Sedari tadi Seojin terus mendumel kesal sama Yeongha soalnya suaminya itu masih belum menemukan keberadaan Lalice dan juga Rose.
"Ini sudah hampir 2 bulan mereka kabur! Gimana kalau mereka sudah ketemu sama mantan suami aku itu hah?!" Marah Seojin.
"Ya itu urusan kamu, bukan urusan aku" santai Yeongha "Aku sudah tidak ingin peduli soal mereka. Terserah mereka saja mau kabur kemana. Mungkin saja sekarang mereka sudah pada mati" tanpa mendengar jawaban dari sang istri, dia langsung berganjak pergi dari sana.
"Gila!" Umpat Seojin marah "Pokoknya gue tidak bisa biarin mereka ketemu sama Seojoon! Kalau mereka ketemu, sudah pasti Seojoon akan tahu perlakuan gue sama mereka selama ini. Bisa bisanya gue bakalan dituntut" gumamnya ketakutan.
*
*"Apa yang terjadi?!" Jisoo dan Jennie berlari memasuki perusahan dengan nafas yang memburu. Sekarang sang Papa lagi punya urusan diluar kota makanya mereka yang harus datang ke perusahan.
"Kerjasama perusahan kita sama perusahan RJEntertaiment ditolak. Bahkan mereka bilang kalau kita sudah mengambil dana perusahan mereka sebanyak 1 miliyar. Kita harus membayar mereka dengan segera" jelas Irene.
Double J itu melotot "Apa apaan ini?! Kapan kita mengambil dana perusahan mereka huh!?" Sentak Jennie dengan marah.
Irene menggigit bibir bawahnya "S-sebenarnya, mereka juga bilang kalau kita mengambil ide dari perusahan LNEntertaiment. Berkas yang LNEntertaiment sama persis seperti yang berkas perusahan kita siapkan" lanjutnya.
"Gimana bisa?! Aku sendiri yang menyiapkan berkas itu!" Ujar Jisoo.
"Sepertinya ada yang membocorkan berkas kita itu" sahut Irene.
"Sial! Siapa orangnya?! Apa dia salah satu karyawan kita!?" Tanya Jisoo.
Irene menggeleng "Tidak. Semuanya sudah diselidiki dan karyawan kita tidak bersalah"
"Terus siapa?" Bingung Jennie.
"Mungkin saja orang terdekat kalian. Kalian harus menyelidiki soal ini. Ini bisa bikin imej perusahan kita kelihatan buruk" sahut Irene.
Double J itu saling tatap dengan tatapan yang sulit diartikan. Tidak mungkin kedua adek angkat mereka itu bukan?
*
Sedari tadi Rose terus bolak balik dari kamar mandi. Dia terus memuntahkan isi perutnya yang memang kosong itu. Ah, kepalanya saat ini benar benar pusing dan itu juga salah satu alasan dia tidak pergi bekerja.
Ingin menelfon Lalice namun dia tidak ingin mengganggu adeknya yang mungkin masih berada didalam kelas itu.
"Arghhh" dia menggigit bibir bawahnya bagi menahan teriakannya. Badannya benar benar terasa sakit.
Darah bahkan ikut mengalir keluar dari hidungnya membuatkan dia bergegas membersihkannya.
Dengan nafas yang memburu, Rose berganjak duduk disamping kasurnya itu. Sakit, benar benar sakit. Air matanya sudah mengalir keluar "Hiks Lisa-ya" isaknya lirih.
Jennie dan Jisoo tiba dimansion dengan raut wajah keduanya yang terlihat capek. Mereka kelihatan bingung untuk mencari sosok yang sudah membocorkan berkas perusahan mereka itu.
"Luna!" Panggil Jisoo.
Tidak butuh waktu yang lama, Luna berlari menghampiri mereka "Iya Nona?"
"Apa kamu ada masuk kekamar saya?" Tanya Jisoo serius.
Luna menggeleng "Tidak ada Nona. Kenapa?"
"Berkas perusahan saya hilang. Tapi anehnya berkas itu ada sama musuh saya" jelas Jisoo.
"Apa mungkin itu ulah Nona Rose?" Sambar Luna.
"Maksud kamu apa Luna?!" Tanya Jennie.
"Maaf Nona, tapi aku pernah melihat Nona Rose memasuki kamar Nona Jisoo pas kalian tidak ada dimansion. Dia juga keluar dengan membawa sesuatu ditangannya. Saya pikir itu mungkin berkas yang dimaksudkan oleh Nona Jisoo" jelas Luna.
Melihat wajah Luna yang serius itu membuatkan Jisoo dan Jennie terdiam. Apa benar sesuatu yang dikatakan oleh pembantu mereka itu?
"Aku juga pernah melihat Rosie di cafe bersama Leon. Waktu itu aku pikir mereka mungkin memang kenal atas urusan keluarga tapi setelah mendengar penjelasan Luna, aku malah pikir kalau apa yang dikatakan sama Luna ini ada benarnya" ujar Jennie secara tiba tiba.
"Jadi maksud kamu, Rose yang melakukan semua itu? Tapi atas alasan apa?" Tanya Jisoo.
"Tadi aku melihat Nona Rose muntah. Bisa jadi dia hamil" timpal Luna mengompori.
"Hamil?!" Jisoo dan Jennie terbeliak kaget.
"Sepertinya kita salah membawa orang asing masuk kedalam kehidupan kita!" Datar Jennie.
Dengan nafas yang memburu dia berlari kekamar Rose yang berada dilantai atas itu.
"Rosie!!"
Brakkk
Dibukanya pintu kamar itu dengan kasar membuatkan Rose terlonjak kaget "Jennie Eonnie?" Bingung Rose.
"Ikut aku!" Dengan kasarnya Jennie menarik Rose menuju kelantai bawah.
Rose yang ditarik itu hanya mampu mengikuti Jennie dengan pasrah soalnya dia sudah tidak punya tenaga untuk melawannya.
Setibanya dibawah, Rose dihempaskan dengan kasar membuatkan yeoja itu meringis kesakitan "Apa yang Eonnie lakukan!?" Itu bukan teriakan Rose namun itu teriakan Lalice yang berlari menghampiri kembarannya.
Seharusnya sekarang dia lagi bekerja namun gara gara firasatnya yang tidak enak itu, dia memutuskan untuk pulang. Namun sepertinya firasatnya itu memang benar.
Konflik kecil si:)
Tekan
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Until We Meet Again✅
FanfictionPerpisahan yang tidak pernah diinginkan akhirnya terjadi membuatkan ke4 saudara saling tidak mengenali. Akankah takdir mempertemukan mereka kembali? Siblings 📌 Blackpink 📌