Baru saja tiba didepan pintu ruang inap Rose, keluarga Park itu dikagetkan dengan beberapa orang Dokter dan juga suster yang berlari memasuki ruang inap Rose.
"Tolong tunggu diluar" ujar seorang suster menghalang mereka masuk.
"Sus, ini ada apa?!" Panik Lalice.
"Kami mendapat code merah dari ruang inap ini. Sekarang Dokter lagi memeriksa kondisi pasien" jelas suster itu sebelum berganjak memasuki ruang inap Rose.
"Chaeng" lirih Lalice terduduk lemes dilantai dingin rumah sakit itu.
"Kita doakan saja yang terbaik untuk Chaeyoung hurm" ujar Seojoon mengelus punggung sang anak.
Jennie pula ikut terduduk dilantai dingin rumah sakit itu dengan gelisah "Ya Tuhan. Tolong jangan mengabulkan permintaan aku waktu itu. Aku tidak ingin kehilangan adek aku lagi" batinnya ketakutan.
Didalam ruang inap Rose, terlihat Dokter Joy bersama Dokter Jinyoung lagi berusaha mengembalikan detak jantung Rose.
Mesin detak jantung Rose menunjukkan garis yang tidak normal membuatkan para Dokter mati matian berusaha untuk mengembalikan detak jantungnya.
"Ada satu cairan asing yang menghentikan detak jantungnya!" Panik Joy.
"Kita harus segera mengeluarkan cairan itu" sahut Dokter Jinyoung.
Tittttttt
Pergerakan mereka semua terhenti. Ditatapnya mesin yang sudah menunjukkan garis lurus bersamaan dengan sosok yang sudah tidak bernyawa itu.
"Andwae" lirih Dokter Joy.
"Yerin, coba cek cctv ruangan ini. Siapa yang sudah meracuni pasien" arah Dokter Jinyoung.
"Baiklah" suster Yerin langsung menjalankan tugasnya. Dia mengeluarkan ponselnya dan mengecek rekaman cctv "Ternyata benaran ada yang ingin membunuh pasien" ujarnya.
Dokter Jinyoung menghela nafasnya dengan kasar. Sebagai seorang Dokter, dia benar benar merasa bersalah karena tidak berjaya untuk menyelamatkan pasiennya itu.
"Maaf, Rose-ssi sudah pergi meninggalkan kalian semua" dengan menahan tangisannya, Dokter Joy menjelaskannya.
"Tidak mungkin!" Sentak Lalice "Tadi Dokter bilang kalau kondisi Chaeng sudah stabil! Tapi kenapa sekarang Dokter bohong?!" Lanjutnya marah.
"Maaf Lalice-ssi. Waktu kamu meninggalkan ruang inap Rose-ssi, ada seorang pria yang memasuki ruang inap ini dan menyuntikkan racun kedalam infus Rose-ssi. Racun itu yang bikin detak jantung Rose-ssi terhenti" jelas Dokter Jinyoung mewakili Dokter Joy.
"Andwae!! Itu tidak mungkin! Chaeng tidak akan pergi tinggalin aku!" Teriak Lalice yang langsung berlari memasuki ruang inap kembarannya.
Seojoon bersama Double J juga bergegas ikut masuk.
"Chaeng! Hiks bangun Chaeng! Mereka bohong! Kamu tidak mungkin tinggalin aku" isak Lalice berusaha membangunkan sosok yang sudah tidak bernyawa itu.
Sesak. Dada Lalice benar benar sesak. Rose adalah kembarannya dan kepergian Rose sama seperti kepergian separuh jiwanya "Hiks andwae! Ini tidak mungkin" isaknya terduduk lemes disamping brankar Rose.
Seojoon, pria yang kelihatan kuat itu juga sudah meneteskan air matanya. Dia baru saja ketemu sama anak yang dicarinya selama ini tapi kenapa anaknya itu malah pergi?
"Bangun Park Chaeyoung! Itu nama sebenar kamu bukan?! Eonnie sudah disini sayang. Jichu Eonnie kamu sudah ada disini. Buka mata kamu Chae" teriak Jisoo menggenggam tangan dingin Rose. Percuma Ji. Sekeras apa pun teriakan kalian, sosok yang sudah pergi itu memang tidak akan kembali lagi.
"Rosie, bangun sayang. Jenjen Eonnie kamu juga sudah ada disini" ujar Jennie mengelus pipi sang adek "Bangun Rosie! Jangan menghukum Eonnie seperti ini! Eonnie tidak bermaksud sama kata kata Eonnie! Ayo bangun Rosie!! Eonnie janji tidak akan mengulangi kesalahan Eonnie lagi!" Jennie mula terisak "Hiks kamu adek yang penurut bukan? Jadi, ayo bangun. Eonnie akan membawa kamu pulang" isaknya.
"Sekarang apa Eonnie puas? Tuhan sudah mengabulkan keinginan Eonnie. Eonnie tidak akan ketemu sama Chaeng lagi bahkan untuk selama lamanya. APA EONNIE PUAS HAH?!" Lalice berteriak marah diakhir kata.
"Eonnie juga tidak ingin semua ini terjadi Lisa!!" Sahut Jennie meninggikan suaranya. Dia sadar kalau dia memang salah tapi apa berhak dia dihukum seperti ini?
Selama bertahun tahun dia mencari keberadaan adeknya dan setelah bertemu adeknya, adeknya itu malah pergi dan tidak akan kembali lagi.
"Kalau Chaeng pergi aku juga harus pergi!!" Teriak Lalice menyambar pisau yang kebetulan ada dinakas dan dia berusaha melukakan dirinya sendiri.
Seojoon dengan segera memegang kedua tangannya itu "Jangan Lisa!" Teriaknya.
"Lepasin aku Pa! Biarin aku mati! Aku hanya ingin bersama Chaeyoung!! Aku hanya mau Chaeyoung!!" Teriak Lalice meronta ronta.
"Tenang Lisa-ya. Eonnie mohon,jangan seperti ini" isak Jisoo.
Dokter Joy menghampiri mereka dan langsung menyuntikkan satu cairan kepada Lalice. Perlahan lahan yeoja itu mula melemah dan Seojoon langsung membuang pisau yang dipegang oleh anaknya itu.
"Hiks Chaeng. Don't go" lirihnya sebelum dia tidak sadarkan diri.
Jennie terduduk lemes dilantai. Dia terus saja menyalahkan dirinya atas apa yang terjadi. Andai saja dia tidak mengusir kedua adeknya itu, Rose pasti tidak akan masuk rumah sakit "Hiks Rosie" isaknya.
Tekan
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Until We Meet Again✅
FanfictionPerpisahan yang tidak pernah diinginkan akhirnya terjadi membuatkan ke4 saudara saling tidak mengenali. Akankah takdir mempertemukan mereka kembali? Siblings 📌 Blackpink 📌