Pagi tiba dan si kembar itu juga sudah pulih dari sakit mereka. Sekarang mereka sudah berada dimeja makan untuk menikmati sarapan mereka.
Sejujurnya mereka gugup karena Seojoon terus menatap kearah mereka "Jadi, yang mana Rose, yang mana Lalice?" Tanya Seojoon.
"A-aku Rose dan ini Lalice, adek aku" sahut Rose canggung.
Seojoon terkekeh kecil "Kalian tidak perlu canggung sama Om. Santai saja ya"
"Maaf ya karena sudah merepotkan Om" ujar Rose merasa bersalah.
"Kalian tidak merepotkan sama sekali. Om malah senang dengan kehadiran kalian. Kalian mengingatkan Om sama anak kembar Om" sahut Seojoon.
"Anak kembar?" Timpal Lalice.
Seojoon tersenyum miris "Anak kembar Om dibawa pergi sama mantan istri Om" sahutnya.
Rose sama Lalice sontak saling tatap dengan tatapan yang sulit diartikan. Apa yang dimaksudkan oleh Seojoon itu adalah mereka? Ah, pasti tidak mungkin. Mereka tidak boleh terlalu berharap. Lagian tidak mungkin mereka anak kepada pengusaha terkenal itu.
"Anggap saja ini seperti di rumah kalian sendiri ya" lanjut Seojoon.
"Baiklah Om. Terima kasih" sahut Rose mewakili sang adek.
"Ya sudah. Habisin sarapan kalian" timpal Jisoo "Lice, kamu berangkat bareng Eonnie ya. Eonnie akan menghantar kamu kekampus"
"Dan Rosie, kamu berangkat bareng Eonnie" ujar Jennie.
Kedua kembar itu mengangguk "Nee Eonnie" kompak keduanya.
*
Lalice menghela nafasnya dengan kasar. Tidak ada yang seru dikampus itu dan dia merasa kesepian. Andai saja kembarannya disana, pasti ianya akan menjadi seru.
"Ngelamun apaan si?" Tanya Ryujin mendudukkan dirinya disamping Lalice disusul oleh Yeri.
"Gue bosen si. Andai saja kembaran gue ada disini, pasti seru" sahut Lalice.
"Memangnya elo tidak bosen berduaan sama Rose mulu? Sudah dari kecil kalian bersama bukan?" Tanya Yeri penasaran.
Lalice terkekeh kecil "Bosen? Gue tidak pernah bosen si. Dia sudah menjadi sebahagian dari hidup gue" sahutnya "Dan kalau dia pergi dari hidup gue, gue bahkan tidak yakin apa gue masih bisa hidup apa tidak"
Kedua sahabatnya itu saling tatap. Mereka berdua dengan kompak beralih merangkul Lalice "Sudah lah, jangan dipikirin soal itu. Rose pasti tidak akan meninggalkan elo" ujar Yeri
Ryujin mengangguk setuju "Kalian pasti akan bersama selama lamanya" lanjutnya.
"Penyakit itu yang bikin gue tidak yakin kalau dia masih bisa bersama gue" batin Lalice sendu.
*
Sedari tadi Rose terus melamun dikasir. Dia memutuskan untuk bekerja di toko bunga bahkan dia sudah mengundurkan diri di restaurant dan juga cafe. Walaupun gaji di toko bunga itu tidak semahal gaji di restaurant dan cafe, dia tetap memilih untuk bekerja di toko bunga karena dia tidak tega meninggalkan ahjumma Jung yang membutuhkan dirinya untuk mengurus toko bunga itu.
"Melamun apaan hurm?" Rose sontak tersadar dari lamunannya
"Chan?! Kamu kenapa bisa ada disini?!" Kagetnya.
"Buat ketemu sama kamu lah. Tadi aku ke cafe tapi Jeongwoo bilang kalau kamu sudah mengundur diri. Memangnya ada apa?" Tanya Chanyeol khawatir.
"Aku kabur dari mansion"
"Nde?! Kenapa bisa?"
Rose menjelaskan semua yang terjadi bahkan dia ikut menjelaskan soal Jennie dan Jisoo yang membantunya bersama kembarannya itu.
"Brengsek banget tuh Om!" Guman Chanyeol dengan marah.
"Tidak perlu dipikirin soal itu Chan. Aku juga memang sudah lama ingin kabur dari mansion" ujar Rose.
"Jadi sekarang kamu tinggal sama keluarga Park itu?"
Rose mengangguk "Mereka baik banget"
Chanyeol tersenyum "Syukurlah. Aku merasa lega kalau kamu bertemu sama sosok yang baik. Ingat ya, kalau apa apa terjadi, tolong kabarin aku. Aku khawatir banget sama kalian"
"Iya Chan. Maaf ya"
"Iya sayang"
Rose tersenyum malu. Ah, panggilan sayang dari sosok yang dia cintai itu sering saja membuatkan dirinya salah tingkah.
:
:Tatapan tajam yang dilontarkan oleh Double J itu membuatkan cowok yang duduk didepan mereka itu menelan ludahnya dengan kasar.
"Apa lagi yang ingin kamu bahas!?" Tanya Jisoo datar.
Cowok itu berdehem "Jisoo-ssi. Sepertinya saya sudah menjelaskan tujuan saya. Sekarang saya hanya membutuhkan persetujuan dari kamu"
"Untuk apa saya harus bersetuju dengan rencana yang bisa bikin perusahan saya bankrup?" Sahut Jisoo
"Ayolah Jisoo-ssi. Perusahan kamu tidak akan bankrup. Saya yakin dengan kerjasama kita ini, perusahan kita pasti akan menjadi perusahan yang terkaya diseluruh dunia"
"Leon-ssi. Apa kamu tidak mendengar kata kata Mrs Jisoo? Dia tidak setuju sama rencana kamu ini jadi tolong jangan terus memaksa!" Timpal Jennie dingin.
"Ck, kalian jangan terlalu sombong. Saya yakin suatu hari nanti perusahan kalian akan bankrup dan saat itu juga kalian akan melutut didepan saya untuk memohon bantuan saya" sinis Leon.
"Sepertinya anda sering berhalu ya. Leon-ssi. Hentikan lah omong kosong kamu itu. Perusahan kami tidak akan pernah setuju sama rencana gila kamu itu bahkan perusahan kami tidak akan pernah bekerjasama sama perusahan kamu!" Ujar Jennie datar.
Leon menatap kedua cewek didepannya itu dengan tatapan yang sulit diartikan "Baiklah kalau itu keputusan kalian, saya tidak bisa menghalang. Selamat bersenang senang" dia bangkit dan berganjak pergi dari sana.
Helaan nafas kasar Jennie sontak kedengaran "Menyebalkan" gerutunya
Jisoo terkekeh kecil "Sudah lah, lupakan saja. Mendingan sekarang kita menjemput adek kita. Sudah jam makan siang nih"
Jennie melirik jam dipergelangan tangannya "Aku akan menjemput Rosie. Kita ketemuan di restaurant langganan kita saja" ujarnya diangguki oleh sang kakak.
Tekan
👇

KAMU SEDANG MEMBACA
Until We Meet Again✅
Fiksi PenggemarPerpisahan yang tidak pernah diinginkan akhirnya terjadi membuatkan ke4 saudara saling tidak mengenali. Akankah takdir mempertemukan mereka kembali? Siblings 📌 Blackpink 📌