-26-

1.6K 249 34
                                    

Sudah hampir 3 jam Rose dimasukkan kedalam ruangan UGD namun tidak ada tanda tanda kalau Dokter bakalan keluar menghampiri Lalice yang sekarang sudah tertidur dibangku didepan ruangan.

Sedari tadi juga Sehun menjadikan pundaknya sebagai bantalan untuk Lalice. Dia sama sekali tidak ada niatan untuk mengganggu istirahat yeoja disampingnya itu.

"Bro" Chanyeol berlari kearah mereka dengan nafas yang memburu. Dia baru saja tiba dari bandara setelah menerima panggilan dari Lalice. Beberapa hari ini dia memang lagi berada di luar kota si makanya dia tidak punya waktu untuk bertemu sang pacar "Gimana kondisi pacar gue?"

"Dokter belum keluar" sahut Sehun "Lo duduk saja duluan. Lo juga pasti capek bukan?" Lanjutnya.

Chanyeol mengusap wajahnya dengan kasar dan beralih duduk dibangku didepan Sehun "Gue ngerasa bersalah banget. Seharusnya gue ada disamping dia disaat dia membutuhkan gue" lirihnya.

"Ini bukan salah elo kok" ujar Sehun. Mereka berdua memang sudah saling mengenali soalnya keduanya pernah berada dikampus yang sama.

"Eungh" mendengar percakapan kedua namja itu membuatkan Lalice terbangun "Apa Dokter belum keluar?"

"Belum si. Kamu lanjut tidur saja" sahut Sehun.

Lalice menggeleng dengan helaan nafas kasarnya "Aku takut" lirihnya.

Tangannya langsung saja digenggam oleh Sehun "Tenang saja. Semuanya pasti bakalan baik baik saja"

"Kamu sudah ngomong sama keluarga angkat kamu itu?" Tanya Chanyeol.

Lalice terkekeh miris "Keluarga angkat? Aku sama Chaeng sudah tidak punya siapa siapa. Mereka sudah membuang aku sama Chaeng"

"Kenapa bisa!?" Kaget Chanyeol.

Lalice menghela nafasnya. Dia menceritakan semua masalah yang terjadi dan kedua namja didepannya itu hanya fokus mendengarkan ceritanya.

"Apa mungkin itu hanya akal akalan si Luna itu saja?" Komentar Sehun.

"Bisa jadi si" sahut Chanyeol "Tapi kenapa dia melakukan semua itu?"

Lalice menggedikkan bahunya dengan acuh "Aku juga tidak tahu si. Selama ini aku sama Chaeng sudah menganggap dia seperti teman"

"Ya sudah lah. Suatu hari nanti kebenaran pasti kebongkar juga kok" ujar Sehun menenangkan Lalice.

Bersamaan dengan itu, pintu ruangan UGD dibuka dan keluarlah Dokter Joy yang menghampiri Lalice "Kondisinya drop. Sel kanker itu sudah hampir merusakkan salah satu organ pentingnya" jelasnya.

"Apa tidak ada cara untuk dia sembuh?" Tanya Chanyeol.

"Untuk sekarang kita hanya bisa melakukan kemoterapi. Itu juga membutuhkan persetujuan dari pihak keluarga" sahut Dokter Joy.

"Lakukan saja kemoterapinya Dok" timpal Lalice.

"Untuk sekarang Rose-ssi belum sadarkan diri jadi kami belum bisa melakukan kemoterapi. Kita harus menunggu dia sadar duluan" jelas Dokter Joy.




























Waktu makan malam tiba dan sekarang Double J lagi menikmati makam malam mereka bersama Seojoon yang baru pulang itu.

"Oh iya, dimana Rose sama Lalice? Apa mereka masih belum pulang kerja?" Bingung Seojoon.

Kedua anaknya itu sontak menelan ludah mereka dengan kasar "Mereka sudah pergi Pa" sahut Jisoo pelan.

"Pergi!? Kenapa mereka pergi!?" Ada rasa tidak rela dihati Seojoon ketika mendengar tentang kepergian kedua anak angkatnya.

Jennie sama Jisoo hanya diam. Mereka tidak ada jawaban diatas pertanyaan sang Papa "Apa kalian mengusir mereka!?" Tebak Seojoon dengan wajah yang serius.

"Bukan aku Pa tapi Jennie!" Sahut Jisoo dengan cepat. Dia tidak ingin dimarahi sang Papa.

"Jadi little J, kenapa kamu mengusir mereka?" Tanya Seojoon yang kini sudah menatap Jennie sepenuhnya.

Jennie membasahi bibir bawahnya. Jisoo yang tidak tega melihat adeknya ketakutan itu akhirnya memilih untuk menjelaskan semua yang terjadi.

Seojoon menatap kedua anaknya secara bergantian setelah Jisoo menyelesaikan penjelasannya "Apa kalian sudah menyelidiki semuanya?" Tanya nya serius.

"Tidak Pa. Tapi Luna tidak mungkin berbohong bukan?" Sahut Jennie pada akhirnya.

"Dan Rose sama Lalice juga tidak mungkin berbohong bukan? Lagian untuk apa mereka mengambil berkas perusahan? Apa kepentingan berkas perusahan itu untuk mereka coba?" Tanya Seojoon "Ayo ikut Papa"

Dengan bingungnya Double J itu bangkit dan menyusul sang Papa yang ternyata memasuki ruangan CCTV yang memang ada dimansion mereka.

Seojoon mula mengotak atik computer didepannya itu dan terpampang lah rekaman CCTV minggu yang lalu.

Deg

Mata Jisoo dan Jennie melotot ketika melihat rekaman yang menampilkan Luna memasuki kamar Jisoo dan mengambil berkas yang ada diatas meja kerja jisoo.

Bukan itu saja, mereka juga dapat melihat Luna menyerahkan berkas itu kepada sosok Leon yang berdiri dibelakang gerbang mansion bahkan Leon menyerahkan banyak uang kepada Luna.

"Si sialan itu!" Jennie menggeram marah.

"Tahan emosi kamu Jennie! Gara gara emosi kamu itu, kamu mengusir orang yang tidak bersalah!" Ujar Seojoon tegas.

"Maaf Pa" lirih Jennie.

"Maaf kamu juga sudah tidak ada gunanya. Lalice sama Rose bahkan sudah pergi dari sini dan mungkin saja kita tidak akan bisa ketemu sama mereka lagi!" Ujar Seojoon dengan datar. Dengan kecewanya dia berganjak pergi meninggalkan kedua anaknya.

"Jen" Jisoo mengusap punggung sang adek.

Jennie pula hanya diam. Kata kata sang Papa tadi membuatkan dia kembali mengingati kata kata yang sudah dia lontarkan kepada Rose. Astaga, gimana kalau Tuhan benar benar mengabulkan keinginannya dan mereka tidak akan ketemu lagi?















  Tekan
   👇

Until We Meet Again✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang