang ajar adek aku itu. Dia memang sudah keterlaluan" dia beralih menyenggol Jennie.
Dengan wajah yang sedih Jennie beralih menatap Rose "Maaf. Aku benar benar merasa bersalah. Aku minta maaf atas kata kata dan perlakuan aku waktu itu. Mianhe jeongmal mianhe"
"Ck, sok merasa bersalah" cebir Lalice.
Rose menyenggol sang adek dan memberi isyarat agar adeknya itu diam "Sudah lah. Tidak apa apa Jennie-ssi, Jisoo-ssi. Aku sama adek aku kesini juga karena ingin mengembalikan uang kamu. Aku tidak butuh uang itu. Aku sadar kalau aku memang miskin tapi aku masih punya tangan dan kaki untuk bekerja" ujarnya.
"Sebagai ucapan permintaan maaf dari aku, aku akan mentraktir kalian. Kalian bisa pesan apa saja yang kalian inginkan" ujar Jennie dengan tulus.
"Kalau aku ingin cafe ini, apa kamu bisa membelinya?" Tantang Lalice.
"Kalau itu yang kamu inginkan, akan aku belikan" sahut Jennie.
"Dasar tidak waras" gerutu Lalice namun sedetik kemudian dia kembali bungkam setelah melihat sang Eonnie melotot garang.
"Rose-ssi, Lalice-ssi, pesan saja apa yang kalian inginkan. Jangan sungkang" ujar Jisoo.
"Ya sudah deh" dengan santainya Lalice memesan makan siang untuk dirinya dan juga Eonnie kembarnya itu. Dia memang masih marah sama Jennie si tapi rejeki jangan pernah ditolak:v
Akhirnya ot4 ya🤣
Tekan
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Until We Meet Again✅
FanfictionPerpisahan yang tidak pernah diinginkan akhirnya terjadi membuatkan ke4 saudara saling tidak mengenali. Akankah takdir mempertemukan mereka kembali? Siblings 📌 Blackpink 📌